Day - 300
Beres-beres buku. Nemu buku “To Do Before I Die” (Lakukan yang Anda Inginkan Sebelum Mati). Buku itu pernah saya baca. Tapi pengen baca lagi. Berisi 100 kisah inspirasional tentang pengalaman yang mengubah hidup. Dari kisah yang biasa-biasa saja, kayak menyusun resep warisan keluarga dan membuat tato diri; sampai kisah yang luar biasa, kayak menyelam bebas ke dasar laut, mendaki Gunung Fuji, dan menyaksikan matahari terbit di Kutub Selatan.
Kalau saya, apa yang pengen saya lakukan sebelum mati? Hhmm. Saya pengen menulis buku trilogi yang tebal-tebal. Saya pengen “gembalain” sebuah jemaat kecil berdasarkan lima prinsip pertumbuhan gereja adaptasi dari bukunya Rick Warren, “Purpose Driven Church”. Saya pengen ngajak Dewi, Kezia dan Karen bermain di atas salju beneran. Saya pengen pergi ke Tibet dan ngelihat Himalaya dari dekat. Saya pengen ngajak seorang teman makan kepiting di Guangzhou.
Hari ini Kezia libur. Bersama beberapa teman dan mamanya masing-masing pergi ke Dufan. Karen sih tetap masuk sekolah. Saya yang anter. Sambil tunggu Karen pulang saya pijat di Segar Sehat. Badan pegal-pegal. Sudah gitu leher sakit. Susah nengok. Salah tidur. Terus jemput Karen. Ajak ia jalan ke Artha Gading. Main di Amazone sebentar. Lalu ke Gramedia. Beli buku wawancara Pramoedya Ananta Toer, “Saya Terbakar Amarah Sendirian.” Baca buku itu saya makin kagum dengan Pram. Juga beli buku saya “Menggapai Esok”. Habis saya ga punya. Sebenarnya dari Penerbit Andi pengarang dapat jatah lima biji. Tapi saya kasih-kasihkan orang ga tersisa satu pun :).
3 comments:
Akang AY dan rekans: sdh nikmati buku "Reclaiming the ‘L’ Word - Renewing the church from its Lutheran Core" by Kelly A Fryer (Augsburg Fortress)?
Saat ini buku tsb mjd salah satu inspirasi transformasi gereja di Lutheran Church of Australia.
Memang,buku tsb berlatarbelakang Lutheran,tp menurut sy konsep2 yg ditawarkan bs diadaptasi o/gereja2 tradisional lho.
Kelak bisa kita diskusikan?
wah belum, bang. Ayo dong share-kan di sini. saya baru habis baca buku pram. kata ia kunci transformasi indonesia adalah revolusi. jangan2 itu juga berlaku untuk gereja hehehe
Jika dilihat dari cakupan perubahan,memang gereja saat ini membutuhkan revolusi. tetapi bukan berarti meniadakan tatanan bagus yg sdh ada khan? Buku reclaming tsb tdk bersifat revolusi Kang, tetapi bergerak dr kekayaan tradisi gereja yg dimiliki. jd dimulai dr who we are, where we are and where are we going to be in the future.
Sebenarnya pasti lebih asik baca bukunya langsung deh, ditanggung.
Sbg informasi awal, Kelly sang penulis, menawarkan 5 perspektif:
1. "Jesus is Lord". Because Jesus is Lord, nothing and no-one else can be. What are some of the things which become Lord instead of Jesus in our lives and churches?
2. "Everyone is welcome". Jesus welcomed everyone – including, surprisingly, us!. How would our church be transformed if we lived out Jesus’ inclusive welcome for everyone?
3. "Love changes people". It’s God’s unconditional love for us that changes us, not the laws in the Bible or even church's rules. And it really does change us. Where does God’s love call us to go, what does it call us to be?
4. "Everybody has something to offer". We have all been called into the priesthood of all believers through our baptism. What would happen if all of us were set free to take up our ministry as part of the people of God?
5. "The world needs what we have". We have such a great gift, we have to share it.
K-5 hal tsb bukan hal baru bukan? tetapi jika diaplikasikan akan membawa perubahan. Berani terima tantangan?
Post a Comment