Andai
Seharian hujan terus nih. Dari pagi. Hampir-hampir ga ada sinar matahari. Ngosh!! Siang ke Gleneagles. Nengok teman dari Nias yang mau operasi sinus. Dapat kabar dari teman di Jakarta, anak penderita tumor otak yang tempo hari saya dan Kezia tengok hari Rabu lalu meninggal dunia. Pas saya di Kalimantan.
Saya kaget. Ga kerasa mata saya "berkaca-kaca". Waktu kita nengok, ia masih tampak ceria; tertawa, berbincang. Ga ada tanda-tanda mengidap penyakit yang parah. Saya sempat membelai kepalanya sebelum kita berdoa. Ia ganti baju operasi dibantu ayahnya. Berbaring di ranjang. Lalu didorong ke ruang operasi.
Kita ngikutin dari belakang. Ia dadah-dadah sambil "mengulum" senyum malu-malu. Sebelum masuk ke ruang operasi saya sempet memegang tangannya dan bilang, "Tuhan Yesus sayang kamu." Itu terakhir kali saya melihatnya -- Saya berbincang sebentar dengan ibu dan tantenya, lalu pamit pulang.
Sempat terbersit dalam benak saya, andai ia ga dioperasi mungkin malah masih punya waktu untuk hidup lebih lama. Walau cuma beberapa bulan. Argghh!! Terlepas dari kesadaran bahwa hidup ini hanyalah “titipan”, kadang kita ga bisa menghindar dari pertanyaan perandaian macam itu. Doa saya untuk orang tuanya.
No comments:
Post a Comment