Thursday, August 30, 2007

Cerita Hari Ini - 054


Bahasa


Pagi ke Mount Alvernia Hospital nengok Pak Andreas Yewangoe, Ketua PGI, yang mau operasi di sana. Ada "urat kejepit" di punggungnya. Minggu ini rupanya lagi banyak orang Indonesia yang ke sini untuk urusan kesehatan; medical check up, berobat atau operasi. Dari Senin, Selasa, Rabu, Kamis ada terus.

Pas saya datang, Pak Yewangoe sudah mau dibawa ke ruang operasi. Seperti biasa suster nanya ini itu dulu. Karena ngomongnya singlish, Pak Yewangoe kesulitan ngertiin -- Tempo hari teman yang orang Amerika juga kesulitan dengan bahasa Inggris sini. Habis laen, katanya -- Jadilah saya penerjemah dadakan :).

Bukan karena saya bisa, tapi lebih karena biasa. Saya sudah beberapa kali nengok orang yang mau operasi. Jadi sudah ga asinglah dengan pertanyaannya. Lagian dari bahasa tubuh si suster bisa “kebaca” artinya. Ngerti hasil nebak dan nembak. Hehehe. Bahasa kan ga melulu soal skill, tapi juga soal kebiasaan.

Pulang dari rumah sakit terus ke gereja. Naik taxi. Sopirnya ibu-ibu. Sempat ngobrol. Sopir taxi di sini kadang asyik diajak ngobrol. Tapi kadang nyebelin juga. Sudah mukanya "masem", ga ramah, malah ga jarang galakan ia dari kita. Malam ada rapat evaluasi tim Mission Trip Kalimantan di rumah.

Kata Orang - 15


Sympathy



The soul of conversation is sympathy – Jiwa dari setiap pembicaraan adalah perasaan simpati. (Thomas Campbell)

Percikan:
Untuk membuat orang lain merasa dihargai, pasanglah telingamu. Untuk membuat ia merasa diperhatikan, siapkan hatimu.

Cerita Hari Ini - 053


Rumah makan



Hujan lagi nehh. Siang janji ketemu teman dari Jakarta. Ia lagi medical check up di sini. Berangkat berdua Dewi. Kita lunch di Noodle Palace Restaurant di Centre Point. Yang makan antri. Nasi goreng ikan asin dan panggang babinya hau ce. Saya pernah beberapa kali makan di situ, tapi biasanya makan mie.

Jadi inget cerita sukses orang yang buka rumah makan -- kayak Bakmi Gajah Mada, Es Teler 77, Ayam Goreng Suharti, Bakso Lapangan Tembak, Seafood 212, Bakmi Kadin, Soto Bangkong, Kwetiau Akang, Nasi Campur Putra Kenanga, Soto Mie Ciseeng. Asyik kali ya, punya rumah makan laku begitu.

Tapi kata teman, buka rumah makan tuh capek. Ga laku capek pikiran, laku capek badan. Apalagi kalau ngehadapi customer yang reseh bisa tambah capek hati. Sudah banyak maunya, "darah tinggi" pula. Pernah katanya, ia sampai dibentak-bentak oleh pengunjung yang merasa kelamaan nunggu pesanannya keluar.

Namanya manusia memang gampang-gampang susah. Ekspektasinya beragam. Sulit "dipuasin". Maka ga heran kalo customer satisfaction menjadi isu penting dalam dunia marketing -- dari Centre Point saya terus pulang. Dewi lanjut acara istri-istri pendeta. Malam saya ada rapat di rumah teman.

Wednesday, August 29, 2007

Tips n Tricks - 15


Tips : Ekonomis Berkendara


Lakukanlah perawatan kendaraan secara rutin untuk memeriksa dan menyetel kondisi mesin.

Hindari memanaskan mesin terlalu lama sebelum berkendara. Selama mesin bekerja maka bahan bakar tetap terkirim, sehingga banyak BBM yang terbuang sia-sia.

Pertahankan kecepatan kendaraan sedapat mungkin sekitar 70 ~ 80 km/jam.

Hindari kecepatan tinggi yang tidak perlu semakin tinggi kecepatan sebanding dengan tingginya putaran mesin sehingga bahan bakar minyak yang harus dikirimpun semakin besar.

Sesuaikan gigi percepatan dengan kecepatan kendaraan, gunakan gigi rendah untuk menjalankan kendaraan pertama kali.
Contoh: Gigi 1 Kecepatan 0-15 km/jam
Gigi 2 Kecepatan 15-35 km/jam
Gigi 3 Kecepatan 35-50 km/jam
Gigi 4 Kecepatan 50-70 km/jam
Gigi 5 Kecepatan 70 ~ km/jam

Lakukan akselerasi/penekanan pedal gas secara perlahan (bertahap), jangan melakukan secara tiba-tiba karena dapat mengakibatkan terjadinya penambahan bahan bakar secara berlebihan.

Hindari muatan yang berlebihan. Untuk membawa beban yang besar dibutuhkan tenaga yang besar yang berarti bahan bakar yang seimbang.

Matikan mesin saat kendaraan berhenti dalam waktu lama (parkir).

Aktifkan penyejuk udara (AC) dengan temperatur yang tidak terlalu rendah. Hal ini akan membuat kerja kompresor tidak terlalu lama (atau matikan bila perlu).

Jangan meletakkan kaki kiri pada pedal kopling saat berkendara atau berkendara dengan setengah kopling. Ini akan mengakibatkan tenaga mesin tidak sepenuhnya tersalurkan untuk menggerakkan kendaraan.

Gunakan bahan bakar sesuai nilai oktan yang disarankan oleh produsen. Nilai oktan bahan bakar akan menentukan pembakaran yang sempurna, sehingga sangat berpengaruh terhadap tenaga yang dihasilkan oleh mesin.

Gunakan ban dengan kembang dan tekanan angin yang tepat.

(Sumber : Astraworld.com)

Klik :
Kemampuan mengoperasikan sesuatu bisa dipelajari, tapi tidak kemampuan untuk menjalankan sesuatu dengan penuh tanggung jawab.

Tuesday, August 28, 2007

Cerita Hari Ini - 052


Andai


Seharian hujan terus nih. Dari pagi. Hampir-hampir ga ada sinar matahari. Ngosh!! Siang ke Gleneagles. Nengok teman dari Nias yang mau operasi sinus. Dapat kabar dari teman di Jakarta, anak penderita tumor otak yang tempo hari saya dan Kezia tengok hari Rabu lalu meninggal dunia. Pas saya di Kalimantan.

Saya kaget. Ga kerasa mata saya "berkaca-kaca". Waktu kita nengok, ia masih tampak ceria; tertawa, berbincang. Ga ada tanda-tanda mengidap penyakit yang parah. Saya sempat membelai kepalanya sebelum kita berdoa. Ia ganti baju operasi dibantu ayahnya. Berbaring di ranjang. Lalu didorong ke ruang operasi.

Kita ngikutin dari belakang. Ia dadah-dadah sambil "mengulum" senyum malu-malu. Sebelum masuk ke ruang operasi saya sempet memegang tangannya dan bilang, "Tuhan Yesus sayang kamu." Itu terakhir kali saya melihatnya -- Saya berbincang sebentar dengan ibu dan tantenya, lalu pamit pulang.

Sempat terbersit dalam benak saya, andai ia ga dioperasi mungkin malah masih punya waktu untuk hidup lebih lama. Walau cuma beberapa bulan. Argghh!! Terlepas dari kesadaran bahwa hidup ini hanyalah “titipan”, kadang kita ga bisa menghindar dari pertanyaan perandaian macam itu. Doa saya untuk orang tuanya.

Cerita Orang Biasa - 14


Mak Paenah


Usianya 86 tahun. Sejak suaminya terbunuh saat perang kemerdekaan. Sejak saat itu ia menjanda sambil membesarkan anaknya. Menurut pengakuannya, ia cuma punya keahlian menjual pecel. Jadi itulah yang dijadikan penopang hidupnya. Sekarang anak-anaknya sudah mandiri. Tapi Mak Paenah tetap berjualan nasi pecel. Ketika ditanya uangnya untuk apa, dengan polos ia menjawab, "disimpan di bawah bantal, untuk nolong orang, kali ada yang perlu." Lalu kenapa masih kerja di usia setua itu dengan riang ia menjawab, "nganggur itu bikin sakit. Manusia ya harus bekerja." Mak Paenah berjualan di depan kantor DPRD Sumatera Utara. Suatu saat ia menghilang, ternyata pindah ke Lapangan Merdeka. Kenapa pindah, Mak? "Di situ sudah ada yang muda jualan pecel juga. Saya nggak mau bersaing. Rejeki sudah ada yang ngatur. Biar saya yang tua ini yang pindah," jawabnya tanpa emosi. Kemudian Mak Paenah beranjak. Mendorong kereta pecelnya. Roda becaknya sering kempes karena kurang angin. Hari itu ia sudah menjual habis nasi pecelnya. Harganya Rp. 1.500 sepincuk. Murah. Karena dalam berbisnis Mak Paenah punya prinsip sederhana, "Kalau untung jangan banyak-banyak. Itu serakah namanya." (taken from Kompas)

Cermin:
Bekerja adalah pengabdian. Kalaupun bukan untuk orang lain, minimal untuk diri sendiri. Terima kasih, Mak Paenah.

Cerita Hari Ini - 051


Nagabonar


Siang setelah Karen sekolah, berdua Dewi nonton vcd Nagabonar Jadi 2. Waktu film Nagabonar pertama diputer, saya baru kuliah di Jogja. Termasuk film box-office Indonesia. Nagabonar adalah tokoh rekaan Asrul Sani. Sineas Indonesia yang juga menulis skenario film "Titian Rambut di Belah Tujuh" dan "Noesa Penida".

Nagabonar Jadi 2 oke banget. Kaya dengan perenungan cerdas sekaligus menghibur. Yang saya kagum dari Nagabonar: kecintaannya pada bangsa, kejujuran dan kesederhanaannya, serta keteguhan dan ketulusannya dalam berelasi dengan sesama melampaui kecintaan terhadap uang. Good. Relevan dengan masalah “laten” di Indonesia.

Adegan mengharukan ketika Nagabonar tiba di depan patung Jendral Sudirman yang sedang berdiri tegak memberi hormat. Sambil menangis dan menunjuk-nunjuk ke arah mobil-mobil yang berseliweran ia berteriak, “Turunkan tanganmu, Jendral! Tidak semua mereka berhak menerima hormatmu.”

Tahun 2003 lalu patung yang dibangun dengan dana 3,5 milyar di ujung jalan Sudirman itu memang sempat jadi kontroversi -- Malam berdua Karen ke Paragon. Ketemu teman pendeta yang lagi medical check-up di sini. Mampir di Toys r Us sebentar. Pulang antri taxi puaanjang. Biasa Orchard kalau jam 9-10 malam. Jadi naik bis walau umpel-umpelan.

