Toyib
Usianya 52 tahun. Dulu cita-citanya jadi guru. Maka ia masuk Sekolah Pendidikan Guru (SPG) di Purwokerto. Cuma sampai kelas II karena tak punya biaya. Merantau ke Jakarta. Tahun 1977 ia diterima di PT Kereta Api Indonesia. Sebagai penjaga pintu lintasan kereta api. Gaji awalnya 10 ribu rupiah. Sekarang sudah 1,3 juta. Pegawai negeri golongan IIA. Tahun depan ia bakal pensiun. Bertugas di perlintasan dekat stasiun Kramat, Salemba Tengah, Toyib adalah salah satu dari ribuan penjaga. Ada 641 pintu perlintasan di Jakarta. 165 saja yang punya penjaga yang berjaga dalam 3 shift. Setiap hari Toyib duduk dalam bilik pos ukuran 2x2 meter. Bising dan panas. Walau pintunya beralarm, Toyib tetap bertugas menurunkan pintu secara manual. Sebab kalau tidak begitu pasti banyak pengendara motor yang kena pintu gara-gara melintas menerabas. Menurut Toyib, kerja adalah amanah. Pekerjaan kecilnya itu menurutnya adalah bentuk pengabdiannya kepada masyarakat. Kepada orang yang justru kerap mencacinya ketika terlalu cepat menutup pintu perlintasan. Atau mereka yang kerap menudingnya malas ketika kurang cepat menurunkan pintu perlintasan. (Sumber : Kompas)
Cermin :
Begitulah makna pengabdian. Entah orang menghargai atau tidak. Maju terus. Kerja adalah sebuah amanah. Bukan sekadar untuk mendapat, tapi juga memberi.
No comments:
Post a Comment