Selasa, 16 Januari 2007 -- Musibah lagi. Kereta Api anjlok di Banyumas, Jawa Tengah. Lalu tabrakan beruntun 5 mobil di tol Cipularang. Seorang teman mengirimkan SMS: "Di laut kita tenggelam. Di udara kita jatuh. Di darat kita sekarat. Lengkap sudah." Poor, Indonesia. Banyak musibah yang terjadi karena faktor alam. Sesuatu yang ga bisa kita elakkan. Tapi di Indonesia lebih banyak lagi musibah karena faktor manusia. Mis-management. Mis-regulation.
Siang janjian ketemu teman dari Jakarta di Centre Point Orchad. Ia ke sini lagi ada urusan kantor. Dapat oleh-oleh mangga Arum Manis dan kepiting saos padang 212, Kelapa Gading :). Sippp. Kisah sukses Sea food 212 mirip tuh dengan kisah di Restoran Tan Chin Lee di daerah Tuas. Awalnya di pingir jalan. Pakai gerobak dorong. Terus berkembang menjadi restoran besar. Kalau hari Sabtu dan Minggu jam makan, wuihh ngantri, Mann!
Saya kerap mendengar dan membaca cerita sukses pemilik restoran. Awalnya buka warung kecil-kecilan atau gerobak dorong. Terus laris. Lalu jadi restoran besar. Ga kalah sama restoran franchise luar negeri. Kayak Soto Bangkong Semarang, Bakso Lapangan Tembak Senayan, Es Teller 77, Brownies Amanda Bandung, Bakmi Gajah Mada, Ayam Goreng Suharti. Dan banyak lagi. Konon rumus sukses itu begini: Gigih, ulet, ga mudah menyerah, terus belajar, jujur, dapat dipercaya, plus sedikit keberuntungan.
Saya selalu kagum dengan orang-orang sukses yang mulai dari bawah. Betul-betul merangkak dari nol. Jatuh bangun. Berdiri jongkok. Kalau sudah sukses memang ngelihatnya tuh "enak" gitu. Tapi perjuangan ke arah sana tentu juga ga kecil. Bukan hanya kucuran keringat, bahkan mungkin juga linangan airmata. Bravo. Bravo. Malam ada rapat di GPO. Pulang rumah jam 11-an. Bareng teman.
Siang janjian ketemu teman dari Jakarta di Centre Point Orchad. Ia ke sini lagi ada urusan kantor. Dapat oleh-oleh mangga Arum Manis dan kepiting saos padang 212, Kelapa Gading :). Sippp. Kisah sukses Sea food 212 mirip tuh dengan kisah di Restoran Tan Chin Lee di daerah Tuas. Awalnya di pingir jalan. Pakai gerobak dorong. Terus berkembang menjadi restoran besar. Kalau hari Sabtu dan Minggu jam makan, wuihh ngantri, Mann!
Saya kerap mendengar dan membaca cerita sukses pemilik restoran. Awalnya buka warung kecil-kecilan atau gerobak dorong. Terus laris. Lalu jadi restoran besar. Ga kalah sama restoran franchise luar negeri. Kayak Soto Bangkong Semarang, Bakso Lapangan Tembak Senayan, Es Teller 77, Brownies Amanda Bandung, Bakmi Gajah Mada, Ayam Goreng Suharti. Dan banyak lagi. Konon rumus sukses itu begini: Gigih, ulet, ga mudah menyerah, terus belajar, jujur, dapat dipercaya, plus sedikit keberuntungan.
Saya selalu kagum dengan orang-orang sukses yang mulai dari bawah. Betul-betul merangkak dari nol. Jatuh bangun. Berdiri jongkok. Kalau sudah sukses memang ngelihatnya tuh "enak" gitu. Tapi perjuangan ke arah sana tentu juga ga kecil. Bukan hanya kucuran keringat, bahkan mungkin juga linangan airmata. Bravo. Bravo. Malam ada rapat di GPO. Pulang rumah jam 11-an. Bareng teman.
No comments:
Post a Comment