Kontroversi 2
Yang mereka jual bukan isi. Tapi kontroversi. Isi toh bukan "barang" baru. Dari masa ke masa "gugatan" sejenis terhadap iman Kristen selalu muncul. Patah tumbuh hilang berganti. Jadi ini bukan soal niatan luhur "mengungkap kebenaran". Ini SOAL BISNIS. Menabur kontroversi menuai untung. Penerbit dan penulis tertawa senang.
Celakanya tanpa sadar kita justru telah membelinya. Dengan meributkannya. Dengan mempertengkarkannya. Sehingga kontroversi itu terus bergulir. Maka saya pikir sih, kita "cool, calm, confident" saja. Kita serahkan pada "penghakiman" sang waktu. Sang waktu selalu punya cara untuk "menangani" sebuah kontroversi. Sejarah sudah membuktikannya.
No comments:
Post a Comment