Sabtu, 3 Maret 2007 -- Siang ke kawinan teman di GPO. Bareng Dewi, Kezia dan Karen. Ini pernikahan paling banyak melibatkan pendeta yang saya tahu :). Kebaktian pemberkatan dan peneguhan dilayani tiga pendeta. Satu pimpin liturgi. Satu pimpin pemberkatan dan peneguhan. Satu pimpin khotbah. MC di acara ramah tamah di gereja pendeta. MC di acara resepsi di gedung juga pendeta. Jadi total lima pendeta.
Saya kebagian jadi MC di resepsi di gedung. Tempatnya di Asian Civilisations Museum (ACM). Deket Hotel Fullertone. Dari kemarin-kemarin sudah dag dig dug tuh. Khotbah walau masih suka nervous tapi sudah biasalah. Jadi moderator seminar atau talk-show sudah sering juga. Tapi jadi MC kawinan di gedung? Ini pertama kali, Bo. Piuhh. Apalagi lihat teman yang MC-in acara ramah tamah bagus. Tambah “gentar” :). Ga pe-de. Tapi point of no return. Jadi ya que sera sera.
Saya suka pemilihan museum sebagai tempat resepsi. Unik. Good. Begitu juga pemilihan tumpeng yang dipotong. Bukan kue. Menyimbolkan “keindonesiaan”. Good. Akan jauh lebih "Ngindonesia" lagi kalau tumpengnya bukan nasi, tapi tempe :). Dress Code para undangan batik. Panitia dan mempelai juga pakai batik. Jadi ga hanya MC yang pakai batik. Hehehe. Dan lagu-lagu yang disetel macam Bendera-nya Coklat atau Kebyar-Kebyar-nya Gombloh.
Apalagi kalau musik pengiring ketika mempelai masuk Indonesia Pusaka. Koq jadi kayak acara kenegaraan :). Namanya juga kalau. Hehehe. Secara keseluruhan acara; baik yang di gereja maupun yang di gedung, "mengalir" mulus dan rapih. Good. Appreciate buat panitia. Doa saya untuk kedua mempelai, kiranya "semulus" dan "serapih" itu jugalah perjalanan mereka dalam bahtera rumah tangga.
Saya kebagian jadi MC di resepsi di gedung. Tempatnya di Asian Civilisations Museum (ACM). Deket Hotel Fullertone. Dari kemarin-kemarin sudah dag dig dug tuh. Khotbah walau masih suka nervous tapi sudah biasalah. Jadi moderator seminar atau talk-show sudah sering juga. Tapi jadi MC kawinan di gedung? Ini pertama kali, Bo. Piuhh. Apalagi lihat teman yang MC-in acara ramah tamah bagus. Tambah “gentar” :). Ga pe-de. Tapi point of no return. Jadi ya que sera sera.
Saya suka pemilihan museum sebagai tempat resepsi. Unik. Good. Begitu juga pemilihan tumpeng yang dipotong. Bukan kue. Menyimbolkan “keindonesiaan”. Good. Akan jauh lebih "Ngindonesia" lagi kalau tumpengnya bukan nasi, tapi tempe :). Dress Code para undangan batik. Panitia dan mempelai juga pakai batik. Jadi ga hanya MC yang pakai batik. Hehehe. Dan lagu-lagu yang disetel macam Bendera-nya Coklat atau Kebyar-Kebyar-nya Gombloh.
Apalagi kalau musik pengiring ketika mempelai masuk Indonesia Pusaka. Koq jadi kayak acara kenegaraan :). Namanya juga kalau. Hehehe. Secara keseluruhan acara; baik yang di gereja maupun yang di gedung, "mengalir" mulus dan rapih. Good. Appreciate buat panitia. Doa saya untuk kedua mempelai, kiranya "semulus" dan "serapih" itu jugalah perjalanan mereka dalam bahtera rumah tangga.
2 comments:
Lagu pengiring nya...Semua karena Cinta...haha...bukan Indonesia Pusaka.
iya, kemarin itu lagunya karena cinta. maksud saya akan lebih ngindonesia kalau indonesia pusaka. gitu loh :)becanda ding
Post a Comment