Sunday, April 08, 2007

Catatan Paskah - 03


Penghalang Mata Iman

Di jalan yang menuju ke sebuah kampung yang bernama Emaus kembali Tuhan Yesus menampakkan diri. Hal mengenai kebangkitan-Nya tampaknya masih menjadi kontroversi di kalangan para murid-Nya. Ada yang percaya, ada yang tidak percaya, ada yang ragu-ragu.

Kali ini Dia menampakkan diri kepada dua orang murid-Nya yang tengah berjalan dan bercakap-cakap. Lukas hanya menyebut salah seorang dari mereka, yaitu Kleopas. Keduanya rupanya tidak termasuk kedalam 12 murid angkatan pertama.

Anehnya kedua murid itu tidak mengenali Dia. Padahal sepanjang perjalanan itu mereka bercakap-cakap. Bahkan cukup lama. Tuhan Yesus sempat menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis mengenai Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi (Lukas 24:27).

Entah kenapa kedua murid itu sampai tidak mengenali Guru Mereka. Lukas hanya mencatat, “Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.” (Lukas 24:16). Apa yang menghalangi mata mereka itu? Tidak jelas.

Ada yang mengatakan. Apa yang terjadi pada kedua murid itu, sebenarnya tidak jarang juga terjadi pada kita. Sekian lama kita menjadi pengikut-Nya, bahkan mungkin kita rajin ke gereja, aktif dalam kegiatan-kegiatannya, tetapi selalu ada saat kita tidak lagi merasakan kehadiran Dia. Sepertinya ada sesuatu yang menghalangi mata iman kita.

Apa yang menjadi penghalang mata iman kita bisa macam-macam. Bisa karena luka batin atau pengalaman traumatis kita dimasa lalu yang terus mengejar, dan menjebak kita dalam penyesalan dan kekecewaan berkepanjangan. Bisa karena kesulitan-kesulitan di masa sekarang. Beban hidup yang berat dan sarat. Penderitaan bertubi-tubi. Membuat kita merasa sendiri dan terasing. Tuhan seakan sudah meninggalkan kita. Bisa juga karena kekuatiran akan masa depan

Lalu bagaimana?

Para Murid itu akhirnya menyadari kehadiran Tuhan Yesus setelah mereka mengundang Dia datang. Adakah kita juga sudah mengundang Dia untuk menjadi “Tamu yang tetap” dalam kehidupan kita? Ketika kita sudah mempersilakan Dia menjadi pandu dalam seluruh aktivitas kita, maka ketika itulah iman kita akan kembali tercelik; betapa sesungguhnya Dia tidak pernah meninggalkan kita. Selamat Paskah. (Ayub Yahya)

2 comments:

Anonymous said...

Selamat Paskah Pak Ayub!

Lasary

ayub yahya said...

hi bu lasary, lama ga mampir ya? met paskah