Thursday, January 25, 2007

Thursday Hot Issue - 18


Bukan Sembarang Flu


The Fact :
Flu sering disanggap sepele. Padahal sejarah mencatat jejak yang tidak sepele dari flu. Dimulai dari tragedi flu Spanyol atau ‘La Grippe’ di tahun 1918. Disebabkan oleh strain (jenis/turunan) virus H1N1, menjadi pandemi (penyebaran penyakit di beberapa wilayah berbeda dalam waktu yang bersamaan) di dunia. Flu yang melanda Eropa, Amerika, dan Timur Tengah itu mencatat korban meninggal sebanyak 50 juta orang. Selanjutnya, flu Asia, dengan jenis virus H2N2. Pertama kali ditemukan di Cina tahun 1957. 70.000 orang korban meninggal di Amerika. Flu Hong Kong, pertama kali ditemukan di Hong Kong tahun 1968. Virus H3N2 ini menelan korban sebanyak 34.000 jiwa di Amerika. Selanjutnya, flu Rusia dengan virus H1N1 ditemukan tahun 1977. Tidak ada kematian akibat flu ini. Tahun1987, di Hong Kong ditemukan virus influenza yang ditransmisikan dari unggas ke manusia. Dari 18 penderita, enam di antaranya meninggal. Di tahun 1999 dan 2002, ditemukan kembali jenis baru virus influenza, yaitu H9N2 dan H7N2. Tanpa korban jiwa. Tahun 2003 muncul flu burung. Bird flu yang juga disebut A1 atau Avian Influenza ini, disebabkan oleh jenis virus H5N1. Vietnam menjadi negara pertama yang diserang. Lalu melebar ke Thailand di tahun 2004. Masuk ke Indonesia tahun 2005. Dari data terbaru WHO, sampai Januari 2007, Indonesia tercatat sebagai negara dengan kasus fatal flu burung tertinggi di dunia. Dari 79 orang yang positif flu burung, 61 orang meninggal. Artinya, 77% tidak dapat diselamatkan. Padahal Vietnam, negara pertama ditemukannya flu burung, di awal tahun 2006 justru telah terbebas dari kasus ini. (Femina Online, situs Depkes, metrotv.com)

The Lessons:
Alam punya caranya sendiri untuk mengingatkan manusia betapa pentingnya hidup sehat. Tapi "peringatan" alam kerap menuntut korban. Maka sebelum diperingatkan oleh alam tindakan preventif itu penting. Seperti kata dr. Handrawan Nadesul hidup sehat sebetulnya tuh murah. Kuncinya mau ga kita peduli dengan kesehatan kita.

No comments: