Tuesday, August 28, 2007

Cerita Orang Biasa - 14


Mak Paenah


Usianya 86 tahun. Sejak suaminya terbunuh saat perang kemerdekaan. Sejak saat itu ia menjanda sambil membesarkan anaknya. Menurut pengakuannya, ia cuma punya keahlian menjual pecel. Jadi itulah yang dijadikan penopang hidupnya. Sekarang anak-anaknya sudah mandiri. Tapi Mak Paenah tetap berjualan nasi pecel. Ketika ditanya uangnya untuk apa, dengan polos ia menjawab, "disimpan di bawah bantal, untuk nolong orang, kali ada yang perlu." Lalu kenapa masih kerja di usia setua itu dengan riang ia menjawab, "nganggur itu bikin sakit. Manusia ya harus bekerja." Mak Paenah berjualan di depan kantor DPRD Sumatera Utara. Suatu saat ia menghilang, ternyata pindah ke Lapangan Merdeka. Kenapa pindah, Mak? "Di situ sudah ada yang muda jualan pecel juga. Saya nggak mau bersaing. Rejeki sudah ada yang ngatur. Biar saya yang tua ini yang pindah," jawabnya tanpa emosi. Kemudian Mak Paenah beranjak. Mendorong kereta pecelnya. Roda becaknya sering kempes karena kurang angin. Hari itu ia sudah menjual habis nasi pecelnya. Harganya Rp. 1.500 sepincuk. Murah. Karena dalam berbisnis Mak Paenah punya prinsip sederhana, "Kalau untung jangan banyak-banyak. Itu serakah namanya." (taken from Kompas)

Cermin:
Bekerja adalah pengabdian. Kalaupun bukan untuk orang lain, minimal untuk diri sendiri. Terima kasih, Mak Paenah.

No comments: