tag:blogger.com,1999:blog-233245552024-03-22T05:17:05.302+08:00ayub yahyaHidup seumpama sebuah sungai; mengalirlah. Dengan keyakinan di mana pun kita “terdampar”, di situ Tuhan menyediakan sesuatu yang baik. Maka, berdamai dengan kenyataan itu indah.ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.comBlogger929125tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-6104299032255642952011-03-22T08:34:00.000+08:002011-03-24T08:45:03.392+08:00Renungan Hari Ini 05<div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV">Tidak Harus Spektakuler<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV">Bacaan </span>Alkitab<span lang="SV">: 1 Raja-raja 19:9-13 <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="SV">Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa. </span></i><span lang="SV">(1 Raja-raja 19:12b) <i style="mso-bidi-font-style: normal;"><o:p></o:p></i></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;"><span lang="SV">Seorang teman saya berkata begini, “Hidup saya ini biasa-biasa saja. Saya tidak pernah merasakan pengalaman rohani yang luar biasa; sesuatu yang menakjubkan, yang bisa membuat saya atau orang lain yang tahu tercengang. Karena itu tidak ada yang bisa saya ceritakan sebagai kesaksian.” – Bisa jadi banyak orang seperti teman saya itu, yang menganggap pengalaman rohani, atau pengalaman dengan Tuhan, mesti dalam wujud kejadian-kejadian yang luar biasa, hebat, di luar akal. Seperti sembuh dari sakit parah, yang dokter sendiri sudah angkat tangan, setelah didoakan Pendeta Anu. Atau selamat dari kecelakaan fatal, setelah menyerukan nama Tuhan Yesus berulang-ulang. Pokoknya kejadian yang spektakuler. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;"><span lang="SV">Padahal sebetulnya pengalaman dengan Tuhan juga bisa kita nikmati dalam peristiwa biasa dan sehari-hari. Seperti yang digambarkan dalam bacaan Alkitab hari ini. Elia sangat tertekan karena hidupnya terancam. </span>Ia lalu melarikan diri ke Gunung Horeb. Dikatakan, datanglah angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecah bukit-bukit. Tetapi tidak ada Tuhan di sana (ayat 11). Begitu juga dalam gempa dan api, tidak ada Tuhan di sana. Sampai kemudian datanglah angin sepoi-sepoi, dan Elia merasakan kehadiran Tuhan (ayat 12-13).</div><div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">Ya, melalui kejadian-kejadian sesehari kita pun dapat merasakan pengalaman dengan Tuhan. Seperti ketika kita bangun dari tidur dan menghirup udara segar, atau ketika melihat anak-anak yang tengah bermain gembira. Masalahnya, maukah kita membuka mata hati kita untuk melihat dan merasakan kehadiran Tuhan di sana? </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="SV">Percikan hikmah:</span></i></b><span lang="SV"> </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="FI">Kehadiran Tuhan bisa kita rasakan dan alami dalam kejadian sehari-hari</span></i><span lang="FI"><o:p></o:p></span></div>ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-39549720550412179502011-03-14T08:19:00.000+08:002011-03-14T08:19:42.103+08:00Renungan Hari Ini 04<!--StartFragment--> <br />
<div class="MsoNormalCxSpFirst"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Mengapa Ini Terjadi?<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoNormalCxSpMiddle"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Bacaan Alkitab: Mazmur 42:1-6<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoNormalCxSpMiddle"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="FR" style="mso-ansi-language: FR;">Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku ? Berharaplah kepada Allah ! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku ! </span></i><span lang="FR" style="mso-ansi-language: FR;">(Mazmur 42:6)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-indent: 36.0pt;"><span lang="FR" style="mso-ansi-language: FR;">Sungguh tak terperi duka dan derita yang dirasakan Sardiyanto, pria paruh baya yang berasal dari Jawa Tengah itu. Ia selalu meneteskan airmata ketika mengenang peristiwa tragis yang terjadi beberapa tahun silam. Bagaimana tidak, ia harus kehilangan lima anggota keluarganya sekaligus dalam peristiwa naas tragedi hilangnya pesawat Adam Air KI 574 jurusan Surabaya-Manado pada tanggal 1 Januari 2007. Sardiyanto tidak sendirian, ada banyak keluarga lain yang juga turut kehilangan orang-orang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dalam kecelakaan tersebut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-indent: 36.0pt;"><span lang="FR" style="mso-ansi-language: FR;">Ketika kita mengalami peristiwa yang menyedihkan, kerap timbul pertanyaan dalam hati, “Mengapa ini terjadi ? Mengapa saya harus mengalami ini ?” Dan kita tidak menemukan jawabannya. Ya, dalam hidup ini ada banyak peristiwa yang terjadi tanpa alasan atau jawaban yang memuaskan. Bencana alam yang meluluhlantakkan dan meninggalkan luka sedemikian dalam, penyakit berat yang tiba-tiba datang mendera tubuh, kegagalan demi kegagalan, dan persoalan yang seolah-olah tidak berujung.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle" style="text-indent: 36.0pt;">Begitulah, banyak hal dalam hidup ini yang terjadi begitu saja. Maka baiklah kita meresponnya bukan dengan gugatan atau pun protes, tetapi dengan hati yang berserah dan tetap bersyukur. Seperti pemazmur yang dalam segala duka dan derita, tekanan jiwa dan kegelisahannya yang dialami, ia berharap kepada Allah dan tetap bersyukur kepada-Nya (ayat 6). Maka, marilah kita berhenti mencari jawaban. Jalani saja hidup ini dengan rela. Mungkin itu tidak serta merta akan menyelesaikan masalah, tetapi minimal tidak akan menimbulkan masalah baru atau menambah berat masalah yang sudah ada. </div><div class="MsoNormalCxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="SV" style="mso-ansi-language: SV;">Percikan hikmah:</span></i><span lang="SV"> </span></b><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Berdamai dengan kenyataan kerap merupakan jawaban dari banyak pertanyaan</i></div><!