Day - 321
Hari ini ga ada yang khusus. Kalau ngikutin “tugas”, sebetulnya saya diminta pimpin ibadah pagi di BPK Gunung Mulia Jl. Raya Bogor. Saya “terpaksa” nolak. Habis gimana? Besok di PMK Bogor. Lusa di STT Jakarta. Kamis dan Jumat di GKI Pengampon Cirebon. Sabtu bina aktivis klasis Jakarta Timur, syukuran keluarga, dan Persekutuan Wilayah. Minggu empat kali khotbah. Padahal hari Sabtu dan Minggu kemarin baru dari Bandung. Acara Demuda. Kamis dan Jumat-nya dari Jogja. Sidang tesis. Jujur, saya merasa ga enak juga loh “nolak tugas” gitu. Tapi kalau semua tugas diikuti, kapan saya “ngisi bensin”? Andai saya punya sekretaris dan sopir pribadi seperti Aa Gym. Hehehe j/k.
Setelah antar jemput Kezia dan Karen sekolah seharian di rumah. Baca-baca lagi tesis. Ngetik. Sore ke rumah Pak Binsar. Ngobrolin tesis. Saya ceritakan “pembantaian” di sidang tesis. Ia cuma tertawa. “Bisa diduga,” katanya. “Tapi kan itu proses pembelajaran yang bagus.” Saya mengiyakan :).
Malam di La Piazza ketemu Franklin dan beberapa teman. Rencananya bicara skenario film, jebulnya bicara banyak hal. Mereka orang-orang yang “unik” dengan dunia dan prinsip-prinsip yang “khas”. Saya menghargai “kejujuran” dan “ke-apa-ada-an” mereka. Dari mereka saya dapat satu “pesan” buat para istri: Jangan sikapi “kebandelan” suami dengan kegarangan atau kenyinyiran. Ia akan tambah “nekad”. Sikapi dengan pengertian dan kebaikan. Jangan “usik” harga dirinya. Bikin ia merasa ga enak hati :). Mungkin ga lantas memperbaiki keadaan. Tapi minimal, ga akan memperburuk keadaan.
No comments:
Post a Comment