Monday, August 27, 2007

Monday's Story - 14


Saving Private Jason


Film karya Steven Spielberg, Saving Private Ryan, yang diproduksi tahun 1998 dan meraih Oscar kini terjadi di dunia nyata. Pentagon memulangkan Jason Hubbard, serdadu asal Clovis, California yang bertugas di Irak sejak tahun 2005. Alasannya, dua adik kandung Jason, Nathan Hubbard dan Jared Hubbard telah tewas di medan perang Irak. Jason memohon ijin ibundanya untuk diperbolehkan ke Irak sejak kematian adiknya Jared. Misinya sederhana, ingin melindungi adiknya Nathan. Sayangnya, Jason harus menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri ketika Nathan meninggal saat helikopter Black Hawk yang ditumpanginya mengalami kecelakaan. Saat itu, Jason dan Nathan naik dua helikopter berbeda yang berjalan beriringan. Mereka tidak diperbolehkan naik dalam helikopter yang sama untuk menghindari resiko kematian bersama. Dan kematian "memilih" Nathan, orang yang ingin dilindungi Jason. Nathan adalah satu dari 3.725 tentara AS yang tewas sejak Maret 2003. (sumber : Koran Sindo)


Kilasan :
Kematian --sebagaimana kehidupan-- adalah misteri. Tiada terduga. Tidak bisa diatur sesuai kehendak kita. Yang bisa kita lakukan hanyalah menjalani sebaik-baiknya. Berupaya sekeras-kerasnya. Dan berserah sebulat-bulatnya.

Sunday, August 26, 2007

Cerita Hari Ini - 050


Lah Tahzan


Kemarin sempet diajak lunch sama teman-teman GKI Kaput. Makan di Sinar Medan Kelapa Gading. Kepiting lagi :). Kepiting telur asinnya hau ce. Sorenya ke rumah kakak di Serpong. Sempat dipijit dulu. Baru kerasa pegel-pegel sekujur badan. Terus mampir ke Gramedia di Mall Gading Serpong.

Beli buku yang katanya lagi populer. Lah Tahzan, Jangan Bersedih. Karangan DR. Aidh al-Qarni, penulis asal Saudi Arabia. Konon itu buku terlaris di Timur Tengah. Terjemahan Indonesianya juga best seller. Pertama terbit tahun 2003. Tahun 2006 sudah cetakan 36. Ckckck!!

Isinya tentang bagaimana hidup bijak dan bajik. Banyak mengutip ayat Al-Quran, diterapkan dalam topik-topik yang santai dan praktis. Kayak nikmati rasa sakit, jangan bersedih karena kehilangan rejeki, perbanyak membaca dan merenung, hadapi masalah dengan tenang, jangan sedih kalau dizalimi, dsb.

Klise tapi tetap "segar". Ringan tapi ga dangkal. Saya jadi kepikir untuk menulis buku "kayak gitu" bertolak dari Kitab Amsal -- Sore pulang ke Singapore. Naik Value Air. Welcome to the jungle! Tiba-tiba saya koq jadi merindukan Kalimantan :). Pengalaman "berat" memang selalu manis bila dikenang. Hehehe.

What's Up?

Mission Trip Kalimantan - 02
Terentang Baru - Modang - Balai Berkuak -Baran
20-24 Agustus 2007

The Friends :











The Team :











The Happy Me :











The Mark :

What's Up?

Mission Trip Kalimantan - 01,
Terentang Baru - Modang - Balai Berkuak - Baran
20 - 24 Agustus 2007

The Transportation :








The Surrounding :








The Bedroom :








The Bathroom :



Cerita Hari Ini - 049


Ternyata



Kemarin tiba di Pontianak jam 6-an sore. Makan di Pondok Kakap. Siipp. Kepiting asap dan kangkung cah-nya enak sekalee. Mungkin karena laper juga :). Nginep di Hotel Central. Begitu ketemu ranjang langsung duksek. Pules. Tapi jam 6 pagi sudah harus check out. Kembali ke Jakarta naik Batavia Air.

Teman cerita sebetulnya ia paling ga bisa tidur di tempat keras, tapi di mission trip ternyata ia enjoy saja tidur beralas tikar. Sama. Saya juga paling ga tahan kalau mesti duduk lama-lama dengan gerak terbatas, tapi di mission trip no problem dibonceng sepeda motor 5 jam non-stop. Padahal medannya ga ringan.

Manusia adalah mahluk dengan tingkat penyesuaian diri sangat canggih. Kita biasanya bisa kalau harus. Cuma kita suka diperlemah oleh pikiran sendiri. Belum-belum sudah berpikir gimana kalau nanti begini dan begitu. Banyak kuatirnya. Padahal setelah dijalani ternyata oke-oke saja.

Tiba di Cengkareng dijemput teman. Langsung ke Kelapa Gading, janjian ketemu beberapa teman dari BPK Gunung Mulia. Bicarain rencana penerbitan buku-buku rohani populer. Saya diminta jadi konsultannya. Bisa dibilang terobosan baru. Sebab selama ini BPK Gunung Mulia dikenal sebagai penerbit buku-buku teologia “text-book”.