--EndFragment-->ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-34612551979686001422011-03-13T20:10:00.009+08:002011-03-15T02:41:41.519+08:00Catatan Hari Ini 052<div class="MsoNormalCxSpFirst"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b>Susah</b></span></span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoNormalCxSpMiddle"><div class="MsoNormal"><span style="mso-fareast-font-family: Cambria; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">Kadang kesusahan itu baik. Dan perlu. Karenanya tidak selalu ia harus kita “musuhi” atau “sesali”. Walau juga tidak perlu dicari-cari. Bayangkan apa jadinya kalau hidup kita melulu bahagia; hanya ada tawa riang dan gelimang kelimpahan, tidak ada duka sama sekali. Malah bisa berdampak buruk.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="mso-fareast-font-family: Cambria; mso-fareast-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-no-proof: yes;">Mungkin kita jadi “keenakan”, lalu kita lalai; hidup serampangan dan sembarangan. Mungkin kita juga jadi malas, merasa puas dengan segala yang ada, lalu kita tidak mau lagi belajar, akibatnya kita tidak bertumbuh; tetap segitu-gitunya. <span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">Dan yang lebih celaka, kalau kemudian kita abai terhadap Tuhan, seolah-olah mampu hidup dengan kekuatan sendiri. </span>Nah, apa tidak bahaya itu? </span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="mso-fareast-font-family: Cambria; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">Kesusahan itu alarm alam, bahwa kita harus selalu “eling lan waspada”; jangan sombong, selalu mawas diri. Kesusahan juga bisa menjadi pendorong untuk kita hidup lebih baik, <span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US; mso-no-proof: yes;">lebih matang, lebih berkualitas. Atau seumpama “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">ujian</i>”, supaya kita naik kelas; tidak terus duduk di Sekolah Dasar. </span></span></div></div>ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-72359634070091630002011-03-11T18:09:00.000+08:002011-03-11T18:09:45.700+08:00Catatan Hari Ini 051<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div class="MsoNormal"><b><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Hati</span></span></b><br />
<br />
Perilaku, pikiran dan perasaan kita bersumber dari hati. Dari hati yang baik akan muncul perilaku, pikiran, dan perasaan yang baik. Sebaliknya, dari hati yang busuk akan menyebar pula kebusukan. Baik-buruknya perilaku, pikiran, dan perasaan pada akhirnya akan menentukan bahagia-derita kita.<br />
<br />
Jadi, sebetulnya cerah-suramnya kehidupan kita tidak terletak pada segala apa diluar diri kita – suasana sekitar, harta benda, jabatan, atau apa pun – tetapi terletak dalam hati kita. Kita boleh memiliki segala-galanya, tetapi kalau hati kita buram dan penuh cela, maka suram pulalah hidup kita.<br />
<br />
Maka, menjaga hati dari semua “kotoran” dan “sampah kehidupan” itu perlu – Seperti ungkapan bijak ini: Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan – Sebab itulah kunci ketenangan hidup. Caranya, dengan selalu mengevaluasi dan introspeksi diri. Lebih dari itu, dekatkan diri senantiasa dengan Sang Sumber Hidup.</div>ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-29997249120684701702011-03-09T22:24:00.000+08:002011-03-09T22:24:06.593+08:00Catatan Hari Ini 050<div class="MsoNormal"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Murtad</span></span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Seorang teman yang beragama A bilang, kalau saya beralih ke agama A, maka sucilah saya, dan kelak sorga akan menjadi bagian saya. Akan tetapi kalau ada orang dari agama A, lalu beralih ke agama lain maka murtadlah ia, dan neraka akan menjadi bagiannya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Lha, koq begitu? Jadinya relatif dan subjektif? Kalau, misalnya, setelah beralih agama, hidup saya lalu menjadi lebih baik; tidak berangasan lagi, tidak korupsi lagi, lebih mengasihi dan menghargai sesama, batin juga terasa lebih tentrem ayem, bahagia sejahtera; apa itu salah?</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Murtad, tidakkah itu berarti: ketika dengan sadar dan sengaja saya melakukan tindakan-tindakan tercela yang justru mencoreng dan menjadi promosi buruk bagi agama saya; ketika tindak dan ucap saya malah membuat orang menjadi antipati terhadap agama saya? Tidakkah demikian?</div>ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-2678454060031268942011-03-08T13:07:00.003+08:002011-03-10T12:32:42.562+08:00Catatan Hari Ini 049<div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b>Andaikan</b></span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Andaikan semua orang itu hidup dalam kesadaran, bahwa kita adalah mahluk yang fana; tidak selamanya berada di dunia ini, cepat atau lambat kita akan “pergi”. Dengan tidak membawa apa-apa pula, kecuali sepotong jejak; sebuah kenangan di hati dan benak orang-orang yang kita tinggalkan.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Mungkin tidak akan ada orang yang serakah, atau yang mau mengorbankan apa saja, termasuk iman, kehormatan, dan hati nuraninya untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan. Tidak akan ada orang yang tega menindas dan sewenang-wenang terhadap sesamanya dengan alasan apa pun.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dunia akan adem tentrem. Dan kita hidup dalam harmoni; saling mengasihi, saling respek tanpa kecuali; tidak dibatasi tembok-tembok suku, agama, atau pun status sosial. Masing-masing “mengantri” panggilan Tuhan dengan tenang dan damai.</div>ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-634618785159076302011-03-07T22:15:00.000+08:002011-03-07T22:15:29.137+08:00Renungan Hari Ini 03<div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Terpeleset Kulit Jeruk<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Bacaan Alkitab: 1 Samuel 17:40-58<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-autospace: none;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ketika orang Filistin itu menujukan pandangnya ke arah Daud serta melihat dia, dihinanya Daud itu karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya.” </i>(1 Samuel 17:42)</div><div class="MsoNormal"><o:p> </o:p> </div><div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">Pada tahun 1911, Bobby Leach, seorang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">stunt-man,</i> terjun di air terjun Niagara dalam sebuah tong baja rancangan khusus. Ia selamat hanya dengan cedera ringan. Kisah keberaniannya menjadi buah bibir dimana-mana. Beberapa tahun kemudian, Bobby Leach diberitakan meninggal dunia di New Zealand. Penyebabnya “sederhana.” Saat berjalan kaki di New Zealand, ia terpeleset kulit jeruk. Jatuh. Patah kaki parah. Lalu mengalami komplikasi, dan akhirnya meninggal.</div><div class="MsoNormal"> Kita bisa saja sanggup menghadapi bahaya besar, tapi justru kalah dengan tantangan kecil. Kita siap berhadapan dengan masalah besar, tapi kelimpungan ketika berhadapan dengan masalah sepele. Kita bisa tegar menahan gempuran “air terjun Niagara”, tapi tidak berdaya karena “kulit jeruk”. Begitulah risiko kalau kita lalai, menganggap remeh, atau merasa hebat.</div><div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">Itu juga yang terjadi pada Goliat ketika menghadapi Daud. Ia menganggap remeh “anak kecil” yang kemerahan dan elok parasnya itu (ay. 43). Merasa “besar” dan sanggup mengatasinya dengan mudah. Tapi sejarah mencatat akhir tragis sang Pendekar kebanggaan bangsa Filistin itu. Goliat kalah dan mati (ay. 49). Sebetulnya Goliat telah kalah sebelum batu umban Daud menghantamnya, yaitu saat ia lengah dan meremehkan lawannya.</div><div class="MsoNormal"> Maka selalu waspada itu penting; dalam setiap keadaan dan kesempatan. Jangan lengah. Jangan menggampangkan sesuatu. Jangan menyepelekan tantangan sekecil apa pun. Kelengahan adalah awal dari kejatuhan. Ingat, bahkan sebuah kulit jeruk bisa mematikan seorang Bobby Leach. </div><div class="MsoNormal"><o:p> </o:p> </div><div class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="SV">Percikan hikmah:</span></i></b><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="SV"> </span>Ketika menyepelekan sesuatu, kita menjadi mudah lengah; di situ bahaya mengintip.</i></div>ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-28853336764621422011-03-06T13:05:00.002+08:002011-03-06T13:05:43.221+08:00Catatan Hari Ini 048<!--StartFragment--> <br />
<div class="MsoNormal"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Masalah</span></span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ada masalah yang terjadi karena ulah kita sendiri; kitalah sumber penyebabnya. Bila demikian, ya bertobatlah; koreksi diri, perbaiki diri. Tetapi ada juga masalah yang seolah “diberikan” kepada kita; kita gak salah apa-apa, tetapi seolah “dipaksa” untuk menelannya tanpa bisa menolak.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Bila demikian, jalan terbaik adalah jalani dengan rela. Dan gak usah cari-cari siapa salah. Anggap itu sebagai bagian yang memang sudah digariskan untuk kita. Sambil percaya, kalau Tuhan mengijinkan kita mengalami masalah itu, tentunya Dia sudah mempertimbangkan segala sesuatunya, termasuk kemampuan kita dalam menghadapinya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dan pasti dengan tujuan yang baik pula; entah mungkin Dia ingin mengajarkan sesuatu kepada kita, atau Dia ingin kita melakukan sesuatu yang selama ini gak pernah kita pikirkan. Karena itu tetap dekat-dekatlah dengan-Nya, sehingga kita bisa lebih peka dengan kehendak-Nya.</div><!--EndFragment-->ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-13680795903989918362011-03-05T11:00:00.000+08:002011-03-05T11:00:38.644+08:00Catatan Hari Ini 047<!--StartFragment--> <div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><b>Hasil</b></span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Ketika kita melakukan sesuatu – belajar di sekolah, melayani di gereja, bekerja di kantor, dsb. – gak usahlah mengejar-ngejar hasil; menjadikan hasil sebagai yang pertama dan terutama. Sebab bila hasil yang menjadi fokus, kita bisa jatuh pada penghalalan segala cara. Pula, kita akan kehilangan momen-momen berharga untuk belajar dan bertumbuh.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Kita fokus saja pada usaha kita; lakukan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Atau dengan kata lain, jangan berfokus pada apa yang kita akan dapatkan, tetapi fokuslah pada apa yang bisa kita berikan. Tentang hasil, kita serahkan saja kepada Tuhan. Dia pasti akan menimbang dengan tepat.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dengan demikian kita bisa menjalani “pekerjaan” kita, bukan hanya dengan nikmat, tetapi juga maksimal. Pun bila ternyata kelak, hasilnya gak seperti yang kita harapkan atau duga. Itu gak akan mengurangi kebanggaan kita. </div><!--EndFragment-->ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-70688418845598022832011-03-04T15:05:00.001+08:002011-03-04T16:44:16.878+08:00Catatan Hari Ini 046<div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;"><b><span style="font-size: large;">Klop</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Klop atau cocok atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ngeklik</i>. Orang yang klop itu anugerah – boss, karyawan, rekan sekerja, teman sekost, dsb. – Membuat hidup menjadi lebih mudah, lebih nyaman, lebih berdaya guna. Pendeknya, lebih oke. Dengannya hidup kita akan lebih baik, langkah kita pun akan lebih ringan.<br />
<br />
Sebaliknya boss yang gak klop, karyawan yang gak klop, rekan sekerja yang gak klop, teman sekost yang gak klop, dsb.; bisa jadi duri dalam daging, melemahkan tenaga, merampas kegembiraan, bikin capek hati, capek pikiran. Bahkan untuk urusan yang sederhana pun bisa jadi sulit bin rumit.<br />
<br />
Akan tetapi menemukan orang yang klop itu gak gampang. Dan kadang gak bisa dicari-cari dan direncana-rencanakan. Ia datang begitu saja, muncul begitu saja, <i>ngeklik</i> begitu saja. Maka, bila kamu telah mendapatkan orang yang klop, jaga itu sekuat hati. Gak usah sayang-sayang berkorban untuknya.</div>ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-10044323995052835522011-03-03T21:40:00.002+08:002011-03-04T10:22:37.001+08:00Sekadar Cetusan - 01<div class="MsoNormal"><span style="font-size: large;"><i><b>Kepada Wakil Rakyat</b></i></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Jabatan yang Anda sandang kini bukan warisan atau hadiah; yang bisa Anda pergunakan sesukanya, tetapi titipan yang harus Anda pertanggungjawabkan. Pertama, kepada rakyat yang Anda wakili. Dan kedua, kepada Tuhan.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Jadi kalau pun misalnya Anda bisa "bebas" dari pertanggungjawaban kepada rakyat – karena mungkin mereka bisa Anda <i>“kadalin”</i>. Tetapi Anda tidak akan "bebas" dari pertanggungjawaban kepada Tuhan. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Akan tetapi kalau rakyat saja tidak bisa dikibulin dengan segala kata-kata “luhur” dibalik dana ini itu, studi banding ini itu, apalagi Tuhan. Tuhan melihat ke kedalaman jiwa Anda <i>loh</i>.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Maka, berawas-awaslah. Jangan salah melangkah. Sesungguhnya, kalau mau dibilang, Anda ini sedang berada di tempat yang licin, dengan jurang di kedua sisi jalan Anda; karena godaannya banyak.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Semoga saja akal sehat, nurani yang jernih, niat baik buat bangsa dan negara, itulah yang menjadi tongkat pegangan Anda. Karena hanya dengan itu Anda akan selamat dunia akherat. <i>Wassalam</i><span class="entry-content">.</span></div>ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-19873257685601122292011-03-01T21:04:00.002+08:002011-03-02T20:43:48.570+08:00Catatan Hari Ini 045<strong><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;">Korban</span></span></strong><br />
<br />
Dalam sebuah musibah yang memakan banyak korban – entah kecelakaan lalu lintas massal, entah bencana alam – dari orang yang selamat kadang terlontar ucapan demikian: “Puji Tuhan saya selamat, tidak kurang sesuatu apa. Tuhan rupanya masih sayang dengan saya." <br />
<br />
Terlepas mungkin kalimat itu diucapkan secara spontan; tidak dengan maksud buruk apa-apa, tetapi tetap saja itu sikap tidak patut; menunjukkan kekurangan simpati dan empati terhadap para korban. <br />
<br />
Sebab seolah-olah Tuhan sudah <span class="entry-content"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">tidak menyayangi mereka yang tidak selamat, sehingga lalu membiarkan menjadi korban</span></span>. Daripada mengucapkan kalimat serupa itu – yang tidak mendatangkan manfaat apa-apa; baik bagi diri sendiri, mau pun bagi yang mendengar – lebih baik berdiam diri.ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-56549663682363581842011-02-28T16:28:00.002+08:002011-03-02T01:07:47.276+08:00Renungan Hari Ini - 02<i><span style="font-size: large;"><b>Bahaya Lidah</b></span></i><br />
<div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Bacaan Alkitab: Yakobus 3:1-12</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><i>Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. (Yakobus 3:5a)</i></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Dorothy Nevill adalah seorang penulis Inggris yang hidup pada tahun 1826-1913. Ia dikenal karena kepiawaiannya berbicara dan mempengaruhi banyak orang di zamannya. Suatu waktu ia pernah ditanyakan tentang bagaimana seseorang dapat disebut memiliki kemampuan berbicara yang baik. Ia menjawab, “Seni percakapan yang benar bukan hanya mengatakan hal yang benar pada waktu yang benar, tetapi juga untuk tidak mengatakan hal yang salah dan tidak boleh dikatakan walau ada kesempatan sekalipun.”</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Yakobus mengingatkan tentang pengaruh lidah yang luar biasa, bahwa anggota tubuh yang kecil ini sanggup mencetuskan perkara besar (ay. 5). Ya, tidak jarang susah dan senang, sedih dan gembira, tragedi dan komedi justru berawal dari lidah. Lalu apakah itu berarti lebih baik diam daripada berbicara? Tidak. Yang harus kita lakukan bukan ”tidak memakai” lidah -- dalam arti tidak usah bicara -- tetapi ”memakai” lidah dengan baik, yaitu berbicara untuk sesuatu yang benar pada saat yang benar. Kalau pun harus berdiam diri, berdiam diri dengan benar pula. Untuk itu kita perlu memasang kekang pada lidah (Yakobus 1:26).</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Orang yang dapat mengendalikan lidahnya adalah orang yang hanya akan berkata-kata kalau ia tahu betul kata-katanya itu benar, berarti, menghibur, menopang, dan menjadi berkat bagi yang mendengarnya. Dan yang memilih diam kalau ia tahu apa yang akan dikatakannya tidak jelas kebenarannya, tidak berarti apa-apa, tidak menjadi berkat; malah menyakiti, menimbulkan gosip, dan permusuhan.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><i><b>Percikan hikmah:</b></i> <i>Taklukkan lidah, bukan dengan tidak menggunakannya, tetapi dengan mengendalikannya</i></div>ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-84520131403763541282011-02-28T07:35:00.003+08:002011-02-28T16:33:38.672+08:00Catatan Hari Ini 044<b></b><br />
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: large; font-weight: normal;">Pagi </span></b></div><div style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Setiap pagi yang datang sebetulnya itu adalah petunjuk, bahwa hidup kita, atau waktu yang tersisa buat kita, di dunia ini makin terbatas. Dan kita tidak pernah tahu, berapa pagi lagi yang bisa kita jelang; kita hirup dan nikmati udara segarnya. Mungkin tinggal satu-dua pagi, mungkin juga masih ribuan pagi. Entah.</span><br />
<div class="MsoNormalCxSpMiddle"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Satu hal yang pasti, cepat atau lambat, seperti seorang pelari, akan ada saatnya kita tiba di garis finis. Titik akhir. Dimana di sana segala jerih juang dan keriaan hidup hanya tinggal sebagai kenangan. Tidak ada kesempatan kedua.</span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"><br />
</span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;">Maka, mari kita sambut setiap pagi yang ada dengan syukur. Dan sertai dengan tekad untuk menjalani setiap waktu di depan dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya; sehingga kelak, ketika kita tiba di garis akhir, kita dapat berkata, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik.” </span></div>ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-50278377000533843682011-02-26T17:19:00.001+08:002011-02-26T17:22:01.337+08:00Catatan Hari Ini 043<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><span style="font-size: large;">Agama</span></b></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Agama bukan hanya soal hidup di sana – di akhirat – tetapi juga soal hidup di sini – di dunia ini. Bukan pula soal rumusan ajaran yang hebat-hebat, atau pun serentetan kewajiban yang “luhur-luhur”, tetapi soal hidup sehari-hari.</div><div class="MsoNormal"><span> </span></div><div class="MsoNormal">Jadi kalau agamamu gak membuatmu menjadi pribadi yang lebih baik, lebih welas asih, dan lebih menghargai kehidupan. Dan malah membuatmu menjadi pribadi yang gak toleran, mudah beringas menghadapi yang berbeda, telengas terhadap sesama; bakar, hajar, bunuh. Bukannya menabur kasih sayang, malah menebar kebencian; bukannya membawa kedamaian, malah menumbuhkan ketakutan dan kekacauan.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Maka pasti ada yang salah di sana; entah agama yang kamu anut yang keliru –bila demikian adanya, segera tinggalkan sebelum itu merusak jiwamu. Atau pemahamanmu terhadap agamamu itu yang salah – bila demikian adanya, ya bertobatlah.</div>ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-54894126013893577602011-02-25T19:35:00.002+08:002011-02-28T07:44:57.442+08:00Catatan Hari Ini 042<div class="yiv931991135msonormal" style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;"><b><span style="font-size: large;">Jaminan<span class="yiv931991135uistorymessage"><span class="Apple-style-span" style="font-weight: normal;"> </span></span></span></b></div><div class="yiv931991135msonormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="yiv931991135msonormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span class="yiv931991135uistorymessage"><span lang="EN"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Malam ketika berangkat tidur, tidak ada jaminan besok kita akan bangun lagi; sesehat apa pun tubuh kita, senyaman dan seaman apa pun tempat kita tinggal. Pagi ketika berangkat beraktifitas – ke kantor, ke kampus, atau sekadar shopping di mall – tidak ada jaminan kita akan kembali ke rumah; bertemu dan bercengkrama lagi dengan keluarga. </span></span></span></div></div><div class="yiv931991135msonormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><div style="text-align: left;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div></div><div class="yiv931991135msonormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span class="yiv931991135uistorymessage"><span lang="EN"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Ya, sesungguhnyalah kita hidup di bawah bayang-bayang kematian. </span></span></span><span class="yiv931991135uistorymessage"><span lang="FR"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Tiap saat – kapan pun, di mana pun, dan dalam kondisi apa pun – sang kematian bisa tiba-tiba datang menjemput. </span></span></span><span class="yiv931991135uistorymessage"><span lang="EN"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Dan kita tidak bisa mengelak, betapa pun kita ingin.</span></span></span></div></div><div class="yiv931991135msonormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt;"><div style="text-align: left;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div></div><div class="yiv931991135msonormal" style="margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><span class="yiv931991135uistorymessage"><span lang="EN"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Maka, tiap saat, tiap detik, tiap helaan napas yang masih bisa kita jelang bersama orang-orang yang kita kasihi, itu adalah anugerah tidak terperi. Jalani dengan rasa syukur dan nikmat. Bila perlu perjuangkan.</span></span></span><span class="yiv931991135textexposedshow2"><span lang="EN" style="font-family: 'Lucida Grande';"> </span></span></div></div>ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-68112515653188560712011-02-24T21:07:00.001+08:002011-02-24T21:09:37.788+08:00Catatan Hari Ini 041<span style="font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Mimpi</span></span></span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Mempunyai mimpi itu baik. Dan perlu. Sebab mimpi, itulah yang akan mengarahkan seluruh “energi” yang kita punya. Hidup tanpa mimpi, seumpama orang bepergian tanpa arah, tanpa tujuan. Atau seperti permainan sepakbola tanpa gawang. Betapa tidak menariknya. </span><br />
