In Memoriam Papa - 1
..........................
Dari Bandung terus ke Serpong. Ke rumah kakak. Papa juga lagi ada di sana. Seperti biasa Papa banyak mengeluhkan tentang penyakitnya. Sakit kepala, sakit gigi, susah buang air besar, sariawan, badan gatel-gatel. Saya hanya mendengarkan. Nggak bisa berbuat apa-apa juga. Orang-orang seperti Papa tuh kasihan. Hanya memandang hidup hanya dari sisi negatif. Seolah hidup melulu kusam dan suram. Nggak bisa bersyukur. Repotnya -- mungkin karena sudah terlalu lama bersikap dan berpikir demikian, jadi sudah terbentuk -- sudah menjadi semacam mentalitas. Sulit diubah. (Dari Buku "Titik Nol", 19 Juni 2006)
No comments:
Post a Comment