Wednesday, August 16, 2006

Catatan Harian

Day - 229

Selasa, 15 Agustus 2006 -- Pagi rencanya sama Dewi mau nengok teman yang masih dirawat di Gleneagles. Tapi saya telepon ia, katanya jangan hari ini. Ia mau pindahan ke apartemen, karena tinggal berobat jalan. Sudah gitu keluarga dari Jakarta pada mau datang. Di sini banyak tuh apartemen yang disewakan untuk orang-orang yang berobat jalan.

Jadi saya ke kantor. Ada teman dari Jakarta yang tengah “punya masalah” mendesak. Ia lagi down banget katanya. Butuh teman curhat. Konseling. Kita chatting. Kita terus berdoa bersama. Inilah buah manis dari teknologi. Dunia jadi ga berjarak. Tapi kadang teknologi itu ada paradoksnya loh. Dengan yang jauh kita bisa jadi dekat. Tapi dengan yang deket kita malah bisa jauh. Misalnya kita keasyikan chatting or imel-imelan dengan orang yang jauh, tapi dengan orang yang berada deket malah ga berkomunikasi :). Di negara-negara maju konon berlaku ungkapan ini. Bisa ga ketemu teman berhari-hari, tapi ga bisa ga “ketemu” komputer barang sehari pun. Bahaya juga ya. Kalo berlebihan, teknologi bisa membuat orang jadi asosial.

Siang hujan gede. Mana ga bawa payung nih. Habis selama ini bawa-bawa payung ga kepake. Giliran kepake, ga bawa. Contoh betapa pentingnya berjaga-jaga senantiasa :). Singapore hujan ga bisa diduga. Panas tahu-tahu hujan. Kayak "hidup" ini saja. Susah diduga. Apa yang akan terjadi esok ga pasti. Sehingga "bersiap" selalu itu perlu. Janjian sama teman dari Jakarta ketemu di Lucky Plaza. Dewi berangkat dari rumah. Ketemu di Bukit Batok MRT. Terus kita naik MRT ke Orchad.

Lagi banyak kunjungan nih dari Jakarta. Di rumah jadi banyak makanan hehehe. Teman-teman pada bawain makanan. Pempek, siomay, pastel, otak-otak, sampai kerupuk udang. Mereka bilang, saya pasti kangen makanan Indonesia. Di Singapore kan cita rasanya lain. Ga salah. Tahu saja mereka. Hehehe.

No comments: