Selasa, 2 Januari 2007 --Pagi nengok teman. Ia lagi berobat jalan di sini. Dua minggu lalu ia habis operasi di General Hospital. Ia nyewa apartemen di People's Park, Chinatown. Di sini banyak tuh apartemen-apartemen biasa yang disewain. Jauh lebih murah dari hotel. Biasanya yang nyewa tuh yang lagi berobat jalan, atau yang lagi ada keperluan beberapa hari. Sehari 75 $ Sing. Lusa ia sudah selesai berobat jalannya. Jadi boleh pulang ke Indonesia.
Dari situ saya janjian ketemu teman lain dan keluarganya. Mereka datang untuk kunjungi anaknya yang kuliah di sini dan berjemaat di GPBB. Mereka juga sewa apartemen. Tapi di Killiney Road. Dekat Somerset. Lebih murah malah. Cuma 65 $ Sing. Info-info tentang apartemen begini perlu juga sih. Kadang kan ada tuh orang yang perlu. Saya suka kumpulin kartu namanya. Kita makan di Yum Cha, restoran dim sum, di Temple Street, Chinatown. Antri banget. Padahal makannya sih biasa sajalah. Saya malah lebih tertarik pada Museum Seni Tibet. Satu bangunan dengan restoran itu.
Tibet tuh salah satu tempat di dunia yang paling ingin saya kunjungi. Bagi saya negeri itu sangat eksotik. Penuh dengan "aura misteri". Saya beberapa kali nonton film dan baca bukunya. Selain karena saya juga simpati dengan perjuangan Dalai Lama. Ga tahu deh bisa ga saya pergi ke sana. Tapi hidup ini ga bisa diduga kan. Sejak dulu saya juga ga pernah punya bayangan sedikit pun akan tinggal di Singapore. Saya sih just jalani saja hidup ini. Kalau itu tuh memang "bagian" saya, Tuhan pasti selalu punya cara untuk ngasih ke saya.
Dari Chinatown saya terus pulang. Dewi, Kezia dan Karen lagi temeni teman dan keluarga yang nginep di rumah ke zoo. Yang jadi "juru anter-anter" tamu di sini kan Dewi :). Makanya walau saya tuh sudah hampir enam bulan di sini, tapi soal tempat dan jalan tetap saja lebih banyak ga tahunya. Hehehe. Ga apa-apalah. Setiap orang kan punya bagiannya sendiri-sendiri. Lagian toh peran "penjaga rumah" ga kurang "mulia" kan :).
Dari situ saya janjian ketemu teman lain dan keluarganya. Mereka datang untuk kunjungi anaknya yang kuliah di sini dan berjemaat di GPBB. Mereka juga sewa apartemen. Tapi di Killiney Road. Dekat Somerset. Lebih murah malah. Cuma 65 $ Sing. Info-info tentang apartemen begini perlu juga sih. Kadang kan ada tuh orang yang perlu. Saya suka kumpulin kartu namanya. Kita makan di Yum Cha, restoran dim sum, di Temple Street, Chinatown. Antri banget. Padahal makannya sih biasa sajalah. Saya malah lebih tertarik pada Museum Seni Tibet. Satu bangunan dengan restoran itu.
Tibet tuh salah satu tempat di dunia yang paling ingin saya kunjungi. Bagi saya negeri itu sangat eksotik. Penuh dengan "aura misteri". Saya beberapa kali nonton film dan baca bukunya. Selain karena saya juga simpati dengan perjuangan Dalai Lama. Ga tahu deh bisa ga saya pergi ke sana. Tapi hidup ini ga bisa diduga kan. Sejak dulu saya juga ga pernah punya bayangan sedikit pun akan tinggal di Singapore. Saya sih just jalani saja hidup ini. Kalau itu tuh memang "bagian" saya, Tuhan pasti selalu punya cara untuk ngasih ke saya.
Dari Chinatown saya terus pulang. Dewi, Kezia dan Karen lagi temeni teman dan keluarga yang nginep di rumah ke zoo. Yang jadi "juru anter-anter" tamu di sini kan Dewi :). Makanya walau saya tuh sudah hampir enam bulan di sini, tapi soal tempat dan jalan tetap saja lebih banyak ga tahunya. Hehehe. Ga apa-apalah. Setiap orang kan punya bagiannya sendiri-sendiri. Lagian toh peran "penjaga rumah" ga kurang "mulia" kan :).
1 comment:
Halo, boleh tahu apartemen-apartemen yang disewakan di daerah Chinatown.
Saya & keluarga berencana mengunjungi Singapore akhir Februari nanti. Saat ini saya masih mencari apartemen yang murah & bersih.
Baca di komentar yang di posting di salah satu blog, ada yang komentar bahwa apartemen studio yang dia sewa di daerah Chinatown kondisi kamar mandi yang kotor & kasur yang jelek.
Padahal tadinya saya ingin menginap di sana.
Tolong yah informasinya, atau mungkin bisa menyarankan?
Terima kasih sebelumnya.
Post a Comment