Wednesday, February 28, 2007

Wednesday's Games Idea - 31


Negosiasi


Jumlah peserta : Kelompok kecil sampai besar, dibagi berpasangan (berdua)
Alat yang dibutuhkan : Lembaran uang Rp. 1000 atau koin Rp. 100 sebanyak jumlah pasangan
Waktu permainan : 30 menit
Aturan Permainan :
Mintalah seluruh peserta untuk mengambil pasangan. Tidak perlu beda jenis kelamin. Bagikan kepada tiap pasangan selembar atau satu buah uang. Sampaikan bahwa setiap peserta harus berusaha keras agar uang tersebut menjadi miliknya. Caranya dengan melakukan negosiasi kepada pasangannya. Yang menang adalah yang berhasil mendapatkan uang tersebut. Larangan dalam permainan ini adalah kontak fisik. Mintalah para peserta untuk berusaha keras mendapatkan uang tersebut. Di akhir permainan, tanyakan beberapa contoh alasan peserta akhirnya memberikan uang tersebut kepada pasangannya.
Tujuan permainan :
Negosiasi itu cara halus mendapatkan yang kita inginkan. Kemampuan kita meyakinkan orang. Dan kehandalan kita berkomunikasi penting di sini. Tapi, tidak jarang, orang menghalalkan segala cara demi tercapainya keinginannya. Kadang dengan paksaan. Kerap bahkan dengan janji palsu.

Tuesday, February 27, 2007

Catatan Harian

Day - 33

Selasa, 27 Februari 2007 -- Kemarin malam sampai rumah sekitar jam 12. Naik taxi. Sebetulnya jam 10.40-an sudah turun dari pesawat. Tapi di Changi ada pemeriksaan. Agak lama juga. Antri. Selama bolak-balik ke sini ga pernah diperiksa ketat begitu. Sampai note book pun harus dikeluarin dari tas. Di x-ray. Biasanya turun dari pesawat langsung ke counter imigrasi.

Pagi ke kantor. Just ngecek kalau-kalau ada yang penting. Beberapa hari "ga nongol" di gereja saya suka merasa "gimana gitu". Ga tenang. Siang pulang. Beres-beres. Sore harus ke Batam. Ada peneguhan pendeta di GKI Bukit Indah Sukajadi. Pulang hari. Berangkat bareng teman. Dari Harbour Front Singapore ke Harbaour Bay Batam lancar. Cuma ombak agak tinggi. Tapi ga seberapalah dibanding turbulence di pesawat kemarin :).

Saya punya kenangan manis dengan GKI Batam. Pernah 2 minggu “tugas” di sana. Cukup akrab. Dulu belum di gedung yang sekarang. Masih pinjem. Juga belum ada pendeta tetap. Pendeta yang “tugas” gantian. Gedung gerejanya yang sekarang bagus. Gedung baru. Ga mewah sih. Dari penampakan luar malah kesannya “sederhana”. Tapi begitu masuk ke dalam terasa sekali “auranya”. Rasanya teduh. Tenang. Nyaman.

Ini bangunan gereja terbagus yang pernah saya lihat di GKI. Mewah dan bagus menurut saya beda. Di jakarta ada beberapa gereja yang mewah. Tapi just mewah. Ga bagus. Ga memberi “keteduhan” apalagi “kenyamanan”. Malah orang yang sederhana jadi “sungkan” masuk gereja kan. Ibarat orang, hanya cakep tapi ga "berjiwa" gitu. Bravo, GKI Batam. Suatu saat saya akan ke sini lagi. Ambil foto-fotonya.

Tuesday's Song - 37

You
Sing by Basil Valdez


You give me hope,
The strength, the will to keep on;
No one else can make me feel this way
And only you,
Can bring out all the best I can do;
I believe you turn the tide,
And make me feel real good inside.

You pushed me up,
When I'm about to give up;
You're on my side when no one seems to listen
And if you go,
You know the tears can't help but show
You'll break this heart and tear it apart;
Then suddenly the madness starts

CHORUS:
It's your smile,
Your face, your lips that I miss,
Those sweet little eyes that stare at me
And make me say, I'm with you through all the way.

'Cause it's you,
Who fills the emptiness in me;
It changes ev'rything, you see,
When I know I've got you with me

Renungan :
Punya seseorang yang bisa mengisi “kekosongan” jiwa. Membuat langkah lebih ringan. Menjadikan hari lebih indah. Hidup lebih hidup. Ketika ia tiada, yang tertinggal hanya kekosongan. Tapi, bukankah tanpa jarak, relasi malah jadi kehilangan makna?

Catatan Harian

Day - 34

Senin, 26 Februari 2007 -- Hari ini masih ada beberapa "urusan" yang harus diselesaikan sebelum balik Singapore. Ketemu kakak dan ponakan di Mal Kelapa Gading. Sempat ke Gramedia. Biasa kalau ke toko buku, ga tahan ga beli buku :). Terus ketemu teman dari GKI Kayu Putih. Bicarain kerjasama seputar pelayanan masyarakat pasca banjir. Gambaran dan rencananya.

Tiga lingkup yang bisa digarap bareng. Pertama, berkaitan dengan pendidikan. Termasuk mikirin pengadaan tenaga guru. Juga perbaikan saran dan prasaran sekolah, seperti buku pelajaran dan perpustakaan. Kedua, masalah kesehatan. Selain pengobatan cuma-cuma, perlu ada yang lebih komprehensif. Kayak penyadaran pola hidup sehat. Ketiga, pemberdayaan masyarakat. Bisa melalui pelatihan atau kursus ketrampilan. Juga penciptaan peluang kerja.

Sore ke bandara diantar teman. Value Air cancel. Alasan perawatan. Klise :). Ditransfer ke Lufthansa. Baguslah. Jadi lebih cepat 30 menit. Pesawatnya juga lebih “oke” :). Perjalanan lancar. Sampai kira-kira di atas Palembang (ada "peta" di televisi pesawat), terjadi turbulence. Cukup keras. Beberapa menit. Para cabin crew yang sedang bagiin makanan diminta duduk sama pilot. Wajah mereka tampak tegang. Penumpang kanan kiri tegang. Saya ya gentar juga.

Pertama kali saya ngalami ketegangan kayak gini di pesawat. Yang terlintas pertama wajah Dewi, Kezia dan Karen. Jangan-jangan ga akan ketemu mereka lagi. Duh. Jadi ingat Adam Air yang jatuh. Juga Silk Air beberapa tahun lalu. Kebayang gimana perasaan para penumpangnya. Duh. Kata teman di sekitar Palembang memang suka kejadian begitu. Karena konon ada “udara kosong” atau apa gitu. Thx, God! Landing juga dengan selamat di Singapore.

Monday, February 26, 2007

I Like Monday - 21


Inspiring Singapore
New Year Spirit


Para tenaga sukarela di Singapore membuat sebuah kegiatan dalam rangka Chinese New Year. Sasarannya adalah para orang tua lanjut usia. Mereka yang tinggal di panti jompo. Seperti penghuni Henderson Senior Citizens’ Home. Mereka dijamu makan. Lengkap dengan sajian musik jazzy twist. Atau juga penghuni Moral Homefor the Aged Sick and Senior Activity Centres di Redhill, Kaki Bukit dan Thong Kheng. Sementara di Kreta Ayer Community Club diadakan acara tarian tradisional saat makan malam untuk para orang tua yang berasal dari Kreta Ayer, Jalan Kukoh dan Chin Swee.* Berbagi ga selalu berhubungan dengan materi. Bisa juga dalam bentuk perhatian, kasih sayang, bahkan pendampingan. Menemani dan menghibur. Itu juga bentuk berbagi. Yang kerap malah ga ternilai dengan materi. Priceless.
*Yahoo Singapore/Channel News Asia

Catatan Harian

Day - 35

Minggu, 25 Januari 2007 -- Semalam ga bisa tidur. Saya tidur sekamar Papa. Papa tuh ga bisa tidur pakai AC. Jadi AC dimatiin. Lha saya justru ga bisa tidur ga pakai AC. Papa juga batuk terus. Kalau datang ke Jakarta Papa suka begitu. Mungkin karena udara yang ga cocok. Papa hampir 80 tahun usianya. Saya suka terenyuh lihat Papa. Jadi ingat semua kenakalan masa kecil saya. Duh. Duh.

Baca di koran Kompas tentang kelompok vokal Il Divo. Barusan manggung di Jakarta. Pengunjungnya membludak. Padahal konon harga tiketnya tuh di atas harga rata-rata penyanyi luar negeri. Yang nonton rata-rata ibu-ibu. Ada yang sampai bela-belain datang dari luar kota. Bahkan ada yang histeris juga. Rebutan megang dan meluk mereka :).

Ternyata urusan idola-mengidolai ga mengenal usia. Ga cuma anak ABG. Anak Baru Gede. Tapi juga “ABG”. Pakai tanda kutip. Anak Beneran Gede. Hehehe. Alasannya mengidolakan bisa beragam. Karena kemampuan, karya atau prestasi. Bisa juga karena tampang yang enak dilihat. Tapi jujur, saya sih ga bisa bayangin ibu-ibu itu histeris dan berebut meluk atau megang penyanyi idolanya :).

Pagi-pagi sekali diantar kakak ke rumahsakit MMC di Kuningan. Berdoa untuk teman yang akan dioperasi di sana. Sambil tunggu jalannya operasi bareng beberapa teman makan di warung makan Ampera Jalan Soeroso. Depan bakmi Gondangdia. Masakan Sunda. Makanannya digelar di atas meja. Kita ambil sendiri. Kalau sudah tinggal “lapor” makan apa, berapa biji. Dasarnya kepercayaan. Bagus juga “sistem” kayak gitu. Informal dan sangat “hommy”. Apalagi makanannya juga enak :).

Saturday, February 24, 2007

Catatan Harian

Day - 36

Sabtu, 24 Januari 2007 -- Pagi ke Kampung Sawah. Daerah Cilincing. Di pinggir Jakarta. Jalanan ke sana sempit dan rusak. Dekat dengan tempat pembuangan sampah sementara. Rata-rata penduduknya pemulung. Sebagian lagi buruh serabutan. Lingkungannya kumuh dan kotor. Lebih-lebih paska banjir. Di daerah ini banjir tempo hari sampai 1 meter lebih. Sangat kontras dengan segala gemerlap kota Jakarta.

Ke sana bareng teman dari GPBB. Ikut juga beberapa teman dari GKI Kayu Putih dan GKI Layur. Kita gabung dengan teman-teman dari Sekolah Doa Pelangi Kasih Abadi yang punya “proyek” pelayanan sosial dan spiritual di daerah itu. Bekerja sama dengan Gereja Bethel yang ada di sana. Pelayanan kemanusiaan semacam ini sebaiknya memang dikerjakan lintas denominasi. Gereja ga kerja sendiri-sendiri.

Pelayanan di sana meliputi pengelolaan Sekolah Dasar, panti asuhan, dan panti jompo. Semua sarana prasarana sangat sederhana. Ada beberapa donatur yang menyokong. Untuk masyarakat sekitar juga ada pelatihan ketrampilan, terutama untuk para ibu dan anak-anak pemulung. Diharapkan mereka bisa mandiri. Ga bergantung pada orang lain. Dan dapat bekerja lebih layak. Ga sekadar ngasih “ikan”, tapi “kail”.

Pulang dari sana agak siang. Terus nengok teman yang besok akan operasi. Kita berdoa bersama dan ngobrol sambil bercanda. Kegembiraan dan pendampingan bisa membuat seseorang melangkah mantap menghadapi saat-saat sulit. Punya semangat. Beban terasa lebih ringan. Malam ke rumah kakak di Serpong. Ketemu keluarga yang sengaja datang dari Bandung. Malah jadi mereka yang negok saya :).

Renungan Sabtu - 35


Banjir

Saya hanya bisa duduk bengong di atas meja makan. Sekeliling air mengenang hampir sepaha. Rumah berantakan; sampah bertebaran, tabung gas dan sofa jungkir balik, ranjang dan meja tamu mengambang. Buku-buku jangan ditanya. Listrik mati. Bau tidak sedap menyengat pula.

Saya betul-betul berada pada situasi tidak berdaya. Dan hopeless. Bagai rusa dalam cengkraman harimau lapar; tidak bisa berbuat apa-apa. Kecuali menunggu banjir bermurah hati surut sendiri.

Ya, sungguh betapa kecilnya kita di hadapan alam raya ini. Sehebat dan secanggih apa pun kita, seperti dikatakan kitab suci, kita tidak lebih dari debu tanah asalnya. Dan akan kembali menjadi debu.

Maka, jangan sombong dengan kepandaian kita, lupa diri dengan apa yang sudah kita capai. Sesungguhnyalah kita ini bukan siapa-siapa, dan bukan apa-apa. Banjir tempo hari itu -- juga bencana lainnya -- kiranya semakin membuat kita sadar: tunduk dan luruh di hadapan Sang Khalik.

Dari Buku Tragedi dan Komedi, Ayub Yahya – diterbitkan oleh Grasindo

Friday, February 23, 2007

Catatan Harian

Day - 37

Jumat, 23 Januari 2007 -- Saya ke Jakarta bisa dibilang dalam rangka mission trip; menjajaki penyaluran bantuan korban banjir. Mission trip kan ga mesti identik dengan perjalanan ke daerah terpencil atau pedalaman :). Kembali ke Singapore minimal tahu ke mana bantuan diarahkan, dalam bentuk apa, bekerja sama dengan siapa. Kita maunya “gabung” dengan gereja atau yayasan setempat. Dan ga sekadar “drop” ini dan itu. Tapi kita juga hadir. Membantu dengan hati.

Pagi bareng teman nengok Poliklinik Anugerah GKI Gading Serpong. Salah satu bentuk pelayanan gereja kepada masyarakat sekitar. Good. Konon setiap bulan pasien yang ditangani rata-rata 1.500 orang. 90% non Kristen. Masyakarat kecil. Biayanya murah. Poli umum sekali periksa plus obat Rp. 10.000,-. Poli gigi sekali cabut atau tambal Rp. 15.000,-. Dokter-dokternya para warga jemaat sendiri.

Dari sana kita ke Posko Tim GKI (Gerakan Kemanusiaan Indonesia) di kantor sinode Tanjung Duren. Kiprah Tim GKI ini bagus. Mereka “hadir” di daerah bencana. Aceh, Nias, Papua, Jogja, dsb. Terjun langsung menyalurkan bantuan. Good. Menyebar kasih dalam wujud tindakan kongkrit, bukan sekadar doa dan retorika. Gaungnya akan lebih “abadi”.

Dari situ terus ke Mess Papua di Tanah Abang. Ngelihat persiapan pengobatan gratis di sana. Sempet keliling kunjungan ke masyarakat sekitar. Lanjut ke Kampung Melayu. Salah satu daerah terparah kena banjir. Ketemu Pak Lurah. Di daerah situ banjir mencapai 6 meter. 56 rumah hanyut. Bener-bener hanyut. 700 rusak berat. Sampai agak sore.

Friday's Joke - 31


Surat

Seorang kepala suku terasing yang anggotanya terkenal masih kanibal, mengirim surat kepada pimpinan sebuah gereja. Isinya : “Terima kasih atas kebaikan anda mengutus seorang misionaris ke tempat kami. Orangnya sangat cerdas, baik hati, sabar, dan juga lezat.”

Ayah's quote:
Berkorban demi tugas, adalah tindakan mulia. Tapi ya, jangan mau mati konyol, dong.

Catatan Harian

Day - 38

Kamis, 22 Januari 2007 -- Baca berita tentang Britney Spears. Ulahnya makin gila-gilaan. Setelah kehidupan “liarnya” dari pesta ke pesta. Sekarang ngebotakin rambutnya sendiri. Kasihan. Kasihan. Saya kira ia tuh korban cinta, korban salah kawin, dan korban ketenaran. Putus cinta dengan Justin Timberlike, sesama penyanyi tenar. Nikah dengan Kevin Fenderline penari latar yang ternyata hanya memanfaatkannya. Punya anak dua. Cerai. Jadi makanan empuk para wartawan gosip.

Britney Spears mulai terkenal setelah lagunya Baby One More Try meledak. Begitu heboh lagu itu sampai konon, banyak gadis remaja yang mau masuk ke sekolah Katolik. Setting lagu itu sekolah Katolik. Kemudian lagu-lagu lain juga sukses. Sometimes, Crazy, Everlasting. Terus apa lagi gitu. Saya ga ngikutin. Yang keinget waktu Baby One More Try populer saya lagi “tugas” di Batam 2 minggu.

Cinta memang indah, tapi kalau ga dikendalikan bisa menghancurkan. Cinta buta bikin orang kalap, nekad, irasional. Saya lihat-lihat yang kerap jadi "korbannya" tuh wanita :). Apa karena wanita lebih "emosional"; lebih dikendalikan rasa daripada akal? Mungkin. Salah kawin bisa jadi derita berkepanjangan. Dan hidup dalam ketenaran seumpama hidup diseputar ranjau yang sewaktu-waktu bisa meledak. Britney Spears tengah mengalami pahit getirnya ketiga hal itu. Hanya kemauan diri dan lingkungan kondusif yang bisa “mengembalikan” ia.

Pagi ke kantor. Setengah hari. Siang pulang. Beres-beres. Sore berangkat ke Jakarta. Naik Value Air. Perjalanan lancar. Meski waktu mau take off pesawat "glojak-glojok". "Derat-derit" lagi. Ga tahu suara apa. Agak takut-takut juga sih. Inget Adam Air. Hehehe. Sampai di Cengkareng dijemput kakak dan teman dari Serpong. Kita sekalian bicarain tentang bantuan banjir di daerah Tangerang.

Thursday, February 22, 2007

Catatan Harian

Day - 39

Rabu, 21 Februari 2007 -- Siang ketemu teman dari Jakarta di Garden Hotel, Balmoral Road. Ia dari Yayasan yang melayani “masyarakat miskin” di Indonesia. Ada di Singapore dalam rangka seminar. Kita bicarakan kemungkinan kerja sama membantu korban banjir Jakarta. Ga cuma ngasih ini itu. Tapi juga menolong mereka untuk “hidup baru lebih layak”.

