Hidup seumpama sebuah sungai; mengalirlah. Dengan keyakinan di mana pun kita “terdampar”, di situ Tuhan menyediakan sesuatu yang baik. Maka, berdamai dengan kenyataan itu indah.
Friday, June 15, 2007
Sporty Friday - 08
Sepakbola : Sugesti
Dalam sepakbola Kesebelasan Inggris mungkin adalah negara yang paling takut mendengar kata penalti. Mereka terlanjur percaya dengan apa yang mereka sebut dengan kutukan penalti. Betapa tidak. Sebagai negara yang memperkenalkan sepakbola modern, dengan liga terbaik dunia, dan pemain-pemain kaliber, Inggris nggak pernah berjaya di ajang Piala Dunia. Kecuali tahun 1966. Nggak itu saja, di laga Piala Eropa pun demikian. Dan, “anehnya” nyaris semua langkah Inggris itu dijegal oleh drama adu penalti.
Tahun 1996, Inggris menyerah dari Jerman di Piala Eropa. Piala Dunia 1998, giliran Argentina yang memulangkan Inggris. Piala Eropa 2004, kalah melawan Portugal. Piala Dunia 2006 Jerman lagi-lagi Portugal mematahkan Three Lions. Semuanya lewat adu penalti. Realitas ini membuat pemain Inggris frustrasi dan sungguh “gereget” tapi nggak berdaya. Kalau bicara penembak hebat. Mereka punya nama-nama besar macam David Beckham, Frank Lampard, Paul Gascoigne, Allan Shearer atau Steven Gerrard. Tapi kalau ini karena faktor bad luck, sial. Lha, sial koq terus-terusan?! Lalu dimana salahnya?
Sebagian besar ketakutan kita bisanya adalah produk pikiran kita sendiri. Kita takut akan begini, kita takut akan begitu. Padahal siapa yang bisa memastikan masa depan?! Ketakutan membuat langkah kita berat. Batin kita tertekan. Akibatnya kita bisa “kehilangan” masa sekarang. Yang lebih celaka adalah kalau ketakutan itu justru “menyetir” kita, sehingga apa yang kita takutkan itu justru benar-benar terjadi. Dalam istilah bahasa Inggris ada yang disebut self-fullfiling prophecy. Ramalan yang kita benarkan sendiri.
Motivasi bisa menyulut semangat. Sementara, ketakutan bisa mendegradasi moral. Keberhasilan konon, 60% adalah usaha dan kerja keras. Sisanya adalah seberapa mampu kita untuk mensugesti diri sendiri, bahwa kita sanggup dan akan berhasil. Kalau belum-belum kita sudah takut dulu, pesimis dulu, merasa nggak mampu dulu, bisa-bisa begitu juga hasil yang akan kita peroleh. (Ayub Yahya)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment