Jumat, 2 Maret 2007 -- Pagi ke kantor. Ada beberapa hal yang mesti disiapin. Siang pulang. Dewi ada acara Komisi Wanita. Saya mesti tungguin Kezia dan Karen pulang sekolah. Untuk urusan begini saya dan Dewi fleksibel. Pekerjaan domestik kan bukan cuma jadi tanggung jawab salah satu. Sama-samalah. Untungnya waktu saya di kantor juga agak "longgar".
Sore persiapan untuk presentasi "missi Jakarta". Lanjut bina pranikah. Saya hanya dampingi. Topik seputar ekonomi. Pembinaan para pasangan yang mau menikah seperti ini penting jadi perhatian gereja. Mengarahkan mereka. Memberi gambaran yang obyektif tentang kehidupan rumah tangga. Menikah gampang. Yang sulit kan mempertahankannya. Jadi persiapan matang itu perlu. Harus. Romansa masa pacaran beda loh dengan kehidupan nyata pernikahan.
Saya senang melihat antusiasme beberapa pasangan. Walau sibuk kerja, bela-belain datang. Malah ada pasangan yang prianya kerja di Singapore. Ia sih rutinlah datang. Tapi pacarnya kerja di Jakarta. Ga bisa selalu datang. Seminggu ini ia khusus datang dari Jakarta. "Ngejar" materi pembinaan. Good. Tapi ada juga yang pasangannya selalu ga bisa datang. Sibuk katanya. Jadi ia datang sendiri gitu.
Sebisa mungkin kita berikan waktu alternatif. Tapi waktu alternatif itu pun ternyata ia ga bisa. Kwakk. Saya jadi mikir, belum nikah saja sudah susah nyisihin waktu. Gimana kalau udah nikah? :). Kesibukan kerap jadi alasan utama. Tapi saya pribadi sih berkeyakinan untuk sesuatu yang kita anggap penting pastilah ada waktu. Masalahnya bukan diwaktu koq, tapi di kita juga.
Sore persiapan untuk presentasi "missi Jakarta". Lanjut bina pranikah. Saya hanya dampingi. Topik seputar ekonomi. Pembinaan para pasangan yang mau menikah seperti ini penting jadi perhatian gereja. Mengarahkan mereka. Memberi gambaran yang obyektif tentang kehidupan rumah tangga. Menikah gampang. Yang sulit kan mempertahankannya. Jadi persiapan matang itu perlu. Harus. Romansa masa pacaran beda loh dengan kehidupan nyata pernikahan.
Saya senang melihat antusiasme beberapa pasangan. Walau sibuk kerja, bela-belain datang. Malah ada pasangan yang prianya kerja di Singapore. Ia sih rutinlah datang. Tapi pacarnya kerja di Jakarta. Ga bisa selalu datang. Seminggu ini ia khusus datang dari Jakarta. "Ngejar" materi pembinaan. Good. Tapi ada juga yang pasangannya selalu ga bisa datang. Sibuk katanya. Jadi ia datang sendiri gitu.
Sebisa mungkin kita berikan waktu alternatif. Tapi waktu alternatif itu pun ternyata ia ga bisa. Kwakk. Saya jadi mikir, belum nikah saja sudah susah nyisihin waktu. Gimana kalau udah nikah? :). Kesibukan kerap jadi alasan utama. Tapi saya pribadi sih berkeyakinan untuk sesuatu yang kita anggap penting pastilah ada waktu. Masalahnya bukan diwaktu koq, tapi di kita juga.
7 comments:
Setuju, Pak Ayub. Semua orang sama-sama diberi 24 jam per hari. Kita sendiri yang atur penggunaannya. :)
hehe setuju davis. btw, kapan mau main tenis? btw kamu ke bb juga yah?
Ayo main tenis. Pak Ayub, nyalsenya kapan? Iya, saya ke bb. Biasa kebaktian pagi.
hehehe koq saya ga tahu ya mana davis :)
tenis adi dan novela suka ajak di kondo-nya. mo kapan?
Malem saja, Pak. Sepulang ngantor/ngampus. Tar saya coba ajak Septo. Ajak juga Adi dan Novela. Saya ga kenal mereka sih. Hehe.
ok. minta no hp dong. sms saja ya. biar bisa janjian gt
ok, sip. no hp saya 94798417.
Post a Comment