Membantu just dengan memberi uang lalu selesai gampang. Kayak sinterklas gitu. Tapi cara begitu tuh kerap “ga sehat”. Ga menyentuh akar masalah. Seumpama borok, cuma ditutupi. Membantu dengan pendampingan dan pendidikan jauh lebih produktif. Hanya memang lebih sulit dan repot. Jangka panjang pula.

Begitu juga berkenaan dengan banjir Jakarta. Bantuan karitatif sekarang-sekarang ini tentu sangat perlu. Sembako. Selimut. Tikar. Tenda. Dsb. Untuk itu banyak pihak yang sudah mengambil bagian. Tapi ke depan bantuan transformatif juga penting. Pendidikan anak-anak. Perumahan penduduk. Pendampingan rohani dan psikologi buat para korban. Bantuan jangka panjang ini yang rencananya kita ikut garap.

Dari sana terus ke Mount Elizabeth Hospital. Hari Minggu kemarin ada pengunjung kebaktian dari Cirebon. Ngobrol punya ngobrol. Ia ke sini untuk berobat. Ditemani istrinya. Minta didoain. Saya datang pas ia mau masuk kamar operasi. Lalu lanjut ke Meritus Mandarin. Ga jauh. Cuma jalan kaki. Nengok yang sakit juga. Opa. 84 tahun usianya. Ke sini untuk chek-up. Operasi sudah beberapa minggu lalu.

Wednesday, February 21, 2007

Wednesday's Games Idea - 30


Informasi Tidak Benar


Jumlah peserta: Tidak terbatas. Untuk menghemat waktu apabila jumlah peserta banyak bagi ke dalam beberapa kelompok beranggotakan 5-7 orang.
Waktu yang dibutuhkan : 30 - 45menit
Aturan permainan :
Setelah semua peserta masuk ke dalam kelompok. Minta mereka memperkenalkan dirinya masing-masing kepada anggota kelompoknya. Setiap peserta harus memberikan informasi tentang dirinya, misal nama, asal daerah, hobi, alamat tempat tinggal dan makanan kesukaan. Tapi mintalah mereka untuk memberikan satu informasi yang tidak benar. Misalnya asal daerah atau hobi. Kemudian setelah semua anggota kelompok memperkenalkan diri, mintalah semua anggota kelompok untuk saling mencari informasi mana yang tidak benar dari setiap peserta. Diskusikan mengapa ada yang sangat pintar menyimpan informasi yang sesungguhnya. Ada juga orang yang begitu mudah ditebak bohong atau tidaknya.
Tujuan permainan :
Sering kita tidak tahu-menahu tentang teman kita. Sebagian disebabkan karena kelihaian seseorang menutup diri, menyembunyikan perasaan atau masalah yang dialaminya. Tapi sebagian besar lebih karena ketidakpedulian kita terhadap orang lain.

Tuesday, February 20, 2007

Catatan Harian

Day - 40

Selasa, 20 Februari 2007 -- Hari ini masih libur. Kantor masih banyak yang tutup. Suasana masih lenggang. Siang kita ke West Mall. Mau ngembaliin sekaligus pinjem lagi buku ke library. Tapi tutup. Jadi cuma kembaliin "cemplungin" di box. Di sini Chinese New Year tuh hari raya penting. Banyak acara digelar. Beragam dan meriah. Di pusat perbelanjaan, di pemukiman penduduk. Buat saya ini pengalaman pertama menyaksikan sincia seheboh begini :).

Teman di Jakarta cerita. Tadi pagi pas berangkat kerja ia lewat Balai Kartini. Di Gatot Soebroto. Ada banyak orang ngantri. Panjang sampai "nguler" ke luar gedung. Bahkan sampai ke halaman gedung lain. Ternyata itu antrian audisi Indonesian Idol. Ampun deh. Ga di Amerika. Ga di Singapore. Ga di Indonesia. Sama. Jadi idola rupanya segitu menariknya. Dan televisi punya peran besar mewujudkan itu.

Acara reality show seperti itu memang lagi mewabah di televisi. Aneka rupa. Mulai dari jadi penyanyi, model, turis, ngasih bantuan, bangun rumah, bangun sekolah, pulangin orang ke kampung. Sampai kontak jodoh dan mengungkap perselingkuhan pacar segala. Bagi televisi ini ibarat sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Penonton banyak. Iklan antri. UUU jugalah. Ujung-ujungnya untung :).

Yang paling untung siapa lagi kan selain pihak penyelenggara. Hitung saja berapa besar pemasukan dari iklan. Belum dari SMS yang bisa sampai jutaan biji. Dari sisi produksinya juga lebih murah. Ga perlu bayar bintang sinetron atau artis ternama. Cukup orang "biasa". Sore saya ke daerah Kembangan. Janjian ketemu dengan teman. Bicarin acara pernikahan mereka. Naik MRT. Ketiduran. Kelewat deh :).

Tuesday's Song - 36

Seharusnya Kudatang Tuhan
Edward Chen and Bobby (album my reflection)


Jing chang lai dao ni mian qian shang di (sering kali kudatang Tuhan)
Zhi shi wei na qian bai zhong de bei ku (hanya karena sejuta keluhan)
Wo shi chang you yi wang le shang di (sering kali kulupa Tuhan )
Qi shi wo ying gai lai dao (seharusnya kudatang)

Reff :
Dai zhe man xin de si nian
Lai zhi xin ling de shen chu
Dai zhe zhen cheng de ke mu
Yin wei wo ai ni zhu ye su

Bu shi man nao zi xiang zhe
Ni suo ci yu de en dian
Er shi yin wei zhen de shen ai zhe ni a ye su

Shi chang dao gao bian cheng le xing shi (sering kali aku berdoa )
Zhi shi yin xiang bei bie ren zhi ze (hanya karena tak ingin dicela)
Dan ru jin wo xing wu le shang di (namun kini kusadar Tuhan)
Qi shi wo ying gai lai dao (seharusnya kudatang)

Reff.
Dengan segenap rindu
Dari lubuk hatiku
Dengan hasrat yang tulus
Dan aku cinta pada-Mu

Tak hanya memikirkan
Berkat yang Kau berikan
Sungguh hanya karna ku
Mengasihi-Mu...

Renungan :
Berpalinglah kepada Tuhan dalam segala suasana. Entah suka entah duka. Saat tertawa pun saat menangis. Dalam keluh juga dalam syukur. Saat berkat melimpah bahkan ketika semua lari menjauh.

Catatan Harian

Day - 41

Senin, 19 Februari 2007 -- Public holiday. Sampai besok. Sincia-an. Pagi "ngumpul" dengan beberapa teman keluarga muda di Cashew Park. Salah satu taman kota. Acara spontan sih. Bareng anak-anak juga. Main bola. Kongkow. Makan. Sehari-hari mereka sudah sering traveling. Long week end begini jadi kesempatan "mewah" buat bikin acara bareng keluarga.

Enaknya di sini tuh banyak taman kota. Terawat. Lengkap dengan sarana bermain anak-anak. Kita bisa pakai sepuasnya. Gratis. Acara liburan keluarga bisa murah meriah. Salah satu tugas negara adalah untuk membuat masyarakatnya hidup “aman” dan “nyaman”. Semua perangkat hukum, undang-undang, kebijakan, dsb. Dibikin dalam kerangka itu.

Termasuk menyediakan fasilitas umum. Mulai dari yang sederhana seperti taman, sarana olahraga dan bermain. Sampai pendidikan dan sistim transportasi. Dananya ya dari pajak. Masyakarat bayar pajak, harus ada "imbalannya" juga dong. Pajak kan bukan "upeti" :). Kemajuan sebuah negara bisa dilihat dari seberapa besar masyarakatnya merasa “aman” dan “nyaman”.

Cuma kalau terlalu "aman" dan "nyaman" repot juga. Terlalu "aman" bikin masyarakat jadi ga waspada. Terlalu "nyaman" bisa bikin masyarakat “manja”. Semua tersedia. Serba teratur. Hidup terjamin. Lama-lama jadi terlena. Biasanya kan orang yang punya daya juang tinggi dan kreatif berasal dari negara miskin. Keadaan menempa mereka jadi ”tough”. Sore ada acara Family Fellowship. Terus pulang. Sebetulnya masih ada acara lain di rumah teman. Tapi kita ga ikut. Anak-anak sudah kecapekan. Karen masih flu. Saya juga ga gitu fit.

Monday, February 19, 2007

I Like Monday - 20


Inspiring Singapore
Watch What You Eat


Tahun baru bagi masyarakat China adalah salah satu saat untuk makan enak. Berbagai pangganan disajikan di setiap rumah. Bahkan tidak jarang, makanan tersebut dibuat dengan sangat istimewa. Untuk dimakan bersama-sama. Tidak saja istimewa karena rasanya yang enak. Tapi juga karena jumlahnya yang beragam dan banyak. Para ahli gizi di Singapore mengingatkan agar masyarakat berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan enak selama tahun baru. Terutama karena banyaknya makanan berlemak yang disajikan. Dr Grace Soon Ing, Nutrisionist, dari Health Promotion Board Singapore mengingatkan agar tidak saja memperhatikan konsumsi lemak, agar tidak berlebihan. Karena konsumsi yang berlebihan dapat meningkatkan kolesterol. Merayakan tahun baru dengan sehat bisa dilakukan dengan cara mengganti makanan dengan makanan yang lebih sehat. Seperti makanan favorit, yu sheng, dapat dibuat dengan mengurangi penggunaan saus plum dan minyak. Bisa juga diganti dengan lemon atau juice lime.* Intinya, pilihan untuk sehat ada di tangan kita. Kita bisa memilih menyia-nyiakannya. Atau menjaganya. Gaya hidup dan pola makan yang sehat adalah salah satu cara menjaganya. Makanlah untuk hidup. Bukan hidup untuk makan. Just never too much.
*Source :Channel News Asia/YahooSingapore

Catatan Harian

Day - 42

Minggu, 18 Februari 2007 -- Sincia. Tahun baru imlek. Buat saya sih biasa saja. Ga ada yang khusus. Pagi ke gereja. Hari ini khotbah di GPBB dan GPO. Kalau pun ada yang beda jalanan sepi. Toko, mall dan hawker center pada tutup. Tadi ke gereja bekal nasi. Dari GPBB ke GPO ga sempet pulang lagi untuk makan. Bis dan MRT jalan seperti biasa. Cuma taxi lebih jarang.

Cari taxi mau ke GPO susah. Call juga penuh terus. Tapi akhirnya dapat juga sih. Ngobrol sama supir taxi. Ia Chinese. Saya tanya sincia ga liburan? Ia bilang di sini libur berarti ga dapat uang. Berat katanya. Saya jadi kepikiran begini. Banyak orang yang pengen ngerayain hari besar sama keluarganya. Libur barang satu dua hari. Tapi ga bisa karena harus kerja cari nafkah.

Baik juga kalau kita bisa sisihin uang sejumlah pendapatan mereka sehari. Lalu kita kasih ke mereka. Anggap saja membeli “waktu” mereka hari itu. Jadi mereka bisa pulang. Berlibur bareng keluarga, tanpa harus kehilangan pendapatan hari itu. Pasti akan sangat berarti buat mereka kan. Saya baru kepikir.

Hal yang mirip bisa kita lakukan pada orang-orang yang karena tugasnya harus tetap dinas di hari besar. Misalnya polisi, tukang bersih sampah, atau sopir bis. Kita sisihkan uang buat mereka sebagai tanda terima kasih karena mereka tetap bekerja. Kalau tanpa mereka kan bisa sangat repot kita.

Sunday, February 18, 2007

Chinese Tradition - 04


Makanan Chinese New Year
Chinese Tradition. Rubrik rutin dalam rangka menyambut Chinese New Year


Makanan yang disediakan saat Imlek cenderung lebih manis dari biasanya. Menggambarkan harapan, supaya di tahun yang baru mendapatkan kehidupan yang lebih manis. Di Indonesia hidangan yang tersedia biasanya dipilih yang namanya punya bunyi yang sama dengan kata keselamatan, kemakmuran, panjang umur atau kebahagiaan.

Antara lain, kue keranjang. Biasanya kue disusun ke atas dengan kue moho atau kue mangkok berwarna merah di bagian atasnya. Harapan yang terkandung di dalamnya adalah kehidupan manis yang kian menanjak dan mekar seperti kue mangkok. Terus, kue lapis atau lapis legit. Konon, kue itu melambangkan rezeki yang diharapkan datang berlapis-lapis. Selain itu ada juga kue ku merah, kue lapis, wajik coklat, nagasari, kue moho atau kue mangkok, kue bugis, kue lemper, madu mongso, coro bikang, ketan tetal dan bongko.

Manisannya tangkue, angco (kurma merah, bisa diganti dengan manisan ceremai warna merah. Biasanya manisan ini disajikan dalam piring-piring kecil atau ditusuk-tusuk seperti sate dan ditata di atas meja khusus bernama cenap.

Buah-buahannya adalah pisang raja atau pisang mas 1 sisir, tebu, srikaya, jeruk bali (lengkap dengan tangkai dan daunnya), belimbing, jeruk lokam, kelengkeng, nanas dan delima merah. Biasanya buah-buahan ini dihias atau dibungkus dengan kertas minyak warna merah.

Juga masakan ca rebung iris kasar (di dalamnya kadang disertakan juhi, haisom, abalone dan taoco) ca rebung iris halus (bersama kepiting, udang, atau hisit), daging masak kecap (biasanya digunakan daging babi), sosis daging masak kecap , masakan dari kaki, masakan dari paru, masakan dari lambung, sate daging ayam (dimasak bersama taoco dan facai), opor ayam, sambal goreng (ampela, hati ayam, dan petai) dan mi goreng. (dari kompas.com)
Ayah's Point of View :
Happy Chinese New Year. Sambil terus mengingat, bahwa perayaan apapun, hendaknya jadi momentum. Menuju ke arah yang lebih baik. Dalam relasi dengan diri sendiri. Dengan orang lain. Dan terutama dengan Sang Khalik.

Catatan Harian

Day - 43

Sabtu, 17 Februari 2007 -- Pagi-pagi rencananya mau ikut outing ke East Coast sama teman-teman pemuda. Tapi ga tega juga ngebangunin Kezia dan Karen. Semalam mereka tidur agak larut. Karen juga flu. Batuk. Malam ia kebangun-kebangun. Ga jadi outing. Agak siang ikut main bulu tangkis di Bukit Gombak Sport Mall.

Kebanyakan yang ikut bulutangkis teman-teman keluarga muda. Saya sih cuma penggembira. Just senang gitu. Sambil “nyari keringat”, sambil jadi lebih akrab. Kegiatan-kegiatan fun begini baik jugalah ada di gereja. Ga sedikit loh orang yang lalu jadi aktif di gereja karena kegiatan fun seperti ini.

Gereja kan melulu harus formal. Persekutuan ini itu. Pembinaan begini begitu. Ceramah. Khotbah. Ibarat orang, jangan serius terus dong. Sesekalilah rileks. Tertawa lepas. Bercanda riang. Serius terus salah-salah jadi kaku dan beku. Jauh dari kehidupan riil. Kayak gereja abad-abad pertengahan di film-film. Buram dan seram. Orang pun ke gereja ga dengan hati “ringan”, tapi dengan hati penuh “beban”. Ga dengan “rasa rindu”, tapi just kewajiban.

Agak sore diajak teman ke China Town. Sebetulnya sudah dari minggu-minggu lalu mau perginya. Tapi ga sempet terus. Katanya kalau sincia-an gini di sana ramai. Pengen ngerasain suasananya. Kita makan di Soup Restoran di Smith Street. Enak. Dan unik. Tradisional. Konon dulunya itu “makanan orang miskin”. Sekarang sih sudah jadi “makanan berkelas”. Punya banyak cabang. Di Plaza Indonesia juga ada.

Saturday, February 17, 2007

Chinese Tradition - 03


Sejarah Kue Keberuntungan
Chinese Tradition. Rubrik rutin dalam rangka menyambut Chinese New Year


Masih terjadi perdebatan siapa sebenarnya yang membuat Kue Keberuntungan (Fortune Cookies) pertama kali. Konon kue keberuntungan pertama tiba di China pada tahun 1892. Diimport dari Brooklyn dan diiklankan sebagai "Kue keberuntungan buatan Amerika". Tapi ada juga yang punya kisah bahwa kue keberuntungan adalah andil dari David Jung, seorang imigran China yang tinggal di Los Angeles. Ia adalah pendiri Hong Kong Noodle Company. Ia menemukan kue tersebut pada tahun 1918 ketika merasa tergerak dengan orang-orang yang miskin yang meminta-minta padanya. Ia kemudian membuat kue tersebut dan membagikannya. Di dalam kue tersebut diselipkannya kerta berisi kata-kata inspirasional dari Alkitab yang ditulis oleh seorang Pendeta Presbyterian.

Kisah lain, kue tersebut ditemukan oleh seorang Jepang yang tinggal di San Fransisco, Makoto Hagiwara. Ia adalah seorang tukang taman yang mendesain Japanese Tea Garden yang terkenal itu di taman Golden Gate. Seorang walikota anti Jepang memecatnya. Tapi walikota berikutnya mempekerjakannya kembali. Sebagai rasa terima kasih dan penghargaan kepada semua orang yang telah mendukungnya, Hagiwara membuat kue-kue tersebut pada tahun 1914. Di dalamnya diselipkan kata-kata ucapan terima kasih. Dan dibagikannya di Japanese Tea Garden. Pada tahun 1915, itu dipamerkan di Panama-Pacific Exhibition, di San Fransisco.

Kue keberuntungan mulai populer di restoran-restoran di daratan China sebagai pengganti makanan penutup setelah Perang Dunia II. Awalnya dibuat dengan menggunakan bantuan sumpit. Kemudian tahun 1964, Edward Louie dari San Fransisco Lotus Fortune Cookies membuatnya dengan menggunakan peralatan mesin otomatis. Saat ini produsen Kue Keberuntungan terbesar di dunia adalah Wonton Food Inc, Long Island City. Setiap bulan mereka mengapalkan Kue Keberuntungan sebanyak 60 juta.

