Jumat, 5 Januari 2007 -- Ga enak badan nih. Flu berat. Sariawan pula. Seminggu belakangan jam tidur saya kacau. "Nyubuh" terus. Siang pimpin persekutuan Komisi Wanita. Lanjutin ramah tamah. Sore pulang. Di rumah ga kemana-mana lagi. Tidur. Flu makin berat. Kepala cenut-cenut pula. Duh. Sakit tuh semacam "alarm". Bahwa sudah waktunya kita "ngurangi kecepatan". Atau bahkan "berhenti" dulu. Thx, God, untuk sakit.
Saya lagi exciting dengan "proyek" buku 365 humor kristiani. Saya harap minggu ini kelar. Sudah kontak penerbit. Ngumpulinnya dibantuin teman. Dari berbagai sumber. Terutama internet. Yang "susah" ngasih quote-nya. Bagi saya humor ga melulu soal lucu, tapi juga "pembelajaran" tentang hidup. Humor ga cuma bikin kita terbahak, tapi juga tercenung dan tertegun. Kadang malah tertohok :). Bravo, humor!
Tadi turun dari bis waktu mau berangkat ke kantor, saya ngelihat seorang opa lagi nuntun cucunya. Anter sekolah. Playgroup. Jadi ngebayangin diri sendiri. Kelak kalau umur saya panjang akan begitu juga kali :). Anter jemput cucu sekolah. Temenin cucu main. Jagain cucu. Begitulah siklus hidup. Lahir, bertumbuh dan menjadi tua. Lalu mati. Menyisakan "jejak-jejak kenangan" dalam hati orang-orang yang kita tinggalkan.
Bicara tentang kematian selalu "ga enak". Padahal kematian kan sesuatu yang pasti. Jadi ada baiknyalah dipersiapkan. Bicarakan saja dengan ringan. Seringan membicarakan persiapan pernikahan atau kelahiran anak. Cuma ya jangan juga jadi fokus pada kematian. Lalu lupa pada kehidupan :). Intinya jangan sampai kematian itu meninggalkan masalah yang ga perlu. Pernah seorang ibu meninggal. Ga ada pesan, ga ada apa. Anak-anaknya lalu "berantem". Masalahnya sepele. Yang satu pengen jenazah ibunya dikremasi, yang lain pengen dikubur.
Saya lagi exciting dengan "proyek" buku 365 humor kristiani. Saya harap minggu ini kelar. Sudah kontak penerbit. Ngumpulinnya dibantuin teman. Dari berbagai sumber. Terutama internet. Yang "susah" ngasih quote-nya. Bagi saya humor ga melulu soal lucu, tapi juga "pembelajaran" tentang hidup. Humor ga cuma bikin kita terbahak, tapi juga tercenung dan tertegun. Kadang malah tertohok :). Bravo, humor!
Tadi turun dari bis waktu mau berangkat ke kantor, saya ngelihat seorang opa lagi nuntun cucunya. Anter sekolah. Playgroup. Jadi ngebayangin diri sendiri. Kelak kalau umur saya panjang akan begitu juga kali :). Anter jemput cucu sekolah. Temenin cucu main. Jagain cucu. Begitulah siklus hidup. Lahir, bertumbuh dan menjadi tua. Lalu mati. Menyisakan "jejak-jejak kenangan" dalam hati orang-orang yang kita tinggalkan.
Bicara tentang kematian selalu "ga enak". Padahal kematian kan sesuatu yang pasti. Jadi ada baiknyalah dipersiapkan. Bicarakan saja dengan ringan. Seringan membicarakan persiapan pernikahan atau kelahiran anak. Cuma ya jangan juga jadi fokus pada kematian. Lalu lupa pada kehidupan :). Intinya jangan sampai kematian itu meninggalkan masalah yang ga perlu. Pernah seorang ibu meninggal. Ga ada pesan, ga ada apa. Anak-anaknya lalu "berantem". Masalahnya sepele. Yang satu pengen jenazah ibunya dikremasi, yang lain pengen dikubur.
No comments:
Post a Comment