Kasih Sayang Tuhan
Sion berkata: “Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku.” Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun ia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Yesaya 49:14-15.
Dalam persoalan hidup yang berat, di tengah duka nestapa yang sarat; ada saat kita merasa Tuhan telah melupakan dan meninggalkan kita. Lalu kita merasa sendiri. Betul-betul sendiri. Lonely. Dan kita merasa menjadi orang yang paling malang di dunia.
Tetapi, betulkah?!
Tidak! Sesungguhnyalah, Tuhan tidak pernah jauh dari kita. Bahkan setiap jengkal kehidupan kita ada dalam ingatan-Nya.
Kasih sayang Tuhan atas kita, melampaui kasih sayang seorang ibu terhadap anak kandungnya sendiri. Tidak pernah luntur. Tidak pernah pudar.
Tinggal, maukah kita percaya?! Hidup berserah sepenuh-penuhnya kepada Dia. (Ayub Yahya)
Dalam persoalan hidup yang berat, di tengah duka nestapa yang sarat; ada saat kita merasa Tuhan telah melupakan dan meninggalkan kita. Lalu kita merasa sendiri. Betul-betul sendiri. Lonely. Dan kita merasa menjadi orang yang paling malang di dunia.
Tetapi, betulkah?!
Tidak! Sesungguhnyalah, Tuhan tidak pernah jauh dari kita. Bahkan setiap jengkal kehidupan kita ada dalam ingatan-Nya.
Kasih sayang Tuhan atas kita, melampaui kasih sayang seorang ibu terhadap anak kandungnya sendiri. Tidak pernah luntur. Tidak pernah pudar.
Tinggal, maukah kita percaya?! Hidup berserah sepenuh-penuhnya kepada Dia. (Ayub Yahya)
3 comments:
Sore Pak Ayub, sudah lama juga saya engga mampir nih.
Saya minta ijin kutip renungan ini buat teman saya yang lagi down karena berbagai masalah yang menimpa dia, boleh ya Pak.
Salam,
Liza
pak ayub yang budiman,
kalo tuhan tidak meninggalkan kita mengapa kita ditimpa musibah, malapetaka?
katakan, mengapa?????
adakah ayah yang tega melihat anaknya menggelepar2 kesakitan padahal dia punya kuasa utk menolongnya?
bu liza, silahkan kutip. thx sudah mampir.
pak anonymous yang "misterius", rasanya kita sudah "diskusi" tentang ini panjang lebar ya :). Untuk jawab pastinya gimana kalau nanti sudah "di sana" kita tanya pada tuhan?
tuhan mahakuasa, maha adil, mahabaik, mahatahu... hmmm betapa terbatasnya "otak" kita mengungkap "kebijaksanaan-nya".
Post a Comment