Ayah's Point of View :
Kemasan boleh punya berbagai nama dan bentuk. Yang penting adalah makna di balik kemasan itu. Sehingga kita tidak memaku diri dan perhatian pada kemasan semata. Dan lupa bahwa kerap kemasan tidak sepenting makna yang ada di baliknya.

Friday, February 16, 2007

Catatan Harian

Day - 44

Jumat, 16 Februari 2007 -- Siang pimpin persekutuan Komisi Wanita. Berdua Dewi. Ini pertama kali kita mimpin acara berdua. Temanya memang pas dibawakan berdua. Tulang Rusuk. Jadi sekalian sharing gitu. Bagus juga idenya. Intinya "status" tulang rusuk bukan sesuatu yang statis. Sudah dapat sudah. Tapi harus dipelihara. Dijaga. Kerap dengan perjuangan yang tidak mudah.

Di acara itu dibagikan Info Agape. Buletin Komisi Wanita GPBB. Terbit tiga bulan sekali. Sudah edisi ke 14. Dari beberapa buletin yang pernah saya baca selama di sini, Info Agape edisi ini bisa dibilang yang terbaik. Isinya sederhana. Namun sangat menguatkan. Baik artikel mapun sharing-sharingnya. Penyajiannya interesan.

Dalam rubrik sharing memuat beberapa kesaksian menarik: Ketika Tuhan menghendaki aku pergi ke tempat yang tidak kusukai, Ketika hartaku habis dalam sekejap, Ketika detak jantung janin dalam kanduganku berhenti, Ketika dokter memvonis aku kanker, Ketika Tuhan memanggil anakku. Kisah-kisah menyentuh dari para Ibu yang telah melewati saat-saat sulit itu. Good.

Yang mau diangkat dalam buletin itu adalah bahwa hidup ga selalu berjalan mulus. Ada saatnya yang kita ga harapkan malah yang terjadi. Saya jadi ingat Victor Frankle, pencetus teori logoterapi. Bukan soal apa yang kita hadapi. Suka maupun duka. Berat ataupun ringan. Tapi yang penting adalah bagaimana kita memaknai setiap kejadian tersebut.

Chinese Tradition - 02


Sejarah Sumpit
Chinese Tradition. Rubrik rutin dalam rangka menyambut Chinese New Year

Beberapa negara Asia seperti China, Jepang, Korean dan Vietnam, orang makan menggunakan sumpit. Sumpit adalah dua kayu panjang, tipis dan agak runcing. Biasanya terbuat dari bambu, plastik, porselen, tulang bintang, dan lain-lain.

Orang China sudah menggunakan sumpit selama lebih dari 5.000 tahun. Orang memasak makanan dalam belanga besar,dan menggunakan ranting untuk membersihkannya. Waktu berlalu, populasi bertambah,orang mulai menggunakan kayu dan memecah makanan menjadi potongan kecil supaya lebih mudah memasaknya. Bagian kecil dari makanan bisa dimakan tanpa menggunakan pisau dan ranting kemudian berubah menjadi sumpit sebagaimana yang dikenal sekarang.

Orang percaya bahwa Confucius yang hidup kurang lebih pada tahun 551 sampai 479 SM merupakan salah seorang yang berpengaruh dalam pengembangan sumpit. Ia percaya bahwa menggunakan pisau mengingatkan orang pada rumah potong dan terlalu berbahaya jika digunakan di meja makan. Confucius adalah seorang vegetarian.

Ayah’s Point of View :
Teknologi boleh berkembang dengan sangat pesat. Namun kerap banyak hal sederhana di masa lalu yang masih layak dipertahankan. Dilestarikan dan dikembangkan.

Thursday, February 15, 2007

Catatan Harian

Day - 45

Kamis, 15 Februari 2007 -- Tadi di taxi saya lihat ada majalah di kantong kursinya. Singapore Tatler. Iseng saya baca. Saya lihat isinya sebagian besar tentang pesta ini itu. Juga foto-foto para tamunya. Katanya itu majalah bergengsi. Majalah kaum socialite. Para pesohor. Orang akan merasa "bangga" kalau "masuk" ke majalah itu. Ada di hampir semua negara Asia. Di Indonesia juga ada. Indonesia Tatler.

Ada rubrik khusus menampilkan wanita yang mengenakan busana merek ternama. Karya perancang dunia. Konon harga bajunya bisa sampai puluhan bahkan ratusan juta. Sebiji! Astaganaga! Ga ngerti saya. Koq ada orang yang mau membeli baju semahal itu. Piuhh. Begitulah orang kalau sudah kelebihan uang. Ga tahu mau dikemanain. Kalau separuhnya saja dipakai untuk nyekolahin anak-anak miskin misalnya. Akan lebih produktif.

Apalah arti outer beauty tanpa diimbangi inner beauty? Kecantikan fisik hanya sebatas kulit. Dan busana adalah pelengkap. Jadi ingat Lady Diana. Ia cantik, kaya raya, dan populer. Tapi yang membuat ia "berada" di hati banyak adalah karya "kemanusiaannya". Bukan kecantikan atau pun kekayaan dan popularitasnya. Kalau untuk hal-hal itu sih, banyaklah wanita yang lebih dari Diana. Mereka toh "hilang ditelan masa".

Sore hujan deras. Malam ada persekutuan doa jemaat. Diawali buka puasa bersama. Pulang kongkow dengan beberapa teman GSM. Bicarain retreat GSM. Sampai bulan Juni nanti rencananya ada tiga retreat. GSM, Pemuda, dan Remaja. Di sini tuh yang susah nyari tempat retreat-nya. Kembali saya tersadar betapa kayanya Indonesia hehehe.

Chinese Tradition - 01


Keberuntungan
Chinese Tradition. Rubrik Rutin dalam rangka menyambut Chinese New Year.

Karakter/huruf Chinese biasanya memiliki lebih dari satu makna. Berikut adalah sepuluh karakter/huruf yang bermakna keberuntungan. (Digunakan juga Pinyin, sistem ejaan Chinese untuk karakternya)

Fu – Blessing, Good Fortune, Good Luck (Keberuntungan)
Salah satu huruf/karakter Chinese yang popular. Sering ditaruh/digantung di depan pintu secara terbalik. Maknanya “keberuntungan datang” karena huruf/karakter Chinese untuk “terbalik” bunyinya sama dengan huruf/karakter “datang”

Lu – Prosperity (Kemakmuran)
Biasanya berarti gaji pemerintah di jaman feodal China. Fengshui dipercaya sebagai cara untuk mencapai kesehatan, kemakmuran dan kebahagiaan.

Shou – Longevity (Panjang Umur)
Juga bermakna hidup, umur atau ulang tahun

Xi – Happiness (Kebahagiaan)
“Double Happiness” sering digunakan untuk pernikahan Chinese.

Cai – Wealth, Money (Kekayaan, Uang)
Tradisi Chinese percaya bahwa uang sanggup membuat setan memutar batu gerinda. Maknanya bahwa uang sanggup melakukan banyak hal.

He – Harmonius (Harmonis)
“Harmoni antar manusia” adalah hal yang penting dalam budaya China. Ketika kita memiliki hubungan yang harmonis dengan orang lain, segalanya akan lebih mudah.

Ai – Love, Affection (Cinta, Sayang)
Tidak usah dijelaskan lebih lanjut tentang ini.

Mei – Beautiful, Pretty (Indah, Cantik)
Dalam bentuk singkat Amerika Serikat disebut Mei Guo. Guo artinya negara.

Ji – Lucky, Auspicious, propitious (Beruntung, Menguntungkan, Mujur)
Semoga semuanya baik-baik saja

De – Virtue, Moral (Kebajikan, Moral)
De bermakna kebajikan, moral, hati, pikiran, dan kebaikan.

Ayah's Point of View :
Hidup tidak sepenuhnya bergantung pada keberuntungan. Hidup juga harus diisi dengan usaha dan perjuangan.

Catatan Harian

Day - 46

Rabu, 14 Februari 2007 -- Saya suka Jambu Bangkok. Yang manis dan mengkal. Tapi saya ga suka bijinya. Dimakan gemelutuk di gigi. Ga enak gitu. Ga dimakan ribet. Tadi ada teman yang ngasih Jambu Bangkok tanpa biji. Seedless guava. Enak. Saya baru tahu ada Jambu Bangkok tanpa biji :). Berkat rekayasa genetika. Teknologi manusia makin canggih. Tidak saja dalam hal perangkat kerasnya, tapi perangkat lunaknya.

Mulai dari alat rumah tangga, sampai barang elektronika. Mulai dari bom nuklir, sampai rekayasa genetika. Tentang rekasaya genetika manusia bahkan melangkah makin jauh. Awalnya diterapkan pada tumbuhan. Yang paling sederhana kayak sistim stek. Terus makin canggih. Benih dipisahkan di laboratorium. Dicampur ini dan itu. Disilang begini dan begitu. Tujuannya untuk menciptakan "hasil yang lebih potensial”.