<div class="MsoNormalCxSpMiddle"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Tetapi hati-hati juga, jangan sampai kita hidup di dalam mimpi, sehingga kita abai terhadap kenyataan yang ada sekarang. Jangan karena begitu asyiknya memikirkan tujuan, lalu kita jadi tidak bisa menghargai dan menikmati perjalanan yang sedang ditempuh. Lebih-lebih jangan karena begitu terobsesinya dengan sebuah mimpi, lalu kita rela mengorbankan apa saja. Jangan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormalCxSpMiddle"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Lagi pula, kadang sesuatu itu indah jika hanya</span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"> "stay as a dream".</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"> Sungguh. Begitu menjadi kenyataan, keindahannya pun segera luntur. Jadi biasa saja. Coba deh tanya orang yang sekian lama mendamba punya ini dan itu, ketika apa yang didambanya itu terwujud paling ia akan berkata: "Ya, cuma begini </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">toh.</span></i><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">"</span></div>ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-55698977267430019782011-02-23T12:40:00.001+08:002011-02-23T12:40:38.541+08:00Catatan Hari Ini 040<div style="text-align: left;"></div><span style="color: #cc0000; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; font-size: large; font-weight: bold;">Munafik</span><br />
<br />
Kalau ada satu kata yang ingin saya hapus dari perbendaharaan kata yang saya punya, maka itu adalah: kata munafik. Sebab setiap kali kata itu terlontar; dari mulut, muncul di benak atau di hati, maka ia seolah menghujam pula telak ke dalam diri sendiri.<br />
<br />
Munafik dalam arti lain di mulut, lain di hati; lain bicara, lain tindakan. Adakah orang yang benar-benar bisa 'bebas' dari hujaman kata itu; adakah orang yang gak pernah munafik? Oke. Katakanlah kadarnya gak segede “politikus hitam”, tetapi dalam kadar “sehari-hari”; tidakkah kita pun punya kecenderungan untuk munafik?<br />
<br />
Jadi, sebelum kita melontarkan kata itu kepada orang lain, baiknya kita berkaca dulu: layakkah kita? Jangan sampai kita malah jadi “double munafik”; munafik yang menghakimi orang lain munafik.ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-82982412535829828952011-02-23T00:01:00.002+08:002011-02-28T16:40:38.896+08:00Renungan Hari Ini - 01<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div style="text-align: left;"><span style="font-size: large;"><i><b>Awas Serigala</b></i></span></div><br />
<div class="MsoNormal">Bacaan Alkitab: Efesus 4:17-32</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><i>Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.</i> (Efesus 4:31).</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV">Seorang pemuda Indian bertanya kepada kakeknya, mengapa dirinya begitu gampang tersinggung dan cepat marah. Ia ingin tahu cara mengubah perangainya. Sang kakek bercerita bahwa, dalam diri manusia ada dua ekor serigala. Serigala yang satu selalu berpikiran negatif, mudah marah dan suka berprasangka buruk. Sedang serigala yang lain selalu berpikiran positif, baik hati, dan suka hidup damai. Setiap hari kedua serigala ini berkelahi. “Lalu serigala mana yang menang?” tanya si pemuda. “Serigala yang setiap hari kamu beri makan.”</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV">Dalam diri kita ada tabiat baik dan tabiat buruk. Mana yang kemudian dominan sangat ditentukan oleh makanan rohani yang kita makan. Makanan rohani baik yang berasal dari pola asuh dan lingkungan keseharian kita, maupun makanan rohani yang kita sendiri upayakan.</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV">Sebagai manusia baru di dalam Kristus kita perlu membuang segala tabiat buruk; dengki, suka menggosip, pemarah, pendendam, kasar, dan lainnya. Dan terus memupuk segala tabiat baik; sabar, suka menolong, baik hati, pemaaf, dan lainnya. Dengan semakin banyak memberi ”makan” pada tabiat baik, lama-lama tabiat buruk akan ”kalah”. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="SV">Untuk dapat </span><span lang="SV">mengendalikan kedua tabiat itu, pertama-tama yang harus kita lakukan adalah dengan rutin melakukan evaluasi dan introspeksi diri. Lalu pupuk kemauan dan disipilin untuk mendekatkan diri dengan Tuhan, menekuni firman-Nya. Hanya dengan demikian kita bisa memfilter tabiat-tabiat buruk kita. Membuatnya tidak menjadi dominan, apalagi menguasai kita. Sekaligus menyuburkan tabiat-tabiat baik kita.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><i><span lang="SV">Percikan hikmah:</span></i></b><i><span lang="SV"> Penguasaan diri berarti memegang kendali penuh atas tabiat baik dan tabiat buruk dalam diri kita.</span></i></div>ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-90034900285087543152011-02-22T23:56:00.000+08:002011-02-22T23:56:07.361+08:00I'm BACK!<!--StartFragment--> <br />
<div class="MsoNormal"><span lang="FR" style="mso-ansi-language: FR;">Gak kerasa, nyaris dua tahun blog ini terbengkalai. </span><span lang="FR"><i>Piuh.</i></span><span lang="FR" style="mso-ansi-language: FR;"> </span>Tiba-tiba jadi ngerasa “salah”, mengingat kenangan yang pernah ada. Juga ngerasa “sayang”, mengingat buah yang telah dituai – dari blog ini setidaknya telah lahir lima buah buku jadi. Gak termasuk yang seperempat atau setengah jadi.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Pasalnya mungkin karena berondongan kesibukan. Ditambah serentetan “pilihan baru” – Facebook, Twitter, BBM – yang mau gak mau turut menyedot “energi” :). Belum lagi kejenuhan dan kebosanan. Jadinya malas. Sehari dua hari. Seminggu dua minggu. Lalu <i style="mso-bidi-font-style: normal;">bablas</i> sampai hitungan tahun.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Tetapi okelah. Gak guna melihat ke belakang. Yang penting sekarang saya kembali. Atau lebih tepat, berniat untuk telatenin lagi ini blog. Syukur-syukur bisa seintensif dulu. Harapan saya, kiranya blog ini bisa jadi berkat. Buat saya sendiri sudah cukup senang kalau ada satu orang saja yang membaca dan kemudian berkata, “Thx, God!”</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><span lang="FR" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: FR; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">Semoga niat dan usaha saya ini “panjang umur”. </span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">Terima kasih untuk teman-teman yang pernah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">nanyain</i> tentang blog ini. Sedikit banyaknya, itu turut menjadi “bahan bakar” buat saya kembali. Salam.</span><!--EndFragment-->ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-17602026607341449022009-03-08T22:05:00.001+08:002009-03-09T10:53:49.302+08:00Catatan Hari Ini 039<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfe776pKIzA_Ny83nHOjEwGlm32udt3EEFcVUBrwhtosZznCWvEAs6WdzgThgINNVvNeCajT2rawXeL1GfuEW6mHvU-Z520b-zvGEy-Pmnevu4iQcW2VfuD4P6kr7kMpx2CNfCMg/s1600-h/ay1.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5302994319687560290" style="FLOAT: left; MARGIN: 0pt 10px 10px 0pt; WIDTH: 42px; CURSOR: pointer; HEIGHT: 54px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfe776pKIzA_Ny83nHOjEwGlm32udt3EEFcVUBrwhtosZznCWvEAs6WdzgThgINNVvNeCajT2rawXeL1GfuEW6mHvU-Z520b-zvGEy-Pmnevu4iQcW2VfuD4P6kr7kMpx2CNfCMg/s320/ay1.jpg" border="0" /></a><br /><span style="FONT-WEIGHT: bold;font-size:130%;" >Sampah<br /></span><br /><br /><br />Misalnya, ada orang yang melemparkan sampah ke halaman rumahmu. Apa yang akan kamu lakukan? Kamu mungkin bisa mendatangi orang itu; memarahinya, memukulnya, atau bahkan berantem dengannya. Pertanyaannya adalah, apa untungmu? Tidakkah kamu hanya membuang-buang waktu dan energimu?!<br /><br />Atau bisa juga kamu membiarkannya terongok di situ. Akibatnya sampah itu mengganggu kenyamanan hidupmu; menyebarkan bau busuk, mengundang lalat, kecoa, nyamuk, dan menjadi sarang penyakit. Lalu bagaimana? Yang terbaik adalah, ambillah sampah itu dan buang ke tong sampah. Titik. Dengan begitu, kamu gak membuang-buang waktu dan energimu, kenyamanan hidupmu juga gak terganggu.<br /><br />Camkan ini, akan selalu ada orang yang senang melemparkan "sampah" ke dalam hidup -- gosip atau omongan yang "kagak-kagak", sikap menyebalkan atau "mulut rohani" penuh kemunafikan, caci maki murahan atau kritik asal-asalan -- kenapa kamu gak membuangnya ke "tong sampah". Biarkan sampah-sampah itu berada di tempatnya. Dan e<em>njoy your life</em>.ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-63818807298168230222009-03-06T23:04:00.004+08:002009-03-08T12:52:24.650+08:00Catatan Hari Ini 038<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTTtk8AgV1uVC2x5T18l5xLjmkf2LfgXaqpiXYblcYbjgbbXjOYK9Fsw5Fij3yzXU1qd6mph_FepOvtPHCudAA81a3UliHSyh5GMSowkIqMD_l99Gh_CzabzEIxCYzmyAN_WqWzw/s1600-h/ay1.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5302993997497396450" style="FLOAT: left; MARGIN: 0pt 10px 10px 0pt; WIDTH: 47px; CURSOR: pointer; HEIGHT: 53px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTTtk8AgV1uVC2x5T18l5xLjmkf2LfgXaqpiXYblcYbjgbbXjOYK9Fsw5Fij3yzXU1qd6mph_FepOvtPHCudAA81a3UliHSyh5GMSowkIqMD_l99Gh_CzabzEIxCYzmyAN_WqWzw/s320/ay1.jpg" border="0" /></a><br /><span style="FONT-WEIGHT: bold;font-size:130%;" >Kebenaran<br /></span><br /><br />Ingat perumpamaan lama tentang tiga orang buta dan gajah? Mereka tengah berdiskusi, gajah itu seperti apa. Ketiganya punya pendapat yang berbeda, karena masing-masing memegang bagian gajah yang berbeda. Bagi orang pertama gajah itu tinggi dan kokoh, karena ia memegang kakinya; orang kedua bilang gajah itu panjang dan lentur, karena ia memegang ekornya; orang ketiga berpendapat gajah itu lebar dan tipis, karena ia memegang telinganya.<br /><br />Apa artinya? Pertama, yang namanya "kebenaran" kadang gak tunggal. Jadi bisa saja si A, si B, si C punya pendapat yang berbeda, dan semuanya logis. Benar. Dalam situasi demikian, baiklah setiap pihak saling menyelami dari sudut pandang masing-masing. Sebab kalau masing-masing ngotot dengan "kebenarannya" sendiri, yang terjadi adalah debat kusir yang gak akan ada habisnya. Dan gak produktif pula.<br /><br />Kedua, sebetulnya gak ada orang yang bisa mengklaim dirinya sebagai pemilik kebenaran seutuhnya. Sebab bisa saja yang dia anggap sebagai kebenaran itu ternyata hanya sebagian dari kebenaran. Di sinilah pentingnya keterbukaan dan kerendahan hati, supaya kamu gak jatuh ke dalam fanatisme sempit dan kerdil -- Sekarang tinggal ganti saja gajah dengan "pokok diskusi" yang lain; bisa Tuhan, cinta, atau doktrin tertentu.ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-11042661734025216682009-03-05T22:12:00.004+08:002009-03-07T07:22:19.358+08:00Catatan Hari Ini 037<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHL-mswR8OljQwTilFPBocdOjsa3osa4gR8dyBhcmLWHFlLPVIkmrHlQndti8oi7BtZJWezmPhKmveBdW9-09RW44YkQa03TFg14ZmGF7jrLgjVXE1YfdDmArxrCHvfdL5LkKV4A/s1600-h/ay1.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5302993532936883458" style="FLOAT: left; MARGIN: 0pt 10px 10px 0pt; WIDTH: 35px; CURSOR: pointer; HEIGHT: 48px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHL-mswR8OljQwTilFPBocdOjsa3osa4gR8dyBhcmLWHFlLPVIkmrHlQndti8oi7BtZJWezmPhKmveBdW9-09RW44YkQa03TFg14ZmGF7jrLgjVXE1YfdDmArxrCHvfdL5LkKV4A/s320/ay1.jpg" border="0" /></a><br /><span style="FONT-WEIGHT: bold;font-size:130%;" >Tahu Diri<br /></span><br /><br />Tahu diri artinya menyadari, dan kemudian menerima dengan <em>legowo,</em> kekurangan dan keterbatasan diri -- Tanpa menjadi minder, tanpa pula merasa perlu menutup-nutupi dengan bualan-bualan. Toh kekurangan dan keterbatasan memang merupakan bagian dari keinsanian kita. Mana ada orang yang sempurna, bukan?!<br /><br />Sikap ini baik, dan tentu saja perlu -- menghindarkanmu dari harapan kosong, dari keinginan gak realistis, dan dari angan-angan hampa yang melenakanmu. Sehingga kamu pun gak akan jatuh ke dalam kekecewaan yang gak perlu. Dengan kata lain, tahu diri akan menolongmu untuk tetap "menginjakkan kaki di bumi", sehingga kamu gak "terjerembab".<br /><br />Dan dalam relasi dengan orang lain, sikap tahu diri juga menjagamu dari <em>nyusahin </em>orang lain. Bayangin begini: kamu gak bisa nyanyi, tetapi merasa jago nyanyi, lalu orang lain dipaksa untuk mendengarkan kamu nyanyi. Apa gak <em>bludrek </em>tuh? -- Untuk menjadi orang yang tahu diri kuncinya ini: Jangan merasa bisa, tetapi bisalah merasa.ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-82898369551007963132009-02-19T23:01:00.003+08:002009-02-20T08:50:23.819+08:00Catatan Hari Ini 036<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjt0lx-2iOmfVsPUTL_Iafg-b0zOYoRdDHVLJPW_UwaOx6HW5MdPHR7FtyP96hC5fwDhIraK1R6GewrxlbbryTxNF8fp0VLN0o_qUD1n_P-4fNmRpCxYSi1QIneikKED5D2l_nLvA/s1600-h/ay1.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5302993302319985666" style="FLOAT: left; MARGIN: 0pt 10px 10px 0pt; WIDTH: 34px; CURSOR: pointer; HEIGHT: 48px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjt0lx-2iOmfVsPUTL_Iafg-b0zOYoRdDHVLJPW_UwaOx6HW5MdPHR7FtyP96hC5fwDhIraK1R6GewrxlbbryTxNF8fp0VLN0o_qUD1n_P-4fNmRpCxYSi1QIneikKED5D2l_nLvA/s320/ay1.jpg" border="0" /></a><br /><span style="font-size:130%;"><span style="FONT-WEIGHT: bold">Waktu</span></span><br /><br /><br />Kita hidup dalam waktu. Semua aktifitas kita -- baik bertindak, berbicara, maupun berpikir -- mau gak mau akan "memakai" waktu. Misalnya kamu berbicara 10 menit, itu artinya 10 menit waktu dalam hidupmu terpakai untuk berbicara. Demikian pula bila kamu melakukan ini dan itu, berpikir begini dan begitu.<br /><br />Maka perlu sekali kamu "mengelola diri", agar kalau bicara hanya bicara yang berguna; kalau bertindak hanya bertindak yang membangun; kalau berpikir hanya berpikir yang bernilai. Dengan kata lain lakukan, katakan, pikirkan hal-hal yang memang setimpal dengan "harga" waktumu.<br /><br />Sebab waktu gak akan kembali. Ia akan terus menggelinding, tanpa bisa dihentikan. Jadi, sungguh sayang kalau kamu pakai waktumu untuk hal-hal yang gak ada gunanya apa-apa, gak ada artinya apa-apa. Lebih sayang lagi kalau kamu habiskan waktumu untuk hal-hal yang buruk dan merugikan. Itu berarti kamu telah "kehilangan" dua kali.ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-23324555.post-76666721214598482672009-02-18T22:00:00.007+08:002009-02-19T11:41:10.168+08:00Catatan Hari Ini 035<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW0efnz76MVOAvoQYt-Tqd3p0c8p3HDSMuZgz_GxDZeHFki3n5K9JsS2D_nb3rTV0CnHACiHmbo2KYEdPiTP1Oz3OIRZYhSx3wDtypvFh4Esg-hZJGqBhTFKrM13ROp0CQk0YQ6A/s1600-h/ay1.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5302992869779160978" style="FLOAT: left; MARGIN: 0pt 10px 10px 0pt; WIDTH: 43px; CURSOR: pointer; HEIGHT: 52px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW0efnz76MVOAvoQYt-Tqd3p0c8p3HDSMuZgz_GxDZeHFki3n5K9JsS2D_nb3rTV0CnHACiHmbo2KYEdPiTP1Oz3OIRZYhSx3wDtypvFh4Esg-hZJGqBhTFKrM13ROp0CQk0YQ6A/s320/ay1.jpg" border="0" /></a><br /><span style="font-size:130%;"><span style="FONT-WEIGHT: bold">Tubuh</span></span><br /><br /><br />Tubuhmu punya kehendaknya sendiri. Bajik dan bijaklah menanganinya. Kalau ia lelah, letih, atau mulai <em>flu</em> dan sebangsanya, itu tanda ia minta istirahat. Maka berilah ia waktu untuk beristirahat. Biarkan ia rileks. Jangan memforsirnya. Sebab kalau sampai ia ambruk, kamu sendiri yang repot. Gak bisa kerja maksimal, atau malah gak bisa kerja apa-apa.<br /><br />Tetapi jangan juga segala kemauannya selalu diikuti. Jangan. Ada saatnya ia malas; susah diajak kerja, susah diajak bergerak. Inginnya tiduran terus, <em>leha-leha </em>terus. Bila demikian adanya, gak usah ragu untuk "memaksanya". Sebab kalau kemalasannya diikuti, bisa-bisa ia keterusan. Lama-lama malah jadi <em>loyo </em>dan <em>letoy</em>.<br /><br />Intinya, kasihilah tubuhmu; rawat ia sebaik-baiknya, jaga ia sebenar-benarnya -- Jangan lupa, mengasihi gak berarti selalu memenuhi apa yang ia mau atau senangi; ada kalanya mengasihi berarti berkata "tidak", untuk sesuatu yang justru bisa merugikannya -- Bila tubuhmu sehat terjaga, cerah terawat, maka kamu sendiri pun akan merasakan manfaatnya.ayub yahyahttp://www.blogger.com/profile/09171687662443966858noreply@blogger.com0