Minggu, 11 Maret 2007 -- Alex Ferguson dalam wawancara dengan sebuah koran bilang, ia ga nyesel ga dapetin Ronaldinho. Toh ia akhirnya dapat Christiano Ronaldo. Beberapa tahun lalu Ronaldinho memang sempat hampir hijrah ke MU. Tapi pemain Brasil itu milih Barcelona. Lalu MU beralih incaran ke Ronaldo, yang ketika itu belum sebersinar sekarang.
Di masa lalu Fergie juga gagal mendatangkan Paul Gascoigne ke Old Trafford. Yang ia dapat "cuma" Paul Ince. Ia gagal memboyong Allan Shearer, ia “hanya” dapat Eric Cantona. Tapi sejarah kemudian membuktikan, bahwa “peruntungan” Fergie ga meleset. Ince, Cantona, dan Ronaldo menjelma menjadi pilar-pilar utama MU pada zamannya.
Hikmahnya apa? Kalau kita berada di pihak “pemilih”, jangan over under-estimate dengan “pilihan kedua”. Siapa tahu justru itu mutiara yang sesungguhnya. Kalau kita berada di pihak “yang dipilih”, jangan kecil hati jadi pilihan kedua. Atau “cuma” jadi cadangan. Do the best saja. Buktikan kita bukan pilihan yang salah. Hingga “si pemilih” bisa berkata, “Thanks, God, untuk ia. Dan bukan ia.” :).
Pagi ke gereja. Siang ikut pertemuan GSM dan pemuda. Bicarain rencana kegiatan gabungan. Sempat pulang sebentar. Sore rapat pleno majelis di GPO. Seperti "biasa" rapat mulai agak “molor”. Tunggu beberapa teman yang lain. Sudah kesepakatan, ga quorum rapat ga dimulai. Ketentuan quorum menurut saya ga bisa "saklek" diterapkan dalam organisasi macam gereja yang sepenuhnya "mengandalkan" komitmen.
Di masa lalu Fergie juga gagal mendatangkan Paul Gascoigne ke Old Trafford. Yang ia dapat "cuma" Paul Ince. Ia gagal memboyong Allan Shearer, ia “hanya” dapat Eric Cantona. Tapi sejarah kemudian membuktikan, bahwa “peruntungan” Fergie ga meleset. Ince, Cantona, dan Ronaldo menjelma menjadi pilar-pilar utama MU pada zamannya.
Hikmahnya apa? Kalau kita berada di pihak “pemilih”, jangan over under-estimate dengan “pilihan kedua”. Siapa tahu justru itu mutiara yang sesungguhnya. Kalau kita berada di pihak “yang dipilih”, jangan kecil hati jadi pilihan kedua. Atau “cuma” jadi cadangan. Do the best saja. Buktikan kita bukan pilihan yang salah. Hingga “si pemilih” bisa berkata, “Thanks, God, untuk ia. Dan bukan ia.” :).
Pagi ke gereja. Siang ikut pertemuan GSM dan pemuda. Bicarain rencana kegiatan gabungan. Sempat pulang sebentar. Sore rapat pleno majelis di GPO. Seperti "biasa" rapat mulai agak “molor”. Tunggu beberapa teman yang lain. Sudah kesepakatan, ga quorum rapat ga dimulai. Ketentuan quorum menurut saya ga bisa "saklek" diterapkan dalam organisasi macam gereja yang sepenuhnya "mengandalkan" komitmen.
No comments:
Post a Comment