Lalu merambah ke hewan. Kayak Dolly, domba kloning pertama. Kloning loh. Bukan kelonin :). Gimana nanti kalau diterapkan ke manusia coba?! Bayangkan kalau misalnya, bayi yang lahir bisa dibikin jadi super cakep, berotak super jenius, bertubuh super tangguh. Konon sekarang jenis kelamin bayi sudah bisa dipesan loh. Jangan-jangan kelak orang jahat dan orang baik bisa dibikin juga. Ckckck.

Imajinasi manusia ga bisa dianggap remeh. Manusia mutan dan perang luar angkasa kayak di film-film futuristsik suatu saat bisa saja kejadian. Dulu manusia ke bulan tuh hanya imajinasi. Sekarang terbukti kan. Terlepas dari segala kontroversi, keingintahuan manusia di satu sisi ada baiknyalah. Tapi kalau ga hati-hati, bisa membawa petaka. Terutama bila ga dibarengin dengan kemampuan untuk mengendalikannya. Btw, met Valentine. Today and everyday!

Wednesday, February 14, 2007

Bicara Cinta - 14

Love is in the air
Love is Act
Bicara Cinta. Rubrik rutin dalam rangka menyambut hari Valentine


Cinta hadir dalam tindakan.

Tidak ada kata yang bisa secara utuh mengungkap realitas cinta.
Kita akan selalu kehabisan kata-kata untuk diucapkan.
Sebagaimana tidak ada lukisan yang bisa menggambarkan cinta.
Kita akan selalu kehabisan warna untuk dituangkan.

Cinta terdengar, pun dalam keheningan;
terlihat, pun dalam pekatnya malam
Tapi ia makin kuat tergaung lewat tindakan.

Ketika kau memberi tanganmu menopang tangannya.
Ketika kau memberi kakimu berjuang untuknya.
Ketika kau memberi senyummu hangatkan dukanya.
Ketika kau memberi hatimu membalut luka hatinya. (AYA)

Catatan Harian

Day - 47

Selasa, 13 Februari 2007 -- Siang pimpin persekutuan Komisi Wanita GPO. Bahan dari The Purpose Driven Life. Buku yang ditulis oleh Rick Warren itu pernah begitu populer. Konon sudah terjual 30 juta copy lebih di seluruh dunia. Termasuk 1 diantara 100 buku paling berpengaruh sepanjang abad. Di Indonesia dalam satu tahun saja 2004-2005 sudah dicetak 10 kali. Banyak gereja yang memakainya sebagai bahan pembinaan jemaat.

Dari buku itu Warren mendapat royalti sangat besar. Tapi ia tetap sederhana. Low profile. Ia menyumbangkan sebagian royaltinya untuk badan-badan missi dan sosial di banyak negera. Terutama negera miskin. Ia kembalikan semua “gaji” yang diterimanya selama melayani di Saddleback Church, California, gereja yang didirikannya. Warren adalah contoh orang yang ga dimabukkan uang dan ketenaran.

Tadi masih bahas bab awal. Bahwa hidup tuh harus punya tujuan. Hidup tanpa tujuan adalah hidup yang hampa. Ga bermakna. Tujuan bukan dari sudut pandang kita, tapi sudut pandang Tuhan. Untuk tujuan apa Tuhan menciptakan kita. Setiap kehidupan adalah prakarsa Tuhan. Ga ada kehidupan yang kebetulan. Dan Tuhan pasti punya mission untuk setiap kehidupan di dunia ini.

Dua hari ini ga tahu kenapa saya malas banget makan. Aneh deh. Kemarin pagi ga makan. Siang cuma dua potong pizza sisa Kezia. Malam dua potong goreng pisang di Family Fellowship. Tadi pun begitu. Pagi makan satu siomay dan satu tahu. Siang ga makan. Baru makan “benar” tuh di acara ramah tamah selesai acara Komisi Wanita GPO. Lalu ga makan lagi. Laper sih. Cuma ya malas saja gitu.

Tuesday, February 13, 2007

Bicara Cinta - 13

Love is in the air...
12 Sign of Falling in Love
Bicara Cinta. Rubrik rutin dalam rangka menyambut hari Valentine


12. Kau akan membaca suratnya/email-nya/SMS darinya berulang kali

11. Kau akan berjalan sangat sangat pelan ketika sedang bersamanya

10. Kau akan selalau tersipu ketika ada di dekatnya

9. Ketika memikirkannya, jantungmu berdegup lebih kencang

8. Ketika mendengar suaranya, kau bisa tersenyum sendiri tanpa alasan

7. Ketika memandangnya, kau tidak bisa melihat orang lain selain dirinya

6. Kau akan mulai suka mendengar lagu-lagu romantis

5. Kau hanya memikirkannya setiap saat

4. Kau akan merasa melambung mencium wangi tubuhnya

3. Kau menyadari bahwa kau selalu tersenyum ketika memikirkannya

2. Kau akan melakukan segalanya untuknya

1. Ketika membaca ini, hanya ada satu orang yang terlintas di pikiranmu
(taken from internet, author unknown)

Ayah Bicara Cinta:
Yang penting bukan jatuh cintanya. Tapi bagaimana kita bisa berdiri atas nama cinta.

Catatan Harian

Day - 48

Senin, 12 Februari 2007 -- David Beckham nyetak gol buat Real Madrid. Gol itu bermakna sangat dalam. Sejak keputusannya pindah klub ke Los Angeles Galaxy, Amerika, musim depan, Beckh banyak menuai kecamaan dari para petinggi Real. Pelatih Cappello bahkan memaklumatkan ga akan memainkannya lagi. Tapi prestasi Real anjlok. Kalah melulu. Puncaknya di kandang sendiri dihancurkan klub papan bawah Lavente 0-1.

Capello didesak kanan kiri untuk memainkan kembali Beckh. Sang Don ga berdaya. Beckh main. Dan cetak gol. Ditambah gol Nistelrooy, Real menang atas Sociedad 2-1. Karier Capello pun selamat. Menurut "kabar angin" kalau Real sampai kalah lagi, kemungkinan besar Cappello bakal dipecat. Koran Italia memberi judul menarik di headline-nya: “Bechkam penyelamat eksekutornya.”

Saya ga gitu suka Beckh. Menurut saya ia terlalu modis untuk seorang pemain bola. Tapi sikap profesionalnya patut diacungi jempol. Ia tetap ikut latihan walau dikucilkan. Ga ngambek. Sekali lagi ia menunjukkan kedewasaannya. Dulu ia pernah dimusuhi fans Inggris. Disebut idiot. Gara-gara kartu merah yang diterimanya di Piala Dunia. Tapi ia ga patah arang. Kemudian ia malah jadi kapten kesebelasan Inggris. Di balik kepahitan hidup ga jarang tersimpan intan berlian. Kuncinya tegar dan teguh. Good, Beckh.

Siang dengan Dewi belanja keperluan sehari-hari. Agak banyak. Persiapan sinsia. Di sini sincia toko pada tutup. Kayak lebaran di Indonesia. Saya ingat waktu kuliah dulu di Jogja. Lebaran warung makan pada tutup. Empat hari makan supermi :). Malam Family Fellowship daerah Thompson. Sampai jam 11 lebih. Pulang naik MRT dari stasiun Yio Chu Kang. Sepi banget. Ada kali 3-4 orang. Tapi rasanya aman saja gitu. Ini kelebihan di sini. Sampai rumah hampir jam 12.

Monday, February 12, 2007

Bicara Cinta - 12

Love is in the air...
Love
Bicara Cinta. Rubrik rutin dalam rangka menyambut hari Valentine


Cinta tidak pernah dapat didefinisikan dengan tuntas. Bahasa manusia terlalu terbatas untuk mengungkap realitas cinta. Tetapi itu baik. Dengan begitu manusia akan selalu merindukan dan membicarakannya. Tuhan rupanya begitu menyayangi cinta, sehingga Dia memberi selubung misteri kepadanya. Sebab kalau tidak, segera manusia memahami arti cinta sedalam-dalamnya dan sejelas-jelasnya, segera pula manusia akan melupakannya dan membuangnya.

Manusia adalah mahluk pembosan, tetapi ia juga punya kecenderungan untuk selalu penasaran dengan segala hal yang bernilai misteri. Banyak kisah dalam dunia ini yang tetap hidup dibenak banyak orang justru karena itu belum terungkap tuntas. Kematian Putri Diana, Bruce Lee, Marlyn Monroe dan John F. Kennedy adalah beberapa contoh. Cinta juga demikian, sebagai sebuah makna ia yang akan terus hidup dalam benak dan sanubari setiap orang.

Akan tetapi cinta memang bukan soal definisi. Cinta adalah praksis; kontemplasi dan aksi, perenungan dan perbuatan. Dan kadang-kadang itu melampaui akal. Tuhan Yesus pernah merasakan cinta sedemikian. Kejadiannya di Betania, seminggu menjelang penyaliban-Nya. Seorang wanita, Injil Yohanes mencatat namanya Maria, saudara Lazarus yang Dia bangkitkan dari kematian, mengurapi-Nya dengan sekitar setengah liter minyak narwastu murni yang mahal harganya. Tidak hanya sampai di situ, wanita itu juga kemudian menyeka kaki Tuhan Yesus dengan rambutnya.

