Kamis, 15 Maret 2007 -- Pagi berdua Dewi nengok teman di Gleneagle. Ia baru di operasi kemarin. Terus ke Geylang. Lagi ada famili yang dolan ke sini. Kita janjian ketemu di Kalang MRT. Nyambung pakai bis. Makan di Restoran Sik Wai Sin. Di Lorong 15. Teman yang bilangin. Sempet nyari-nyari juga. Kita baru pertama kali ke daerah situ.
Makanannya khas. Mince pork with sloted fish-nya oke. Kepala ikan dan kailan sapinya good. Prawn tofu-nya juga hau ce :). Harganya untuk ukuran sini relatif murah. Worthed-lah. Soal makan lain dulu lain kini. Dulu makan just makan. Sekadar untuk nangsel perut. Kini makan ga melulu soal perut, tapi juga soal "emosi".
Hidup seumpama sebuah sungai; mengalirlah. Dengan keyakinan di mana pun kita “terdampar”, di situ Tuhan menyediakan sesuatu yang baik. Maka, berdamai dengan kenyataan itu indah.
Friday, March 16, 2007
Catatan Harian
Day - 17
Dari sisi "pemasak" makanan adalah seni. Ajang kreatifitas. Ga hanya jenis dan rasa, tapi juga penyajiannya. Perpaduan antara bahan, keterampilan, dan "hati". Dari sisi "penikmat" makan juga berkenaan dengan "kepuasan batin". Orang rela bersusah-susah dan membayar mahal. Ga hanya untuk rasa, tapi juga untuk suasana.
Malam ada persekutuan doa jemaat. Diawali dengan buka puasa bersama. Lanjut pertemuan dengan beberapa teman yang mau masuk sekolah Teologia. Good. Saya selalu kagum dengan orang-orang yang sudah mapan, lalu rela "berbelok" demi memenuhi "panggilan". Semoga "api-mu" terus menyala, temans.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment