Rabu, 6 Desember 2006 -- Kemain malam setelah Kezia dan Karen tidur sama Oma, saya berdua Dewi jalan-jalan. Kita pengen lihat Kasino. Di Genting kan yang terkenal kasinonya. Tapi waktu mau masuk ga boleh sama Satpam. Katanya harus pakai sepatu dan ga boleh pakai kaos oblong :). Saya pakai sandal dan baju tidur. Jadi saya balik lagi ke kamar pakai sepatu. Ada-ada saja, masuk tempat judi saja harus berpakaian "resmi". Padahal orang masuk ke gereja saja suka berpakaian "asal".
Kita masuk ke Kasino. Lihat-lihat. Banyak banget orang. Tua-muda pria-wanita pada main judi. Ada encim-encim usianya ada kali 80-an masih main judi. Ya, ampun. Orang bilang judi itu candu. Tapi jujur kalau melihat-lihat kasino tuh kayak gitu apa menariknya? Atau mungkin karena ga ngerti kali ya :). Baik yang pakai mesin-mesin maupun yang di meja pakai kartu dan dadu, diapain atau gimana mainnya ga tahulah.
Ada satu permainan kayak nebak dadu gitu. Saya lihat sih kemungkinan menangnya kecil bangetlah. Dari puluhan kotak yang ada setiap satu kali kesempatan cuma tiga atau empat kotak gitu yang menang. Pasti bandar yang untung kan. Tapi lah koq orang mau saja main. Ada orang yang sambil coret-coret ngehitung. Ga tahu apanya yang dihitung. Judi tuh kebodohan deh rasanya. Saya belum pernah denger orang jadi kaya karena judi. Kecuali bandarnya kali ya.
Yang "menarik" atau lebih tepat "ironis", di Kasino ada tuh pohon natal lengkap dengan aksesorisnya. Juga tulisan Merry Chrismas and Happy New Year gede-gede. Bener-bener Natal sudah jadi komoditi bisnis. Apa coba relevansinya Natal dengan tempat judi. Kita ga lama-lama di Kasino. Ga tahan rokoknya juga. Terus pulang ke kamar. Tidur. Tapi jam 5-an saya terbangun. Ga bisa tidur. Terus keluar lagi. Sendiri. Keliling-keliling. Beberapa tempat makan ada yang buka 24 jam. Sempet minum makan roti dan minum teh hangat. Sampai jam 6-an terus pulang kamar lagi. Tidur. Bangun agak siangan :). Kita jalan-jalan cari makan. Chek out dari Genting. Berangkat ke Kuala Lumpur.
Kita masuk ke Kasino. Lihat-lihat. Banyak banget orang. Tua-muda pria-wanita pada main judi. Ada encim-encim usianya ada kali 80-an masih main judi. Ya, ampun. Orang bilang judi itu candu. Tapi jujur kalau melihat-lihat kasino tuh kayak gitu apa menariknya? Atau mungkin karena ga ngerti kali ya :). Baik yang pakai mesin-mesin maupun yang di meja pakai kartu dan dadu, diapain atau gimana mainnya ga tahulah.
Ada satu permainan kayak nebak dadu gitu. Saya lihat sih kemungkinan menangnya kecil bangetlah. Dari puluhan kotak yang ada setiap satu kali kesempatan cuma tiga atau empat kotak gitu yang menang. Pasti bandar yang untung kan. Tapi lah koq orang mau saja main. Ada orang yang sambil coret-coret ngehitung. Ga tahu apanya yang dihitung. Judi tuh kebodohan deh rasanya. Saya belum pernah denger orang jadi kaya karena judi. Kecuali bandarnya kali ya.
Yang "menarik" atau lebih tepat "ironis", di Kasino ada tuh pohon natal lengkap dengan aksesorisnya. Juga tulisan Merry Chrismas and Happy New Year gede-gede. Bener-bener Natal sudah jadi komoditi bisnis. Apa coba relevansinya Natal dengan tempat judi. Kita ga lama-lama di Kasino. Ga tahan rokoknya juga. Terus pulang ke kamar. Tidur. Tapi jam 5-an saya terbangun. Ga bisa tidur. Terus keluar lagi. Sendiri. Keliling-keliling. Beberapa tempat makan ada yang buka 24 jam. Sempet minum makan roti dan minum teh hangat. Sampai jam 6-an terus pulang kamar lagi. Tidur. Bangun agak siangan :). Kita jalan-jalan cari makan. Chek out dari Genting. Berangkat ke Kuala Lumpur.
No comments:
Post a Comment