Day - 51
Jumat, 9 Februari 2007 -- Kabar dari teman di Jakarta. Banjir sudah banyak surut. Yang ngungsi sudah pada kembali ke rumahnya. Aktivitas sudah mulai hidup. Tapi di beberapa ruas jalan genangan air masih agak tinggi. Kendaraan belum bisa lewat. Hujan masih kerap turun. Sesekali deras. Cukup bikin dag dig dug juga. Apalagi ada desas-desus banjir kiriman dari Bogor.
Yang “ga lucu” pasca banjir muncul berita persaingan Gubernur Sutiyoso dan Presiden SBY. Saya baca di situs berita internet. Konon Sutiyoso kan salah satu “calon” dalam pemilihan presiden 2009. Saya ga tahu, apakah ini hanya “kerjaan” wartawan “infotaiment politik”. Atau memang begitulah tipikal elite politik di negeri ini. Bahkan musibah pun jadi komoditi politik. Sad.
Saya suka "ngenes" ngelihat orang yang begitu pengen punya jabatan ini itu. Sampai menghalalkan segala cara. Sejarah membuktikan jabatan yang dikejar-kejar setelah didapat ga jarang malah ngejerumusin. Contoh Joseph Estrada, mantan Presiden Filipina. Ia sudah hidup berkecukupan sebagai mantan aktor. Lalu jadi presiden. Justru jabatan itu yang menghantarkan ia ke penjara kan. Atau Saddam Husein. Andai saja ia memilih jadi orang biasa, sekarang mungkin ia sedang hidup tenang dengan anak cucunya.
Malam dampingi bina pranikah di gereja. Sebagai fasilitator program walau ga pimpin, saya perlu hadir. Gantian dengan teman. Topiknya seputar perbedaan pria dan wanita. Konon pria itu seperti waffer. Sedang wanita seperti spaghetti. Waffer kan berlapis-lapis. Setiap lapis terpisah. Sedang spaghetti nyambung. Wanita biasanya akan menghubungkan setiap kejadian yang dialaminya. Sedang pria, ia bisa memilah-milah. Hidup dari “box” ke “box” lainnya.
No comments:
Post a Comment