Wednesday, March 29, 2006

Cermin-03

Egois


Dulu, waktu masih di Jogja, setiap hari saya lewat Jalan Kaliurang; kalau mau ke kampus, atau antar anak sekolah, atau belanja ke supermarket. Rumah kontrakan saya di km. 13,5.

Jalan Kaliurang tidak begitu besar, tetapi dua arah cukup padat, terutama oleh sepeda motor. Apalagi pagi hari.

Maka, saya suka tidak habis pikir dengan pengendara mobil yang jalan perlahan sekali; sudah gitu, agak di tengah pula. Padahal di depannya kosong. Atau dua pengendara sepeda motor asyik ngobrol jalan paralel. Sedang jalan dari arah sebaliknya padat, jadi susah juga kalau mau nyusul. Sehingga kendaraan-kendaraan lain antri di belakang mereka.

Ya, mungkin mereka tidak sedang tergesa-gesa. Sedang santai. Tetapi bagaimana kalau misalnya di belakang mereka ada orang yang harus cepat-cepat tiba di kampus, atau di kantor, atau di rumah sakit? Saya pernah melihat ada kendaraan yang akhirnya memaksakan diri menyusul, dan serempetan dengan kendaraan lain dari arah berlawanan.

Susahnya kalau di dunia ini masih saja ada orang-orang yang egois; yang hanya memikirkan kepentingan dan urusannya sendiri. Andai setiap orang bisa bertenggang rasa dengan memikirkan kepentingan dan kebutuhan orang lain juga, betapa akan damainya dunia ini. Barangkali kita bisa memulai dari diri kita sendiri.

3 comments:

Anonymous said...

thats it!
tulisan yg di italic kan itu kayaknya terlalu ideal sekali. Seperti lagunya John Lennon "Imagine"

tapi ya itulah kenyataan, everybody has their own problem dan mereka berkutat dg urusan mereka sendiri ( kadang tanpa perduli dg org lain )

misalnya di bis, jarang banget ada yg mau berdiri buat mempersilakan duduk orang lain , karena berpikiran ah saya juga bayar...

di kerjaan juga begitu, yg penting saya punya dulu beres baru pikirin orang lain punya....

thats the truth in our life
tapi ya sebagai org Kristen kita memang dituntut hidup menyimpang dari kenyataan yg kejam he3

barangsiapa meminta jubahmu berikan juga bajumu ( kalo ga salah kutip )

Anonymous said...

tapi kalo ngasih baju juga, telanjang dong :) ntar kena RUU Pornografi dan Pornoaksi lagi.

Setuju, pak ayub, mulai dari diri sendiri

ayub yahya said...

hehehe, betul juga sih