Senin, 26 Februari 2007 -- Hari ini masih ada beberapa "urusan" yang harus diselesaikan sebelum balik Singapore. Ketemu kakak dan ponakan di Mal Kelapa Gading. Sempat ke Gramedia. Biasa kalau ke toko buku, ga tahan ga beli buku :). Terus ketemu teman dari GKI Kayu Putih. Bicarain kerjasama seputar pelayanan masyarakat pasca banjir. Gambaran dan rencananya.
Tiga lingkup yang bisa digarap bareng. Pertama, berkaitan dengan pendidikan. Termasuk mikirin pengadaan tenaga guru. Juga perbaikan saran dan prasaran sekolah, seperti buku pelajaran dan perpustakaan. Kedua, masalah kesehatan. Selain pengobatan cuma-cuma, perlu ada yang lebih komprehensif. Kayak penyadaran pola hidup sehat. Ketiga, pemberdayaan masyarakat. Bisa melalui pelatihan atau kursus ketrampilan. Juga penciptaan peluang kerja.
Sore ke bandara diantar teman. Value Air cancel. Alasan perawatan. Klise :). Ditransfer ke Lufthansa. Baguslah. Jadi lebih cepat 30 menit. Pesawatnya juga lebih “oke” :). Perjalanan lancar. Sampai kira-kira di atas Palembang (ada "peta" di televisi pesawat), terjadi turbulence. Cukup keras. Beberapa menit. Para cabin crew yang sedang bagiin makanan diminta duduk sama pilot. Wajah mereka tampak tegang. Penumpang kanan kiri tegang. Saya ya gentar juga.
Pertama kali saya ngalami ketegangan kayak gini di pesawat. Yang terlintas pertama wajah Dewi, Kezia dan Karen. Jangan-jangan ga akan ketemu mereka lagi. Duh. Jadi ingat Adam Air yang jatuh. Juga Silk Air beberapa tahun lalu. Kebayang gimana perasaan para penumpangnya. Duh. Kata teman di sekitar Palembang memang suka kejadian begitu. Karena konon ada “udara kosong” atau apa gitu. Thx, God! Landing juga dengan selamat di Singapore.
Tiga lingkup yang bisa digarap bareng. Pertama, berkaitan dengan pendidikan. Termasuk mikirin pengadaan tenaga guru. Juga perbaikan saran dan prasaran sekolah, seperti buku pelajaran dan perpustakaan. Kedua, masalah kesehatan. Selain pengobatan cuma-cuma, perlu ada yang lebih komprehensif. Kayak penyadaran pola hidup sehat. Ketiga, pemberdayaan masyarakat. Bisa melalui pelatihan atau kursus ketrampilan. Juga penciptaan peluang kerja.
Sore ke bandara diantar teman. Value Air cancel. Alasan perawatan. Klise :). Ditransfer ke Lufthansa. Baguslah. Jadi lebih cepat 30 menit. Pesawatnya juga lebih “oke” :). Perjalanan lancar. Sampai kira-kira di atas Palembang (ada "peta" di televisi pesawat), terjadi turbulence. Cukup keras. Beberapa menit. Para cabin crew yang sedang bagiin makanan diminta duduk sama pilot. Wajah mereka tampak tegang. Penumpang kanan kiri tegang. Saya ya gentar juga.
Pertama kali saya ngalami ketegangan kayak gini di pesawat. Yang terlintas pertama wajah Dewi, Kezia dan Karen. Jangan-jangan ga akan ketemu mereka lagi. Duh. Jadi ingat Adam Air yang jatuh. Juga Silk Air beberapa tahun lalu. Kebayang gimana perasaan para penumpangnya. Duh. Kata teman di sekitar Palembang memang suka kejadian begitu. Karena konon ada “udara kosong” atau apa gitu. Thx, God! Landing juga dengan selamat di Singapore.
2 comments:
welcome back Pak!
thx, stevin
Post a Comment