Sabtu, 3 Februari 2007 -- Banjir Jakarta belum surut. Beberapa daerah malah tambah parah. Hujan memang ga semasif kemarin-kemarin. Tapi banjir "kiriman" dari Bogor makin deras. Saya terus SMS-an dengan beberapa teman. Up date. Cuma ga gitu lancar. Banyak pending-nya. Ada yang masih bertahan di rumahnya. Ada yang sudah ngungsi. Ke gereja. Ke rumah saudara. Ke hotel. Temans, doa saya buat kalian.
Semoga banjir Jakarta menjadi musibah "penutup", dari serangkaian musibah yang terjadi di Indonesia belakangan ini. Stop sampai di sini. Sudah terlalu banyak "air mata" yang jatuh. Dibalik setiap musibah pastilah ada "pesan". Semoga "pesan" itu dapat "ditangkap" oleh semua pihak. Ya, semua pihak. Ga hanya para korban. Dan menjadi pembelajaran berharga untuk hidup lebih baik di masa depan.
Saya percaya di dunia ini ga ada yang kebetulan. Baik kejadian yang dialami langsung maupun kejadian yang hanya dilihat atau didengar. Semua itu adalah bagian dari "sebuah cerita". Satu episode bersambung ke episode berikutnya. Tidakkah hidup ini seperti sebuah "lakon"? Sebuah "drama ilahi"? "Kearifan" adalah ketika kita bisa menjalani skenario yang sudah digariskan oleh "Sang Sutradara Agung" dengan rela dan "legowo".
Siang pimpin kebaktian pemberkatan dan peneguhan nikah. Di sini catatan sipil (solemnization) bisa dilaksanakan dalam kebaktian. Jadi pimpinnya bareng sama teman pendeta yang punya lisence untuk itu. Beberapa bagian kayak janji mempelai, pertukaran cincin, dan penandatangan piagam pernikahan ia yang "bawakan". Lebih praktis sih :). Malam ga ke mana-mana lagi. Besok pimpin kebaktian remaja dan pesekutuan Paduan Suara Eklesia di GPO.
No comments:
Post a Comment