Day - 307
Refleksi saya “Secercah Kasih” dimuat di Suara Pembaruan Sabtu 27 Mei. Refleksi itu saya kirim sudah lama. Sekitar 7-8 bulan lalu. Waktu itu saya kirim sekaligus 5 biji. Karena lama ga dimuat, saya pikir itu ga akan dimuat. Habis refleksi lain sudah dimuat. Bahkan refleksi yang dikirim kemudian juga. Jadi refleksi itu saya sertakan untuk diterbitkan di buku “Hidup Ini Indah”. Bukunya sendiri sudah terbit bulan Pebruari lalu. Saya jadi ga enak. Tadi saya telepon lagi ke redaksi. Klarifikasi.
Komunikasi telepon dengan teman-teman di Jogja sudah normal. Hanya dengan kampus Duta Wacana, ga nyambung-nyambung. Sekarang-sekarang ini sudah banyak lembaga atau perorangan yang terjun memberi bantuan. Yang ga kalah penting sebetulnya bantuan pada tahap recovery. Bantuan pada tahap ini biasanya luput dari pemberitaan. Tapi malah bagus. Jadi lebih tulus kan. Ga gembar-gembor.
Siang nonton Poseidon. Saya sudah sering nonton film bencana. Tapi kali ini rasanya lebih “merinding”. Saya inget Jogja. Bisa dibayangkan kengerian yang terjadi ketika bencana itu datang. Malamnya ada acara keakraban dengan beberapa pengurus wilayah Kelapa Gading Utara. Cuma makan dan ngobrol “ringan”. Kelak, saya akan kehilangan suasana-suasana seperti ini. Duh.
No comments:
Post a Comment