Day - 268
Pagi ditelpon sekolah Kezia. Katanya Kezia sakit. Dewi dan saya jemput ke sekolahnya. Naik bis. Ternyata Kezia hanya flu biasa. Setelah tidur siangnya ia ceria lagi. Ada teman dari Jakarta kunjungi. Saya ajak ia ke gereja. Lihat kantor saya. Ia bilang bae sekali kalo kantor gereja seperti itu. Ruangan ga perlu “besar”. Orang yang nangani juga ga usah banyak. Yang penting job description jelas. Jadi lebih “rapih” dan efektif. Kelak kalo saya kembali ke Indonesia, saya berharap punya kesempatan menerapkan sistim dan “budaya” administrasi gereja seperti di sini.
Saya tuh ke sini benar-benar seperti sedang bersekolah lagi. Bersekolah di sekolah kehidupan. Baik kehidupan sehari-hari, maupun kehidupan bergereja. Semoga saya bisa lulus dengan bae. Dan kelak pulang membawa “ilmu” yang berguna. Minimal ga malu-maluin. Agak sore mendadak saya flu berat. Hidung meler kepala pusing. Kata teman, itu biasa penyesuaian Jakarta – Singapore.
Oh ya, tadi ikutan acara tea time ibu-ibu Komisi Wanita. Sekalian berkenalan. Salah satu kelebihan jemaat-jemaat Indonesia di luar negeri yang saya lihat adalah keakraban. Mungkin karena “sekampung halaman”. Jadi ada perasaan senasib sepenanggungan.
Pulang ke rumah, minum actifed terus tidur bentar. Kepala agak berat nih. Malam jam 8 di blok lain ada semacam acara sekolah minggu. Yang ngadain pribadi dan bukan gereja. Kezia dan Karen diundang. Mereka senang tuh.
1 comment:
semoga u keep "adem ayem" di bukit batok. akrab sama jemaat, nyaman dengan sistem dan budaya masyarakat dan gereja, juga banyak belajar dari university of life.
salam,
pram
Post a Comment