Sunday, March 08, 2009

Catatan Hari Ini 039


Sampah



Misalnya, ada orang yang melemparkan sampah ke halaman rumahmu. Apa yang akan kamu lakukan? Kamu mungkin bisa mendatangi orang itu; memarahinya, memukulnya, atau bahkan berantem dengannya. Pertanyaannya adalah, apa untungmu? Tidakkah kamu hanya membuang-buang waktu dan energimu?!

Atau bisa juga kamu membiarkannya terongok di situ. Akibatnya sampah itu mengganggu kenyamanan hidupmu; menyebarkan bau busuk, mengundang lalat, kecoa, nyamuk, dan menjadi sarang penyakit. Lalu bagaimana? Yang terbaik adalah, ambillah sampah itu dan buang ke tong sampah. Titik. Dengan begitu, kamu gak membuang-buang waktu dan energimu, kenyamanan hidupmu juga gak terganggu.

Camkan ini, akan selalu ada orang yang senang melemparkan "sampah" ke dalam hidup -- gosip atau omongan yang "kagak-kagak", sikap menyebalkan atau "mulut rohani" penuh kemunafikan, caci maki murahan atau kritik asal-asalan -- kenapa kamu gak membuangnya ke "tong sampah". Biarkan sampah-sampah itu berada di tempatnya. Dan enjoy your life.

Friday, March 06, 2009

Catatan Hari Ini 038


Kebenaran


Ingat perumpamaan lama tentang tiga orang buta dan gajah? Mereka tengah berdiskusi, gajah itu seperti apa. Ketiganya punya pendapat yang berbeda, karena masing-masing memegang bagian gajah yang berbeda. Bagi orang pertama gajah itu tinggi dan kokoh, karena ia memegang kakinya; orang kedua bilang gajah itu panjang dan lentur, karena ia memegang ekornya; orang ketiga berpendapat gajah itu lebar dan tipis, karena ia memegang telinganya.

Apa artinya? Pertama, yang namanya "kebenaran" kadang gak tunggal. Jadi bisa saja si A, si B, si C punya pendapat yang berbeda, dan semuanya logis. Benar. Dalam situasi demikian, baiklah setiap pihak saling menyelami dari sudut pandang masing-masing. Sebab kalau masing-masing ngotot dengan "kebenarannya" sendiri, yang terjadi adalah debat kusir yang gak akan ada habisnya. Dan gak produktif pula.

Kedua, sebetulnya gak ada orang yang bisa mengklaim dirinya sebagai pemilik kebenaran seutuhnya. Sebab bisa saja yang dia anggap sebagai kebenaran itu ternyata hanya sebagian dari kebenaran. Di sinilah pentingnya keterbukaan dan kerendahan hati, supaya kamu gak jatuh ke dalam fanatisme sempit dan kerdil -- Sekarang tinggal ganti saja gajah dengan "pokok diskusi" yang lain; bisa Tuhan, cinta, atau doktrin tertentu.

Thursday, March 05, 2009

Catatan Hari Ini 037


Tahu Diri


Tahu diri artinya menyadari, dan kemudian menerima dengan legowo, kekurangan dan keterbatasan diri -- Tanpa menjadi minder, tanpa pula merasa perlu menutup-nutupi dengan bualan-bualan. Toh kekurangan dan keterbatasan memang merupakan bagian dari keinsanian kita. Mana ada orang yang sempurna, bukan?!

Sikap ini baik, dan tentu saja perlu -- menghindarkanmu dari harapan kosong, dari keinginan gak realistis, dan dari angan-angan hampa yang melenakanmu. Sehingga kamu pun gak akan jatuh ke dalam kekecewaan yang gak perlu. Dengan kata lain, tahu diri akan menolongmu untuk tetap "menginjakkan kaki di bumi", sehingga kamu gak "terjerembab".

Dan dalam relasi dengan orang lain, sikap tahu diri juga menjagamu dari nyusahin orang lain. Bayangin begini: kamu gak bisa nyanyi, tetapi merasa jago nyanyi, lalu orang lain dipaksa untuk mendengarkan kamu nyanyi. Apa gak bludrek tuh? -- Untuk menjadi orang yang tahu diri kuncinya ini: Jangan merasa bisa, tetapi bisalah merasa.