Day - 267
Pagi-pagi jalan-jalan sama Kezia dan Karen keliling seputar rumah. Asyik. Banyak pohon. Udara bersih. Segar. Cuma lagi sariawan nih. Jadi ga gitu nikmatin. Jam 9 ke gereja. Ada satu hal yang harus diberesin. Selebihnya sih ga ada acara khusus.
Naik bis. Agak-agak takut kelewat sampai haltenya saya hitung. Halte ke delapan turun :) Ada teman-teman dari Jakarta yang lagi “dolan” ke Singapore. Dewi dan anak-anak yang temenin. Besok mereka mau kebaktian di GPBB. Pas besok Perjamuan Kudus, dan saya yang pimpin.
Siang dengan salah seorang penatua, angkut-angkut ranjang, kasur dan meja setrikaan ke rumah. Pake mobilnya. Saya tuh suka kagum dengan orang-orang yang mau berkorban waktu, tenaga, uang untuk orang lain. Padahal ia sendiri ga dapat untung apa-apa. Semoga saya bisa menjadi orang seperti itu.
Saya lihat, salah satu “kekayaan” gereja dimanapun adalah, selalu ada orang yang mau berkorban waktu, tenaga, dana, bahkan perasaan tanpa pamrih. Selain dasarnya adalah pelayanan kepada Tuhan. Di GKI Kayu Putih saya juga kenal banyak sekali orang yang tulus begitu. Mereka mau berkorban tanpa pamrih. Di perusahaan atau pemerintahan hampir ga ada kan yang demikian.
1 comment:
Betapa "miskin" nya gereja yang sibuk pelayanan, sementara jarang warga gerejanya yang rela care dengan sesamanya. Makannya usul gw, di singapur jangan terlalu sibuk la.... jadi waktunya banyak kepake buat care-in orang lain. apalagi katanya orang orang sana cenderung individualis (sori kalo salah-tolong dikoreksi). niscaya strategi menonjolkan care akan bisa memecahkan individualisme di sono.
salam,
pram
Post a Comment