Demi meraih perhatian dan popularitas ala politisi? Bukan. Itu spontanitas yang keluar dari hati yang mencintai. Sebab di sana tidak ada tuntutan, tidak ada perhitungan untung-rugi, juga tidak ada dinding gengsi dan kebanggaan diri yang menghalangi. Yang ada adalah keinginan untuk memberi sesuatu yang terbaik dari yang dimiliki. Hanya itu. Cinta selalu tidak bersyarat, tidak berpamrih. Dan cinta juga tidak mengenal harga, bagi cinta tidak ada yang terlalu mahal.

Ada sepasang pemuda pemudi saling mencintai. Mereka sangat miskin, tetapi keduanya memiliki sesuatu yang amat disayangi dan dibanggakannya. Sang wanita memiliki rambut panjang nan indah. Sang pria memiliki sebuah jam emas warisan ayahnya. Ketika hari Natal menjelang keduanya ingin saling memberi hadiah. Hanya saja mereka tidak punya cukup uang. Tanpa saling tahu, sang wanita memotong rambutnya dan menjualnya, sedang sang pria juga menjual jam emasnya. Ketika mereka membuka hadiah masing-masing. Ternyata sang pria membeli sebuah hiasan rambut, dan sang wanita membeli sebuah kotak kecil dari platina tempat menyimpan jam. (AYA – Potret Diri Tanpa Bingkai)

Catatan Harian

Day - 49

Minggu, 11 Februari 2007 -- Di kebaktian tadi diwartakan rencana GPBB membantu korban banjir Jakarta. Fokus pada tahap recovery. Biasanya saat sebuah musibah terjadi banyak kalangan yang spontan terjun membantu. Kadang sumbangan pada tahap ini berlimpah. Ketika musibah berlalu dan tinggal “puing-puing luka”, satu per satu bala bantuan "selesai". Padahal kebutuhan akan bantuan; baik material maupun psikis, pada tahap recovery ini ga jarang justru meningkat.

Langkah awal setelah pewartaan, kita akan hubungi beberapa "kontak" di Jakarta untuk "kenal medan”. Kontak bisa pribadi, bisa lembaga. Lalu dua atau tiga orang dari kita akan berkunjung langsung ke sana. Hasilnya kita laporkan ke Majelis Jemaat. Dari situ baru kita bisa menentukan daerah yang akan kita bantu, dengan cara apa, dan bekerja sama dengan siapa. Setelah itu kita presentasikan ke Jemaat.

Sebetulnya bisa saja semua biaya dari kas Majelis. Tapi sangat baik kalau jemaat dilibatkan juga. Bisa menjadi “pembelajaran spiritual". Bertumbuh melalui semangat memberi. Berdasarkan pengalaman, umumnya warga gereja punya kepedulian besar terhadap orang yang sedang susah. Di banyak gereja mengumpulkan dana untuk proyek sosial biasanya jauh lebih gampang. Asal jelas proyek dan penyalurannya.

Siang setelah kebaktian ikut rapat Tim Panitia Paskah Pelaut dan Maria Marta. Sorenya ada pertemuan keluarga rohani di rumah. Kita ajak beberapa “anak” baru yang belum masuk keluarga rohani. Intinya sih untuk lebih mengakrabkan. Relasi kekeluargaan begini kan penting sekali buat "anak-anak" yang tinggal "di negeri orang". Isi acaranya pun ga formal. Sharing. Ngerujak. Makan. Games. Merayakan yang ulang tahun.

Sunday, February 11, 2007

Bicara Cinta - 11

Love is in the air...
Love vs Like
Bicara Cinta. Rubrik rutin dalam rangka menyambut hari Valentine.


Di hadapan orang yang kau cintai, degup jantungmu berdebar lebih kencang
Tapi di hadapan orang yang kau sukai, kamu bahagia

Di hadapan orang yang kau cintai, musim dingin serasa musim semi
Tapi di hadapan orang yang kau sukai, musim dingin terasa indah

Jika kau melihat ke dalam mata orang yang kau cintai, kau memerah
Tapi jika kau melihat di mata orang yang kau sukai, kau tersenyum

Di hadapan orang yang kau cintai, kau tidak dapat mengatakan apa yang ada dalam pikiranmu
Tapi di hadapan orang yang kau sukai, kau bisa

Di hadapan orang yang kau cintai, kau cenderung mudah tersipu
Tapi di hadapan orang yang kau sukai, kau dapat menunjukkan dirimu sendiri

Kemudian orang yang kau cintai muncul di pikiranmu tiap dua menit
Kau tidak dapat melihat langsung ke mata orang yang kau cintai
Tapi kau dapat selalu tersenyum ketika melihat ke dalam mata orang yang kau sukai

Ketika orang yang kau cintai menangis, kau menangis bersamanya
Tapi ketika orang yang kau sukai menangis, kau menghiburnya

Rasa cinta dimulai dari mata
Dan rasa suka dimulai dari telinga

Jadi jika kau berhenti menyukai orang yang pernah kau sukai
Yang perlu kau lakukan adalah menutup telinga

Tapi ketika engkau mencoba menutup mata
Cinta berubah menjadi derai airmata dan tinggal dalam hatimu selamanya

Author Unknown

Ayah Bicara Cinta :
Di hadapan orang yang kau cintai, rasa suka terbesar adalah melihatnya bahagia. Apalagi bisa turut andil membahagiakannya. Sekecil apapun itu.

Catatan Harian

Day - 50

Sabtu, 10 Februari 2007 -- Kezia batuk pilek. Mungkin kecapekan. Belakangan kegiatan ia agak padat. Pagi kita antar ia ke dokter. Sekalian ke pasar juga. Ga apa-apa sih. Dikasih obat biasa. Siang ada baptisan “darurat”. Seorang ibu. Ia tinggal di Batam. Sakitnya sudah parah. Berobat bolak-balik ke sini. Teman-teman dari Komisi Wanita sudah “melayani” ia sejak minggu-minggu lalu.

Terus ke General Hospital. Nengok famili teman yang sakit. Baru datang tadi malam dari Jogja. Seperti biasa. Salah identifikasi dokter. Sad. Awalnya ia ga bisa kencing. Berobat ke salah satu rumah sakit di Jogja. Divonis sakit ini sakit itu. Diobati begini dan begitu. Malah kolaps. Gawat. Ga sadar diri. Akhirnya keluarga memutuskan membawa ia ke sini. Sampai carter pesawat khusus. Langsung masuk ICU.

Salah identifikasi. Salah obat. Salah tindakan. Kasus-kasus begini membuat reputasi dokter dan rumah sakit Indonesia “ga bagus” di mata orang sini. Tentu ga semualah “begitu”. Tapi ga bisa nutup mata juga kan, bahwa kasus “begitu” tuh kerap terjadi. Saya sih cuma kepikir, gimana orang-orang yang ga punya uang. Mereka hanya bisa “terima” kan. Yang punya uang bisa berobat ke luar negeri.

Malam pimpin kebaktian perkawinan 25 tahun di gereja. Baik juga tradisi “peneguhan” kembali janji pekawinan dibikin “sekhusuk” begitu. 10 tahun. 15 tahun. 25 tahun. Dst. Jadi ulang tahun pernikahan tuh ga sakadar dirayakan. Suami-istri diingatkan kembali pada “kasih mereka yang mula-mula” :). Mereka juga bisa melihat “jejak-jejak” kasih dan pemeliharaan Tuhan di masa lalu. Sebagai bekal melangkah ke depan. Good.

Saturday, February 10, 2007

Bicara Cinta - 10

Love is in the air...
Proof on the Rough Time
Bicara Cinta. Rubrik rutin dalam rangka menyambut hari Valentine.


Cinta teruji pada saat yang sulit.

Jangan bilang, “Aku mencintaimu”
Sedang kau tidak mau menanggung duka deritanya.

Kau hanya mau menerima yang baik dari ia.
Dan tidak yang buruk.

Kau hanya memikirkan hatimu.
Dan tidak hatinya. (AYA)

Friday, February 09, 2007

Catatan Harian

Day - 51

Jumat, 9 Februari 2007 -- Kabar dari teman di Jakarta. Banjir sudah banyak surut. Yang ngungsi sudah pada kembali ke rumahnya. Aktivitas sudah mulai hidup. Tapi di beberapa ruas jalan genangan air masih agak tinggi. Kendaraan belum bisa lewat. Hujan masih kerap turun. Sesekali deras. Cukup bikin dag dig dug juga. Apalagi ada desas-desus banjir kiriman dari Bogor.

Yang “ga lucu” pasca banjir muncul berita persaingan Gubernur Sutiyoso dan Presiden SBY. Saya baca di situs berita internet. Konon Sutiyoso kan salah satu “calon” dalam pemilihan presiden 2009. Saya ga tahu, apakah ini hanya “kerjaan” wartawan “infotaiment politik”. Atau memang begitulah tipikal elite politik di negeri ini. Bahkan musibah pun jadi komoditi politik. Sad.

Saya suka "ngenes" ngelihat orang yang begitu pengen punya jabatan ini itu. Sampai menghalalkan segala cara. Sejarah membuktikan jabatan yang dikejar-kejar setelah didapat ga jarang malah ngejerumusin. Contoh Joseph Estrada, mantan Presiden Filipina. Ia sudah hidup berkecukupan sebagai mantan aktor. Lalu jadi presiden. Justru jabatan itu yang menghantarkan ia ke penjara kan. Atau Saddam Husein. Andai saja ia memilih jadi orang biasa, sekarang mungkin ia sedang hidup tenang dengan anak cucunya.

Malam dampingi bina pranikah di gereja. Sebagai fasilitator program walau ga pimpin, saya perlu hadir. Gantian dengan teman. Topiknya seputar perbedaan pria dan wanita. Konon pria itu seperti waffer. Sedang wanita seperti spaghetti. Waffer kan berlapis-lapis. Setiap lapis terpisah. Sedang spaghetti nyambung. Wanita biasanya akan menghubungkan setiap kejadian yang dialaminya. Sedang pria, ia bisa memilah-milah. Hidup dari “box” ke “box” lainnya.

Bicara Cinta - 09

Love is in the air...
Love is The Reason
Bicara Cinta. Rubrik rutin dalam rangka menyambut hari Valentine.


Robertson McQuilkin adalah rektor di Universitas Internasional Columbia. Ia mengundurkan diri dari kedudukannya itu demi merawat Muriel, istrinya yang mengalami gangguan fungsi otak. Atau alzheimer. Muriel sudah seperti bayi. Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan untuk makan, mandi dan buang airpun ia harus dibantu.

Robertson memutuskan untuk merawat istrinya dengan tangannya sendiri. Baginya Muriel adalah wanita yang sangat istimewa. Pernah suatu kali ia membersihkan lantai bekas ompol Muriel. Tapi di luar kesadaran Muriel malah menyerakkan air seninya sendiri. Robertson kehilangan kendali emosinya. Ia menepis tangan Muriel dan memukul betisnya guna menghentikannya.

Ia sangat menyesali tindakannya itu. "Kenapa pula saya memukulnya. Walau tidak keras, tapi itu cukup mengejutkannya. Selama 44 tahun kami menikah, saya belum pernah menyentuhnya karena marah. Tapi kini di saat ia sangat membutuhkan saya, saya malah memperlakukannya demikian. Ampuni saya, ya Tuhan," katanya dalam hati. Tanpa peduli apakah Muriel mengerti atau tidak, ia pun meminta maaf atas hal yang telah dilakukannya.

Tanggal 14 Februari 1995. Hari istimewa untuk Robertson dan Muriel. Tahun 1948 tanggal itu ia melamar Muriel. Pada hari istimewa itu ia memandikan Muriel. Menyiapkan makan malam dengan menu kesukaan Muriel. Menjelang tidur ia mencium dan menggenggam tangan Muriel dengan erat. Lalu berdoa, "Tuhan yang baik, Engkau mengasihi Muriel lebih dari aku mengasihinya. Jagalah kekasih hatiku ini sepanjang malam dan biarlah ia mendengar nyanyian malaikat-Mu. Amin."

Pagi harinya. Robertson sedang berolahraga dengan sepeda statisnya. Muriel terbangun dari tidurnya. Ia berusaha untuk mengambil posisi yang nyaman. Melempar senyum manis kepada Robertson. Untuk pertama kalinya setelah berbulan-bulan Muriel tidak pernah berbicara, ia memanggil Robertson dengan suara yang lembut dan bening, "Sayangku… Sayangku…."

Robertson terlompat dari sepedanya. Ia segera memeluk wanita yang sangat dikasihinya itu. "Sayangku, kamu benar-benar mencintaiku, bukan?" tanya Muriel. Setelah melihat anggukan dan senyum diwajah Robertson, Muriel berbisik, "Aku bahagia !" Itulah kata-kata terakhir yang diucapkan Muriel kepada Robertson sebelum meninggal. (Source: Unknown)

Ayah Bicara Cinta:
Ternyata cinta itu ada. Cinta sejati itu mengabadikan. Tak kan mati hanya karena jarak, waktu dan keadaan. Tak kan luntur karena dukacita dan airmata. Tak kan lekang karena sakit dan kepedihan. Bahkan cinta sanggup jadi tenaga. Sumber motivasi. Alasan yang tepat untuk bertahan dalam segala kepahitan dan keadaan.

Catatan Harian

Day - 52

Kamis, 8 Februari 2007 -- Kemarin sempet nonton American Idol (AI) di televisi. Masih tahap audisi. Seperti AI yang sudah-sudah pesertanya banyak banget. Sampai tidur di jalanan. Ga sedikit yang "bonek". Bondo nekad. Suara ga karuan ikut juga. Malah ada yang cuma teriak dan "desas-desis". Lucunya waktu juri ga ngelolosin. Mereka marah dan maki-maki juri.

Mungkin mereka terinspirasi "kisah sukses" William Hung. Hung kan sempat bikin heboh tuh. Ia ga bisa nyanyi. Ikut audisi AI. Modal nekad. Nyanyi lagu "She's Bang-nya" Ricky Martin. Kacau balau. Ia pun menuai cercaan para juri. Tapi eh, malah ngundang simpati banyak orang. Dan ditawarin rekaman pula. Hebatnya album pertama ia terjual 195 ribu copy. Masuk Top 10 Apple i-chart. Juga no 3 di Amazon.com. Ia lalu jadi bintang iklan, bintang televisi, dan bintang film.

Rupanya status selebritis tuh begitu memikat. Orang pun rela melakukan apa saja demi mencapainya. Padahal kalau dipikir-pikir, jadi selebritis banyak ga enaknya juga loh. Hidup jadi ga bebas. Terpenjara oleh ketenaran. Banyak kisah selebritis yang merana karena kemasyurannya. Paling enak jadi orang biasalah. Orang lain ke kita juga bisa lebih tulus kan.

Siang kunjungan ke teman-teman pemuda yang kuliah dan bekerja di Nanyang Technological University (NTU). Makan di kantin sambil ngobrol. Banyak pemuda di sini sudah s2. Bahkan s3. Padahal masih muda-muda. Dibawah 25 tahun-lah. Ckckck. Malam ada gladi resik acara silver wedding anniversary teman. Kebaktiannya agak mirip dengan kebaktian pemberkatan dan peneguhan nikah biasa. Good.

Thursday, February 08, 2007

Bicara Cinta - 08

Love is in the air...
You Are Special
Bicara Cinta. Rubrik rutin dalam rangka menyambut hari Valentine.

Cinta menutupi kekurangan.

Maka, janganlah kita mencintai seseorang karena ia istimewa; entah sifat dan sikapnya, entah juga apa-apa yang dimilikinya. Itu cinta yang berpamrih. Bersyarat dan tidak tulus.


Tetapi jadikanlah seseorang itu istimewa karena kita mencintainya.


Maka, tanamlah cinta; dalam hati, dalam pikiran, dalam langkah. Pupuklah itu. Hidup akan terasa lebih ringan. Dunia akan terasa lebih in
dah.

Dan jiwa kita pun akan merdeka. Sungguh.
(AYA - "Kugapai HadirMu")

Catatan Harian

Day - 53

Rabu, 7 Februari 2007
-- Banjir Jakarta mulai surut. Di beberapa daerah air sudah kering. Kata teman ia dan tetangganya sudah mulai bersih-bersih dan jemur-jemur. Tinggal masalah pasca banjir. Ga ringan juga loh. Rumah kotor dan bau apek. Pintu dan jendela pada macet. Belum barang-barang yang kerendam. Kalau yang kecil-kecil sih oke-lah. Tapi kalau kayak lemari, sofa, ranjang, kulkas, mesin cuci, mobil? Kwakk!

Yang punya uang bisa no problem. Tinggal suruh orang urus ini urus itu. Terima beres. Barang rusak ganti baru. Lha, yang kagak? Ngosh. Belum kalau ditambah sakit. Merananya bisa berminggu-minggu tuh. Ngosh. Ada seorang sosiolog yang bilang, banjir Jakarta bisa nimbulin gejolak sosial. Orang miskin baru dan orang miskin tambah miskin makin banyak.

Tapi sudahlah. Ga usah mikir yang lebih buruk dulu. Mikirin yang buruk-buruk di Indonesia ga habis-habisnya. Yang penting banjir sudah surut. Orang-orang Jakarta bisa bilang, “Selamat tinggal banjir. Sampai jumpa 5 tahun lagi.” Ngosh. Presiden ganti berganti. Gubernur ganti berganti. Toh Jakarta tetap banjir. Jakarta yang malang.

Susahnya hidup di negeri dimana pemerintahnya ngejalanin fungsinya secara leterlek. Memerintah. Ngosh. Rakyat “diperhatikan” hanya waktu kampanye. Setelah itu “dicuekin”. Mau banjir, mau longsor, mau tenggelem di lumpur, mau ngungsi sabodo amat. Sore nengok teman yang melahirkan di Gleneagle. Sama Dewi, Kezia dan Karen. Karen tuh suka banget sama anak kecil. Kalau tidur ia ga bisa lepas dari boneka Winnie The Pooh-nya. Pulang ke rumah jam 9-an.