Day - 289
Semalam ngobrol dengan "pendekar kelana". Ia sudah cukup lama di Singapore. Katanya di sini aman. Cewek jalan malam-malam sendiri naik MRT atau bus oke-oke saja. Terus transportasi umum gampang. Apalagi ia nggak bisa nyetir. Nggak macet pula. Udaranya bersih. Dulu waktu di Semarang dan Jakarta ia sering flu. Di sini ia jarang flu. Mukanya juga bersih. Dulu jerawatan :). Itu plusnya. Minusnya ia nggak cerita :).
Saya nginap di apartment teman. Istrinya sedang ke Amerika. Studi. Pagi Singapore hujan deras. Padahal kemarin panas matahari minta ampun deh. Tinggal di lantai atas apartment yang ga tahan tuh petirnya. Kayaknya tuh deket gitu. Siang urus ini itu lagi. So far, so good-lah. Cuma sekolah Kezia ternyata belum fix. Apartment juga. Mungkin 1-2 hari lagi. Tadinya mo ke KBRI, tapi kesiangan. Jumat cuma setengah hari. Nggak jadi.
Teman saya ngingetin jangan terlena dengan masa "bulan madu". Relasi jangka panjang, seperti juga pernikahan, selalu ada tahapan-tahapannya. Tahap bulan madu, ketika semua masih terasa indah dan smooth. Tahap "kemarahan dan kekecewaan". Mulai ada benturan. Koq begini? Koq begitu? Lewat tahap ini, masuk tahap penerimaan dan "pemurnian". Kita sudah saling memahami kekurangan dan kelebihan. Relasi akan lebih "dalam". Lebih akrab dan apa adanya.
No comments:
Post a Comment