Saturday, August 25, 2007

Cerita Hari Ini - 048


Dedikasi


Hujan deras dari subuh. Seharian ini acara di Baran. Pagi persemian gereja Baran. Kita disambut pake baju adat Dayak. Gereja di Baran lebih “modern.” Sudah ada keyboard. Siangnya main bola sama anak-anak di sini. Seru. Saya senang karena masyarakat di sini menyambut kami dengan baik.

Siang ada acara baptisan. Tapi sumber airnya jauh ke pelosok. Kita diantar naik motor satu-satu. Lewat jalan setapak berbatu-batu. Tempatnya sih okelah, ada air terjunnya. Setelah baptisan kita terus sekalian mandi. Hehehe. Bareng teman-teman pendeta lainnya. Suasana jadi akrab penuh canda.

Selama di sini saya melihat dan belajar banyak hal. Dedikasi teman-teman untuk pelayanan jemaat dan membangun gereja di desa sungguh luar biasa. Padahal medannya berat. Alat transportasi terbatas. Semangat gotong royong masyarakatnya juga besar sekali. Sesuatu yang jarang ditemukan di kota-kota besar.

Malamnya di acara KKR, saya ikut main drama. Kita tidur di gereja gelar tikar. Saya kagum dengan teman-teman pendeta senior di sini. Pendeta Hardi, ketua sinode Gepembri, sama-sama tidur di tikar. Padahal ada anggota jemaat yang nawarin rumahnya untuk pendeta. Nyamuknya makin “gawat” nih. Gigitannya bisa “nembus” baju, Bo! Piuhh!

Thursday, August 23, 2007

Cerita Hari Ini - 047


Mountain Bike


Semalam hujan gede. Pagi peresmian gereja di Modang. Siangnya kita lanjut ke Baran, empat jam perjalanan naik sepeda motor. Medannya berat sekalee. Berbukit-bukit dan rusak berat. Mana licin pula karena hujan semalam. Saya pernah nonton lomba mountain bike di televisi. Eh, sekarang saya ngalamin sendiri :).

Mampir di Balai Berkuak -- tahun lalu GPBB juga mendukung satu gereja di sana. Letaknya lebih ke dalam, tapi lebih "maju". Sudah ada aliran listrik, juga warung-warung yang jualan kebutuhan sehari-hari. Malah di beberapa halaman rumah saya lihat ada meja bilyar. Dari Balai Berkuak ke Baran jalanan makin parah. Piuhh!

Saya kagum dengan teman-teman pendeta dan warga jemaat yang jemput kami. Mereka terampil sekali ngendarain sepeda motor. Pasti ga mudah dengan medan seberat itu. Sambil ngebonceng orang dan bawa barang-barang pula. Ga sedikitpun tampak kelelahan di wajah mereka. Apalagi sampai mengeluh. Salut untuk mereka.

Tiba di Baran jam 6-an sore. Ga ada acara kecuali putar film untuk anak sekolah minggu. Kita nginap di gereja. Gelar tikar. Nyamuknya minta ampun. Terutama agas. Sejenis serangga yang lebih kecil dari nyamuk. Tapi gigitannya ampun-ampun deh. Sakit. Serasa digigit seribu nyamuk. Duuuh.

Cerita Hari Ini - 046


Lagu


Kemarin sore jam 5-an kami tiba di Modang. Perjalanan yang melelahkan -- Tapi katanya besok medannya jauh lebih berat. Ngosh -- Acara sekolah minggu sudah mulai. Untung teman-teman lain berangkat duluan pake sepeda motor waktu mobil kami terjebak. Kita juga sempat mandi di sungai rame-rame. Jadi ingat waktu kecil dulu deh :).

Semalam waktu pimpin KKR diluar dugaan yang datang 80%-nya anak-anak. Padahal saya nyiapin khotbah untuk orang dewasa. Gelagapan deh :). Beda dengan di Terentang Baru, masyarakat di sini masih sangat “baru” dengan kekristenan. Tapi hebatnya mereka sudah hafal lagu-lagu rohani baru kayak “Ya Abba” atau “Hati Sebagai Hamba.”

Lagu memang bisa lebih "nempel” di hati dan ingatan orang daripada khotbah dari mimbar. Berbagai penelitian membuktikan bahwa musik berpengaruh positif terhadap perkembangan jiwa seseorang. Apalagi kalau disertai dengan lirik yang baik. Bisa menenangkan, menguatkan, memotivasi.

Kata teman yang sudah 10 tahun tinggal di sini, ia belum pernah melihat acara seperti ini. Jadi mereka antusias sekali. Walau acara yang kami buat hanya panggung boneka sederhana. Di Modang, udaranya panas. Nyamuknya juga banyak. Kita tidur rame-rame di gereja. Sebagian di bangku gereja, sebagian gelar tiker.

Tuesday, August 21, 2007

Cerita Hari Ini - 045


Transportasi



Pagi-pagi acara baptisan. Disambung peresmian gereja. Yang diundang dari jemaat terdekat. Sebagian mereka datang pake truk. Terutama yang lokasinya agak jauh. Setelah acara di Terentang Baru, kita melanjutkan perjalanan ke Modang. Naik bis. Siang panas terik banget. Debunya ampun deh.

Di sini masalah utama tuh transportasi. Jalanan jelek. Angkutannya terbatas. Jarak dari satu tempat ke tempat yang lain jauh. Ga semua bisa dijangkau dengan kendaraan. Ga jarang harus beberapa kali ganti kendaraan. Kayak ke Modang, kita harus ke Piasak dulu pake perahu. Nyeberang Sungai Kapuas. Masih nyambung lagi pake truk terbuka.

Ga heran kalau banyak daerah pedalaman Indonesia jadi “terisolir” karena minimnya sarana dan prasarana transportasi. Secara ekonomi, pasti jadi mahal. Sistim distribusi barang jadi lebih sulit. Pelayanan kesehatan jadi tidak maksimal. Pendidikan juga ikut terpengaruh karena sulitnya mencari guru. Sad.

Tadi ban mobil kami sempat terjebak. Mesti diderek. Malamnya saya pimpin KKR. Hari ini Kezia ulang tahun. Saya ga bisa telpon. Ga ada signal. Saya berdoa khusus untuk ia. Saya berharap suatu saat ia dan Karen bisa ikut mission trip ke daerah pedalaman dengan fasilitas seadanya. Itu akan memperkaya rohani mereka. Happy Birthday, Kez.

Cerita Hari Ini - 044


Mission Trip



Kumpul di Cengkareng jam 4.30 pagi. Naik Sriwijaya jam 6.00. Yang ikut 12 orang. Tapi yang 4 orang hanya sampai besok. Mereka cuma nganter rombongan yang hendak meninjau. Sampai bandara Supadio Pontianak jam 7.20. Disambut Pendeta Hardi dan teman-teman tim yang sudah lebih dahulu tiba.

Pendeta Hardi ini luar biasa. Usianya 65 tahun. Tapi semangatnya sangat besar. Ia masih aktif pelayanan keluar masuk daerah pedalaman. Bersama istrinya. Salut. Setiap orang memang punya “panggilan” dalam hidupnya. Yang penting bagaimana kita menjalaninya dengan penuh komitmen.

Pontianak dikenal sebagai kota Katulistiwa. Karena dilalui garis katulistiwa.
Dari Pontianak rombongan terus ke desa Terentang Baru. Masih termasuk daerah Kabupaten Pontianak. Naik bis kecil. 4 jam-an. Jalanannya jelek. Berdebu. Mana bisnya juga ngebut lagi. Istri Pak Hardi sampai terpental dari kursinya.

Sampai di Terentang Baru jam 11.30 siang. Gerejanya sederhana. Belum selesai di bangun. Dindingnya campuran semen dan kawat baja dibentuk lembaran kayak tripleks. Katanya itu khas Kalimatan dan juga tahan gempa. Belakangnya hutan. Katanya lagi, di balik hutan itu ada banyak transmigran lokal.

Sunday, August 19, 2007

Cerita Hari Ini - 043


Sinetron


Hari ini ga ada tugas khotbah. Tapi pagi-pagi ke gereja. Ada rapat panitia Natal. Terus lanjut pimpin Persekutuan Pelaut. Setelah itu ada kebaktian syukur HUT GPBB ke 12. Khusus mengundang pengkhotbah dari Jakarta. Siang pulang ke rumah. Sempat main monopoli bareng Kezia dan Karen. Terus ke airport. Hari ini saya berangkat Mission Trip.

Ke Jakarta naik value air. Tiba sudah malam. Saya nginap di hotel airport karena besok jam 4 subuh harus kumpul di airport. Terus ke Pontianak naik Sriwijaya Air. Beberapa teman sebenarnya nawarin nginep di rumahnya. Tapi ngerepotinlah. Lagian tanggung juga cuma beberapa jam. Di hotel saya sempat nonton RCTI. Acara sinetron.

Baru tahu kalau ternyata sekarang televisi juga menayangkan sinetron kristiani. Kayak “Aku Terlahir Kembali” atau “Mukjizat Itu Nyata.” Lengkap dengan lagu rohani sebagai soundtrack-nya. Good. Dulu saya pernah bermimpi untuk melihat tayangan sinetron seperti itu waktu sinetron jenis “Hikmah” dan “Hidayah” membanjiri televisi.

Menurut saya, penyampaian pesan-pesan kristiani tuh ga melulu harus “formal” dari mimbar misalnya. Atau kalau lewat media seperti televisi, radio atau koran, ga melulu harus dalam bentuk tayangan khotbah. Bentuk-bentuk yang kreatif seperti sinetron, acara musik, kuis, feature, atau bahkan artikel konsultasi bisa jadi sarana yang baik juga.

Cerita Hari Ini - 042


Ringan


Siang Dewi dan Karen nemenin teman-teman dari Jakarta ke China Town. Saya berdua Kezia ke Mount Elizabeth. Ada anak dari Jakarta usia 9 tahun yang kena tumor otak. Dan harus segera menjalani operasi. Ia anak tunggal. Argghh hidup ini memang tidak bisa diduga jalannya. Misteri.

Waktu ke sana anak itu ceria-ceria saja. Mungkin karena masih anak-anak, ia tidak terlalu paham akan “resiko” yang ada di depannya. Kalau orang dewasa kan, karena sudah tahu malah akhirnya jadi kepikiran. Tambah beban. Penyakit malah jadi tambah berat. Tidak bisa menikmati hidup.

Dari anak-anak kita bisa belajar bahwa hidup ini kalau dijalani dengan “ringan”, maka tidak ada alasan untuk tidak ceria di tengah penderitaan seberat apapun. Waktu Kezia tanya kenapa anak itu bisa tumor, saya kehilangan kata-kata menjawabnya. Jujur, ssaya sendiri tidak tahu jawabnya.

Banyak hal dalam hidup ini yang memang tidak bisa dijelaskan dengan logika. Hanya bisa diterima dengan iman. Bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini adalah untuk tujuan baik. Susah pun senang. Tawa pun tangis. Sakit pun sehat. Yang perlu kita lakukan adalah just jalani sebaik-baiknya. Hidup ini bukan punya kita.

Friday, August 17, 2007

Cerita Hari Ini - 041


Sejarah


Hari ini Hari Kemerdekaan Indonesia. Kata teman, 17-an sekarang isinya cuma lomba-lomba gitu saja. Ga khidmat. Saya ingat ketika masih tinggal di Jogja dulu, tiap tanggal 17 Agustus orang se-RT ngumpul. Terus ada satu orang “sesepuh” bercerita kilas balik zaman perjuangan dulu. Good.

Kisah-kisah lama tentang kiprah para pejuang bangsa perlu terus dipelihara; diceritakan dari generasi ke generasi. Supaya setiap generasi itu ga lupa sejarah. Karena seperti yang diungkapan Aristoteles, manusia digerakkan oleh sejarah. Kualitas kita ditentukan dari apa yang kita pelajari dalam sejarah.

Betul, sejarah itu sudah berlalu. Dan ga akan terulang. Tapi masa lalu penting untuk dijadikan cermin melangkah ke depan kan. Pula, dengan mengenal sejarah kita juga jadi bisa lebih menghargai bangsa sendiri. Konon rasa nasionalisme bangsa Indonesia tuh makin lama makin tergerus zaman. Jangan-jangan karena lupa sejarah :)

Pagi hujan deras. Siang aada beberapa teman lain dari Jakarta yang datang ke rumah. Mereka liburan ke sini. Rumah makin ramai deh :). Agak sore Dewi, Kezia dan Karen pergi temenin tamu. Saya ga ikut. Mesti dampingi Family Fellowship daerah Bukit Batok. Pulangke rumah jam 23-an.

Cerita Hari Ini - 040


Indonesia Raya


Pagi hujan deras. Sampai siang. Seterusnya mendung. Cuaca bener-benar ga bisa diduga nih. Malam persekutuan doa jemaat di gereja. Tema Indonesia Merdeka. Khusus berdoa buat Indonesia. Di akhir acara kita menyanyikan lagu Indonesia Raya. Termasuk dua bait yang lagi jadi kontroversi.

Indonesia Raya diciptakann tahun 1924 oleh Wage Rudolph Supratman. Konon karena ia merasa tertantang setelah membaca artikel: "Manakah Komponis Indonesia yang Bisa Menciptakan Lagu Kebangsaan Indonesia yang Dapat Membangkitkan Semangat Rakyat?", di Majalah Timboel terbitan Solo.

Pertama kali diperdengarkan saat Kongres Pemuda 1928 lewat gesekan biolanya. Hanya instrumen karena larangan pemerintah Hindia Belanda. Sejak itu Indonesia Raya “booming”. WR Supratman meninggal 17 Agustus 1939. Tanpa pernah menyangka, setiap tanggal itu lagu ciptaannya serentak dikumandangkan rakyat Indonesia.

Indonesia Raya dengan durasi 3 menit 49 detik adalah lagu kebangsaan terpanjang di dunia. Lagu itu telah membakar semangat juang rakyat Indonesia pada "masa pergolakan" dulu. Menghidupi semangat lagu itu jauh lebih penting daripada sekadar meributkan satu atau tiga stanza.

Wednesday, August 15, 2007

Cerita Hari Ini - 039


Teroris


Di stasiun MRT biasa diputer film televisi tentang bahaya terorisme. Diceritakan dalam film itu seorang pemuda "aneh" membawa tas mencurigakan. Ia menaruh tas itu di kolong kursi, lalu ngeloyor pergi. Penumpang yang melihat segera melapor ke petugas. Maka selamatlah MRT dari serangan teroris.

Kalau modus terorisme "cetek" begitu mah dunia ga usah cemas atuh. Masalahnya teroris sekarang sudah canggih. Bom bunuh diri kayak yang di Bali dan di Hotel Marriott beberapa waktu lalu. Lebih "gila" lagi kasus mega teror 9-11-2001 di Amerika. Teroris membajak pesawat terus ditabrakin ke sasaran. Piuhh!

Kata ”terrorism” pertama kali dipakai pada masa Rezim Teror di Perancis (1793-1794). Waktu itu maknanya positif, sebagai cara terbaik untuk mempertahankan kemerdekaan. Setelah Revolusi Perancis maknanya berubah, merujuk kepada kekejaman pemerintah yang memenggal kepala pembangkang dengan pisau guillotine.

Manusia makin pintar; teknologi makin canggih, terorisme juga makin hebat -- Malam teman-teman dari Jakarta datang. Asyik. Rumah jadi ramai. Banyak makanan Indonesia pula; soto betawi "Babe", mpek-mpek, otak-otak, bika ambon, kerupuk "kampung", plus Indomie kari ayam spesial :).

Cerita Hari Ini - 038


Wuihh!!


Siang nengok ayah teman dari Jakarta yang sedang berobat di sini. Ngobrol dengannya asyik. Ia banyak menulis buku seputar bangunan-bangunan antik di banyak negara. Bersama istrinya ia senang "menjelajah" ke berbagai belahan dunia. Sudah lebih dari 150 negara yang mereka kunjungi. Wuihh!!

Yang bikin saya makin "takjub", mereka juga banyak pergi ke tempat-tempat yang “ga biasa”. Daerah-daerah eksotik gitu. Pernah ke Lhasa, Tibet. Pernah menelusuri peninggalan suku Inca di Mexico. Pernah mengarungi Sungai Amazone. Bahkan pernah ke Kutub Selatan. Wuihh!! Itu tempat-tempat yang saya impikan.

Clare Jones, co-writer buku “Unforgettable Things to Do Before You Die”, bilang: “Setiap kita memiliki keinginan untuk keluar dari kehidupan normal dan melakukan sesuatu yang berbeda; yang melibatkan keseluruhan jiwa, raga, dan roh.” -- Betul. Melakukan sesuatu yang “ga biasa” tuh bikin "hidup lebih hidup".

Suatu saatlah saya akan "lakoni". Menjejaki Tibet, mengarungi Amazone, menjelajahi Kutub Selatan. Wuihh!! -- Malam ada rapat di gereja. Minggu ini acara di gereja padat sekali. Puncaknya hari Minggu Ul-tah GPBB -- BTW, saya koq jadi sering lapar ya. Malam sudah makan, tengah malam lapar lagi. Bingung.

Tuesday, August 14, 2007

Cerita Hari Ini - 037


Istri


Hari ini ga kemana-mana. Beres-beres rumah. Lusa beberapa teman dari Jakarta mau dolan ke sini. Nginep di rumah. Sipp. Minggu ini di Indonesia long weekend. Seperti biasa S'pore "ketiban rejeki". Turis dari Indonesia pada masuk. Dan salah satu “anugerah” saya tinggal di sini, teman kalau ke sini ga usah report cari hotel. Hehehe.

Sore ada acara syukuran pembukaan restoran teman di daerah Kembangan. Dekat Changi. Naik MRT penuh. Hampir dari ujung ke ujung berjubel. Padahal baru jam 5-an. Kayaknya di sini MRT selalu penuh. Ga siang ga sore. Kalau jam kantor jangan ditanya. Baru kosong melompong kalau jam 23-an ke atas.

Teman tanya, “Istri ga ikut?” Saya jawab, “Ga bisa. Anak-anak les.” Teman itu bilang, “Itulah pengorbanan istri. Ngelepas keinginan ini-itu untuk full ngurus rumah." Betul juga. Apalagi pekerjaan rumah tangga tuh ga gampang -- ngurus anak, ngatur rumah. Ibarat manajer dengan jam kerja yang panjang!

Kerap orang beranggapan kerja identik dengan "menghasilkan uang". Jadi kalau istri "hanya" jadi ibu rumah tangga, ga dianggap kerja. Menurut saya, itu keliru. Pekerjaan rumah juga nguras tenaga, pikiran, dan emosi yang ga kecil. Ga kurang "mulia" dibanding dengan bekerja mencari uang.

Monday, August 13, 2007

Fresh From The Oven - 03


New Books
Dedicated For You



Apakah seorang pendeta selalu terhindar dari kejadian buruk? Apakah hidupnya selalu mulus berkarpet merah? Pernahkah ia marah? Kecewa? Menghadapi godaan? Kesal? Pernahkah kakinya gentar melangkah? Apakah hidupnya dari mimbar ke mimbar? Enak nggak sih jadi pendeta?

Ayub Yahya membuka diary-nya. Sebuah catatan kehidupan yang “tak biasanya dibuka”. Dan mengizinkan kita membaca hari-harinya. Untuk apa? Seperti kata Ayub di pengantar bukunya — harapannya sederhana: dengan membaca catatan-catatan harian ini, orang bisa tertawa, tertegun, ngangguk-ngangguk kepala, dan berguman, “Iya, ya.” Itu saja.


Inilah dua buku kisah keseharian seorang Ayub Yahya. Sebagai pendeta, ayah, suami, kerabat, “kakak”, dan sahabat. Apa adanya. Bagaimana ia menanggapi berbagai “kejutan” di hari-harinya. Dan bagaimana ia memandang berbagai kejadian secara spontan. Disampaikan dengan santai, sederhana dan terkadang lucu. Sebuah bacaan yang tak biasa.

Pada mulanya dari Catatan Harian di blog. Lalu dipoles, dirapihkan, setiap hari diberi judul. Bahkan beberapa ditulis ulang. Jadi nggak samalah dengan yang di blog. Segera tersedia di toko buku.

Sunday, August 12, 2007

Cerita Hari Ini - 036


Guru


Tadi setelah kebaktian ada "presentasi" teman dari Komunitas Air Mata Guru -- Kelompok guru yang berjuang melawan kecurangan dalam praktek Ujian Nasional. Dibentuk oleh 27 orang guru di Medan yang sejak bulan Mei lalu ngalamin intimidasi, teror, pemecatan dan pemotongan gaji karena kejujuran mereka.

Saya benar-benar ga habis pikir, kok ada sekolah yang malah mendorong siswanya berbuat curang. Dengan sengaja mereka ngebagiin jawaban ujian nasional kepada para siswa, demi ngejar "target" kelulusan. Sad. Padahal apa gunanya lulus 100% kalau ternyata kualitasnya malu-maluin? Sebuah "retorika" gombal.

Cilakanya pejabat pemerintah malah ikut "bermain di air keruh". Sigh. Ujung-ujungnya demi duit dan jabatan juga. Tapi nasib guru di Indonesia secara umum memang memprihatikan. Fasilitas rendah, kesejahteraan minim. Rasanya ga adil juga terlalu nyalahin guru yang terpaksa tunduk terhadap tekanan para "pejabat durno”.

Walau bukan berarti bisa ditolelir. Kecurangan bagaimana pun harus diberantas. Lebih-lebih dalam dunia pendidikan, cikal bakal masa depan bangsa -- Malam ada briefing untuk tim yang mau berangkat ke Kalimantan Barat minggu depan. Mission Trip. Saya ikut. Rencana kita seminggu di sana.

Cerita Hari Ini - 035


Liga Inggris



Liga Inggris mulai lagi. Bareng dengan Liga Jerman. Menyusul liga-liga negara lain di Eropa. Tapi dibanding liga lain, Liga Inggris memang lebih ciamik. Paling banyak penggemarnya. Agak bertolak belakang dengan prestasi klub-klub Inggris -- apalagi kesebelasan nasionalnya -- di pentas Eropa dan dunia.

Cuma sekarang di Indonesia hak siar Liga inggris dipegang Astro TV. Jadi kalau mau nonton harus langganan. Bayar. Dari sisi bisnis wajar sih. Siaran televisi Liga Inggris tuh bisnis trilyunan rupiah. Konon untuk kontrak 2007-2010 TV kabel Sky Sport dan Setanta (pemegang hak siar Liga Inggris) harus merogoh kocek 1,7 milyar Euro.

Selama ini masyakat Indonesia memang sudah terlanjur dimanjakan dengan siaran televisi gratis -- Tapi ada hikmahnyalah, konon di beberapa RT di Jakarta sekarang ada fenomena baru: nonton bareng Liga Inggris. Urunan langganan Astro. Makin seru, sekaligus memperakrab plus siskamling :).

Saya sendiri sejak di sini setahun lalu, praktis ga pernah nonton sepakbola di televisi. Ga langganan TV kabel. Paling ngikutin beritanya di internet -- Siang pimpin kebaktian pemberkatan nikah di gereja. Di sini "bagusnya" kalau ada yang menikah, teman-teman gereja full terjun. Kompak.

Friday, August 10, 2007

Cerita Hari Ini - 034


Richter


Dapat kabar dari teman, kemarin Jakarta gempa. Katanya sempat panik juga. Pusat gempa di barat laut Indramayu, tapi getarannya terasa sampai ke Jawa Tengah dan Sumatera. Piuhh!! "Uniknya" walau terjadinya di Indonesia, tapi yang nyiarin duluan justru CNN. Lengkap dengan laporan langsung via telpon. Real time.

Konon itu "gempa dalam" terbesar dalam kurun 40 tahun terakhir. BMG mencatat 7 Skala Richter. United States Geological Survey menyebut 7,5 Skala Richter. Untung pusat gempa cukup dalam, 289 km di bawah laut. Jadi ga sampai tsunami -- Saya percaya setiap peristiwa alam pasti ada "pesan". Semoga manusia "menangkapnya".

Skala Richter tuh ukuran gede gempa. Ditemukan Charles Francis Richter, ahli gempa asal Amerika, tahun 1935. Sebelum menjadi ahli gempa, Richter sebetulnya pengen ngedalami astronomi. Tapi karena tawaran dosen pembimbingnya, ia lalu bergabung di tim laboratorium seismologi. Dan tawaran sang dosen itu ga sia-sia.

Mancing nihil. Dari kemarin siang ga dapet satu ekor pun. Padahal laut segede gitu, umpan pun aneka rupa -- cumi, udang, ikan hidup, ikan mati. Ngosh. Ikan-ikan kecil sih dapat banyak. Hasil mancing iseng anak-anak dan para istri :). Siang pulang. Mampir di pasar ikan di daerah Mersing, tapi tutup. Hiks. Bahkan "mancing" di pasar ikan pun ga dapet!

Thursday, August 09, 2007

Cerita Hari Ini - 033


Kelong


Mancing. Berangkat dari rumah teman jam 6.30. Konvoi 4 mobil, 6 keluarga. Nyampe Tanjung Leman jam 10-an. Di imigrasi Singapore-Malaysia-nya padat. Kalau liburan, orang Singapore banyak yang dolan ke Malaysia. Mirip dengan orang Jakarta yang liburan pada dolan ke Puncak atau Cipanas lewat Gadog.

Dari Tanjung Leman naik boat 30 menit-an ke kelong dekat Pulau Sibu. Saya lihat yang mau mancing banyak juga. Kelong tuh tempat pemeliharaan ikan di tengah laut. Mirip dengan jermal kalau di Indonesia. Oleh pemiliknya sekalian dijadikan tempat "wisata mancing". Ide kreatif. Good.

Ada yang bilang, "hitam putihnya" dunia ini banyak ditentukan oleh orang-orang kreatif. Tapi saya kira kreatifitas (kemampuan berpikir "beda") akan sia-sia kalau ga didukung keberanian untuk mencoba (dan sedikit berspekulasi), kerja keras (gigih, ulet), plus tentu saja kemampuan untuk "menjual" :).

Tiba di kelong langsung persiapan mancing. Tapi saya lebih banyak ngelihatin :). Habis ga nguasai. Peralatan mancing sekarang "jelimet". Banyak sekali "macam-macamnya". Dulu mancing paling tali diiketin ke bambu. Hehehe. Kita makan dan tidur rame-rame. Sederhana. Pengalaman bagus buat anak-anak.