Sunday, March 11, 2007

Sunny Sunday -18


Indonesia Plus
Bersyukur


Pria sederhana berusia 25 tahun ini, sudah lima tahun menekuni profesinya. Ia hanya lulus SD. Sudah merantau sejak usia 14 tahun. Menguasai tiga bahasa. Sunda, madura, dan bahasa Indonesia. Dengan keahliannya, Yunus menjelajah rimba Jakarta. Menenteng bangku kecel dan gerobak dorong. Isinya jarum sol, sedotan sol, obeng, kakatua, palu, benang good year berbagai warna, lem, gunting, besi ambleng dan paku berbagai ukuran. Yunus memang berprofesi sebagai tukang sol keliling. Area kerjanya perumahan Pejaten Timur Jakarta Selatan. Penghasilannya tentu saja tidak menentu. 30 ribu kalo apes. 150 ribu kalo lagi rame. Alasan Yunus sederhana, ia lebih senang jadi tukang sol, karena jadi "bos" atas dirinya sendiri. Ia bisa menghidupi istrinya yang sedang hamil. Bisnisnya pun berkembang ke jual beli sepatu bekas. Dari profesinya ia merasa bisa membantu orang lain. Konon pernah ia lewat di sebuah rumah dan ditawari sepatu bekas. Yang punya rumah terpaksa jual sepatu anaknya untuk beli beras. Dari kejadian itu Yunus berkesimpulan, ia tidak sendiri bergulat dengan masalah kekurangan. Semua orang punya kesusahan sendiri. Yunus pun bersyukur atas apa yang ia miliki. (sumber : Kompas online)

Ayah's Plus Point :
Kekayaan kita tidak diukur dari seberapa besar yang berhasil kita kumpulkan. Tapi seberapa banyak yang bisa kita berikan. Mari belajar mensyukuri apa yang ada pada kita. Dan belajar memberi. Pun dari segala keterbatasan dan kekurangan kita.

No comments: