Minggu, 25 Januari 2007 -- Semalam ga bisa tidur. Saya tidur sekamar Papa. Papa tuh ga bisa tidur pakai AC. Jadi AC dimatiin. Lha saya justru ga bisa tidur ga pakai AC. Papa juga batuk terus. Kalau datang ke Jakarta Papa suka begitu. Mungkin karena udara yang ga cocok. Papa hampir 80 tahun usianya. Saya suka terenyuh lihat Papa. Jadi ingat semua kenakalan masa kecil saya. Duh. Duh.
Baca di koran Kompas tentang kelompok vokal Il Divo. Barusan manggung di Jakarta. Pengunjungnya membludak. Padahal konon harga tiketnya tuh di atas harga rata-rata penyanyi luar negeri. Yang nonton rata-rata ibu-ibu. Ada yang sampai bela-belain datang dari luar kota. Bahkan ada yang histeris juga. Rebutan megang dan meluk mereka :).
Ternyata urusan idola-mengidolai ga mengenal usia. Ga cuma anak ABG. Anak Baru Gede. Tapi juga “ABG”. Pakai tanda kutip. Anak Beneran Gede. Hehehe. Alasannya mengidolakan bisa beragam. Karena kemampuan, karya atau prestasi. Bisa juga karena tampang yang enak dilihat. Tapi jujur, saya sih ga bisa bayangin ibu-ibu itu histeris dan berebut meluk atau megang penyanyi idolanya :).
Pagi-pagi sekali diantar kakak ke rumahsakit MMC di Kuningan. Berdoa untuk teman yang akan dioperasi di sana. Sambil tunggu jalannya operasi bareng beberapa teman makan di warung makan Ampera Jalan Soeroso. Depan bakmi Gondangdia. Masakan Sunda. Makanannya digelar di atas meja. Kita ambil sendiri. Kalau sudah tinggal “lapor” makan apa, berapa biji. Dasarnya kepercayaan. Bagus juga “sistem” kayak gitu. Informal dan sangat “hommy”. Apalagi makanannya juga enak :).
Baca di koran Kompas tentang kelompok vokal Il Divo. Barusan manggung di Jakarta. Pengunjungnya membludak. Padahal konon harga tiketnya tuh di atas harga rata-rata penyanyi luar negeri. Yang nonton rata-rata ibu-ibu. Ada yang sampai bela-belain datang dari luar kota. Bahkan ada yang histeris juga. Rebutan megang dan meluk mereka :).
Ternyata urusan idola-mengidolai ga mengenal usia. Ga cuma anak ABG. Anak Baru Gede. Tapi juga “ABG”. Pakai tanda kutip. Anak Beneran Gede. Hehehe. Alasannya mengidolakan bisa beragam. Karena kemampuan, karya atau prestasi. Bisa juga karena tampang yang enak dilihat. Tapi jujur, saya sih ga bisa bayangin ibu-ibu itu histeris dan berebut meluk atau megang penyanyi idolanya :).
Pagi-pagi sekali diantar kakak ke rumahsakit MMC di Kuningan. Berdoa untuk teman yang akan dioperasi di sana. Sambil tunggu jalannya operasi bareng beberapa teman makan di warung makan Ampera Jalan Soeroso. Depan bakmi Gondangdia. Masakan Sunda. Makanannya digelar di atas meja. Kita ambil sendiri. Kalau sudah tinggal “lapor” makan apa, berapa biji. Dasarnya kepercayaan. Bagus juga “sistem” kayak gitu. Informal dan sangat “hommy”. Apalagi makanannya juga enak :).
No comments:
Post a Comment