Munafik
Kalau ada satu kata yang ingin saya hapus dari perbendaharaan kata yang saya punya, maka itu adalah: kata munafik. Sebab setiap kali kata itu terlontar; dari mulut, muncul di benak atau di hati, maka ia seolah menghujam pula telak ke dalam diri sendiri.
Munafik dalam arti lain di mulut, lain di hati; lain bicara, lain tindakan. Adakah orang yang benar-benar bisa 'bebas' dari hujaman kata itu; adakah orang yang gak pernah munafik? Oke. Katakanlah kadarnya gak segede “politikus hitam”, tetapi dalam kadar “sehari-hari”; tidakkah kita pun punya kecenderungan untuk munafik?
Jadi, sebelum kita melontarkan kata itu kepada orang lain, baiknya kita berkaca dulu: layakkah kita? Jangan sampai kita malah jadi “double munafik”; munafik yang menghakimi orang lain munafik.
No comments:
Post a Comment