Hidup seumpama sebuah sungai; mengalirlah. Dengan keyakinan di mana pun kita “terdampar”, di situ Tuhan menyediakan sesuatu yang baik. Maka, berdamai dengan kenyataan itu indah.
Tuesday, June 12, 2007
Cerita Orang Biasa - 11
Sugiyo
Sambil menunggu hasil panen kacangnya, Sugiyo, 83 tahun memanfaatkan waktunya dengan membuat arang. Walau anak-anaknya sudah mentas, di usianya yang terbilang lanjut, Sugiyo tak bisa berhenti bekerja. Kalau tidak bertani, ia membuat arang. Di gubuk berjarak 20 meter dari aliran Sungai Bengawan Solo ini, Sugiyo duduk mengaso setelah membuat arang. Arang yang sudah jadi dijualnya kepada bakul arang dengan harga Rp. 25.000 per satu pikul. Kurang lebih dua karung. Arang tersebut dibuatnya dari sisa tebangan kayu pohon akasia yang terbuang. Melihat peluang sambil menunggu waktu, itulah yang dilakoni Sugiyo setiap harinya. Warga dusun Tirisan, Desa Gedongrejo, Giriwiyono, Wonogiri Jawa Tengah ini mengaku puas dengan penghasilannya itu. (Sumber : Kompas)
Cermin :
Jeli melihat peluang adalah sesuatu yang tidak bisa dipelajari di bangku sekolah. Tapi diasah dengan kearifan dan pengalaman. Serta tekad tak pernah berhenti berguru pada "alam". Sebuah "ketrampilan" yang tidak mengenal batas usia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment