Selasa, 23 Januari 2007 -- Seharian di rumah. Dewi ada acara Komisi Wanita. Siang hujan deras tapi cuma sebentar. Flu nih. Bersin. Hidung mempet. Meler. Dari kemarin. Cuma ya begitu. Sembuh kumat. Sembuh kumat. Ampun deh. Tadi sempet ngajarin Karen baca sebelum ia sekolah. Karen tuh aktif kalau bicara. Mudah nyesuaikin diri dengan lingkungan baru. Tapi ia ga tekun. Cepat bosan. Kita yang ngajarin bener-bener perlu telaten. Ia selalu punya cara buat "ngeles" dari yang ia ga mau.
Dapat SMS dari seorang Ibu. Mau konseling seputar masalah keluarga. Ia belum pernah ke GPBB atau GPO. Tahu saya dari temannya yang pernah baca buku saya. Janjian ketemu besok sore di gereja. Dalam 10 tahun lebih saya jadi pendeta kebanyakan yang datang konseling tuh selain pasangan muda-mudi yang mau menikah, juga pasangan suami-istri yang merasa sudah ga "klop". Beberapa bahkan mau cerai. Yang pertama biasanya datang berdua. Yang kedua datang sendiri, suaminya atau istrinya.
Jadi ingat ungkapan sarkastis ini: Pernikahan seumpama sebuah sangkar. Burung-burung berlomba masuk kedalamnya, dan frustrasi pengen keluar :). Bagi sebagian orang bisa saja begitu. Tapi tentu ga semua. Toh banyak yang menikah dan happily ever after. Masalahnya mungkin karena “harapan berlebihan” ketika menikah. Seolah pernikahan tuh melulu cerita indah, sebuah romansa tanpa duka tanpa airmata. Kwakk!! Ya, ga gitu-lah, Bo! Seperti kata pepatah, menikah itu gampang yang sulit mempertahankannya.
Malam sama teman sekeluarga diajak makan di RSYC. Republic of Singapore Yacht Club . Di daerah West Coast . Dekat kampus NUS. Itu tempat pelabuhan kapal-kapal pribadi. Kalau di Jakarta, kayak Marina Ancol. Kalau Jumat-Minggu khusus untuk member. Jenis makanannya sih biasa. Tapi relatif murah. Enak-enak pula. Harga hawker rasa restoran gitulah. Tempat dan suasananya asyik. Sayangnya kalau ke sana mesti naik taxi atau kendaraan pribadi.
No comments:
Post a Comment