Kwarta
Di dinding ruang kepala sekolah ada peta kota yang diambil dari Google Earth. Di ruang kelas, komputer terletak di atas meja guru dan terhubungkan dengan LCD proyektor yang menyajikan bahan pelajaran. Di beberapa titik seputar sekolah tersedia fasilitas Wi-Fi yang memungkinkan siswanya terkoneksi internet secara nirkabel. Pekerjaan rumah para siswa diberikan dan dikumpulkan melalui email. Para siswa bahkan menulis laporan lapangan di weblog masing-masing. Semua itu adalah hasil perjuangan dari Pak Kwarta. Guru di SMKN 4 Malang, Jawa Timur. Ia mengajar program studi Typesetting bidang studi Grafika (Percetakan) yang dulunya bercita-cita menjadi arsitek. Karena kepeduliannya terhadap teknologi informasi dan kegigihannya memperkenalkan itu kepada para anak didiknya, Pak Kwarta dikirim ke Philadelphia, AS. Kini ia menularkan itu ke sekolah-sekolah lain di Malang. Dan menjadi arsitek sistem pelajaran berbasis teknologi di Malang. Ia memang tidak perlu menyesal menjadi seorang guru. Karena dengan menjadi guru, ia juga menjadi arsitek. (sumber : Kompas)
Cermin :
Hidup tanpa visi dan tujuan ibarat berjalan tanpa arah. Namun visi tanpa ketekunan dan ketelatenan mewujudkannya hanya akan jadi bunga tidur. Mimpi di siang bolong. Percuma.
No comments:
Post a Comment