Tuesday, March 27, 2007

Catatan Harian

Day - 05

Selasa, 27 Maret 2007 -- Pagi ke Gleneagle. Biasa, nengok yang sakit. Terus ke kantor. Ada beberapa hal yang harus diberesin. Pulang agak siang. Mau nonton The Phantom of The Opera di Esplanade. Bareng teman-teman. Kezia dan Karen dititip ke teman. Saya baru pertama kali masuk Esplanade. Bagus sekali. Ini baru gedung teater. Tata ruang dan akustiknya sangat oke. Seniman Indonesia pasti iri ngelihat Esplanade :).

The Phantom of the Opera diangkat dari novel klasik karangan penulis Perancis Gaston Leroux tahun 1909. Le Fantôme de l’Opéra. Sudah berkali-kali diangkat ke layar lebar dan panggung teater. Yang paling fenomenal karya Andrew Lloyd Webber. Tahun 1986. Itu jadi pertunjukan teater Broadway terpanjang sepanjang sejarah. Konon sampai 9 Januari 2006, sudah dipentaskan sebanyak 7.486 kali. Dan masih terus dipentaskan sampai sekarang. Gile. Gile.

Sebuah karya seni disebut besar kalau terbukti mampu bertahan lama dalam sejarah. Dan akan menjadi pertunjukkan yang sempurna bila secara serius terus dikembangkan. Tentunya dengan didukung banyak aspek. Musik dan pemain berbakat. Lighting yang sempurna. Tata suara yang prima. Juga kemasan teknik pertunjukan yang oke. Semua aspek itu bahu membahu menyajikan sebuah pertunjukkan spektakuler. The Phantom punya semua kelengkapan itu.

Banyak juga orang Indonesia yang sengaja datang ke sini khusus buat nonton. Saya sih cuma beruntunglah karena pas ada di sini. Kalau lagi ada di Indonesia mana mungkin saya sampai sengaja datang nonton ke sini. Ga ku-ku deh. Tapi dengan semua sajian sempurna tadi, rasanya benar-benar ga rugi nonton. Jadi wajar saja kalo di akhir pertunjukan penonton memberi tepuk tangan panjang. Good. Good. Good.

2 comments:

Anonymous said...

Kesaksian Itu Butuh Keberanian

Halo Pak Ayub...lama nggak ketemu. Ternyata penggemar Phantom ya? Aduh kok sama tapi tiketnya mahal, pingin nonton nih, tapi nggak tahu apa ada berkat buat beli tiket.Saya sudah selesai Master minggu depan balik ke Indonesia.Saya titip Adeline ya, dia mau melayani di Bukit Batok, tolong biar dia kerasan.Saya mau sharing sedikit pengalaman bersaksi di Singapura. Tuhan sudah membuat sedikit keajaiban di sini. 11 Oktober 2006 supervisor saya mengalami kecelakaan parah, sampai seluruh keluarga dan dokter hopeless,karena koma hampir meninggal. Pada saat saya melawat ke rumah sakit, saya mendapat teguran Tuhan dari renungan pagi untuk mengabarkan berita kesukaan pada keluarganya untuk menguatkan bahwa Tuhan hadir di tengah situasi sesulit apapun. Saya sangat takut, karena siapa saya? Kok Tuhan mengantar saya mengabarkan hal ini pada orang asing?? Tuhan menegur lewat Yohanes 21 tentang percakapan Yesus dengan Petrus apakah engkau mencintai Aku. (kebetulan supervisor saya bernama Peter ). Saya sebelumnya tidak tahu sama sekali latar belakang dia apakah dia Kristen atau bukan walaupun bernama Peter, namun kelihatannya dia "like a common Singaporean".Setiba di rumah sakit saya cuma berdoa sepanjang jalan,Tuhan beri saya keberanian untuk mengatakan sabdaMu, karena teguran Tuhan begitu kuat untuk bersaksi bagi keluraganya. Tapi Tuhan memang luar biasa, di tengah ketakutan saya dia hadir dan menguatkan. Setiba di rumah sakit dan bertemu keluarganya, Ibunya begitu kuat dan berserah serta percaya, karena ternyata mereka juga Kristen. Dia bilang pagi ini Peter sadar dari koma, setelah 2 hari ratusan orang di gereja mendoakannya. Buat saya kesempatan ini tidak saya sia2kan.Tuhan buka dan pimpin saya untuk bersaksi. Saya mengatakan, pagi ini Tuhan bicara pada saya. Yesus bertanya pada Petrus ( Peter ) 3 kali apakah kamu mengasihi Aku? Saya memberanikan diri untuk melanjutkan perbincangan, "Aunty, sampaikan pada Peter kalau dia terbangun, Kristus ingin dia menjawab, Ya Tuhan aku mengasihiMu." .. saya juga heran dari mana saya punya keberanian mengatakan itu. 2 bulan kemudian saya melihat ada perubahan drastis dalam kehidupan supervisor saya. Kristus sudah mengubah kepribadiannya yang cuek dan menurut saya sedikit sombong,menjadi lebih mudah bergaul, lebih perhatian, dan apalagi siapa saya? Mahasiswa Dari Indonesia? Surabaya mana itu?...Dia menjadi pribadi yang rendah hati, dia pulih nyaris tanpa cacat terutama ingatan,walaupun masih "tipikal Singaporean" yang gila kerja. Bahkan dia mulai membuka percakapan kehidupan spiritualnya pada saya ( mungkin karena tahu say juga Kristen ). Tapi Kristus mengubahnya dan semua orang heran dengan perubahannya!!karena benar2 nyata dan drastis. Saya tahu manusia berubah butuh proses. Dan mungkin kita harus senantiasa mendukungnya dalam doa.
Pak Ayub, saya yakin Tuhan kita Allah yang berkuasa, dia buka jalan dalam setiap pergumulan - pergumulan kita.
Selamat melayani! Tuhan memberkti sampai ketemu lagi. Kalau ke Surabaya kontak2 ya.

O ya bapak ada friendster nggak?

Christine Wonoseputro
christie@peter.petra.ac.id
christie_505@yahoo.com.sg
+62 812 1717 567
Unimas Garden B5

blog : winstonchris.wordpress.com
Waru, Sidoarjo

ayub yahya said...

hi, christine, thx kesaksiannya ya. friendster saya punya tapi ga aktif :)