Boni
Boni, anjing milik Pak Bob, tetangga saya. Lucu dan jinak dia. Bulunya putih dengan totol-totol coklat di seputar lehernya. Tetapi kalau ada orang asing Boni akan ribut menggonggong.
Suatu kali boni sakit. Oleh Pak Bob dibawa ke dokter hewan. Pak Dokter memberi sejenis obat cair berwarna hitam, kental dan agak berbau amis. Sehari tiga kali harus diminum Boni.
Sore itu saya mendengar Boni mengaing-ngaing. Saya melongok dari jendela. Tampak Pak Bob sedang berusaha keras memberi Boni obat. Boni meronta-ronta. Pak Bob menjepit tubuh Boni dengan kedua kakinya. Tangan kanan berusaha membuka mulut boni. Tangan kiri memegang obat.
Obat itu tumpah. Pak Bob jengkel. Boni disepaknya. Boni berlari menjauh. Sekitar setengah jam kemudian, saya lihat Boni sedang menjilat-jilat tumpahan obat itu. Asyik sekali dia. Dalam sekejap tumpahan obat itu ludes.
Ayah's quote of the days :
"Jelaslah, Boni bukan menolak obatnya. Yang dia tolak adalah cara Pak Bob memberinya obat. Kerap memang, yang penting itu bukan sesuatunya, tetapi cara kita menyampaikan sesuatu itu. Tidakkah begitu?"
1 comment:
Ini ayahnya sapa ya? :)
Hehehehe, jadi bakal disiplin nulis nih...
Pak, saya link ya?
Bikin TagBoard dong...
Post a Comment