Sabtu, 20 Januari 2007 -- Pagi ada pertemuan orang tua murid di sekolah Kezia. Dewi yang pergi. Saya harus siapin untuk acara kebaktian syukur nanti malam. Siang bareng beberapa teman lunch di West Mall dengan Pak Roger dan Bu Suzanne Doriot. Suami istri misionaris asal Amerika. Mereka tinggal di pedalaman Papua sejak tahun 1975. Ketika anak pertama mereka masih berumur 22 bulan, dan yang kedua 6 bulan. Selanjutnya tiga anak mereka yang lain lahir di Papua. Pak Roger pernah 10 kali terkena malaria. Maklum Papua kan adalah daerah endemi malaria di Indonesia.
Mereka di Singapore transit. Dari Amerika. Lusa ke Jakarta. Disambung ke Surabaya. Terus ke Papua. Tadi sore mereka pimpin Persekutuan Pemuda di GPBB. Besok presentasi di kebaktian umum. Fokus pelayanan mereka penterjemahan Alkitab ke dalam bahasa ibu. Konon di seluruh dunia ada 7000-an bahasa. 270 diantaranya ada di Papua. Sampai saat ini Alkitab dan beberapa bagiannya sudah diterjemahkan ke dalam 30 bahasa di Papua.
Tadi Pak Roger ngasih kesaksian. Tiga tahap yang membawanya ke pelayanan yang sekarang. Pertama, ia mutusin untuk nyerahin hidupnya kepada Tuhan. Intinya ia mau melakukan apa saja untuk Tuhan. Kedua, setelah ada komitmen itu, lalu aktif mencari apa yang bisa diperbuat. Sampai akhirnya ia merasa Tuhan menunjukkan ke Papua. Ketiga, karena yakin itu kehendak Tuhan, ia pun lantas mau menjalaninya. Dengan iman, Tuhan pasti menolong.
Yang "menakutkan" katanya, waktu mikirin sebelum berangkatnya. Nanti gimana kalau begini dan begitu. Tapi setelah ngejalani ternyata bisa. Apa yang dikuatirkan ga terjadi. Tuhan selalu punya cara untuk menolong dan memperlengkapi. Jadi kalau kita yakin sesuatu itu panggilan Tuhan, just do it. Saya setuju. Dan dalam situasi demikian dukungan keluarga istri atau suami dan anak-anak sangat penting. Ibarat minyak bagi suluh jiwa. Salut saya buat Pak Roger dan Bu Suzanne Doriot.
Mereka di Singapore transit. Dari Amerika. Lusa ke Jakarta. Disambung ke Surabaya. Terus ke Papua. Tadi sore mereka pimpin Persekutuan Pemuda di GPBB. Besok presentasi di kebaktian umum. Fokus pelayanan mereka penterjemahan Alkitab ke dalam bahasa ibu. Konon di seluruh dunia ada 7000-an bahasa. 270 diantaranya ada di Papua. Sampai saat ini Alkitab dan beberapa bagiannya sudah diterjemahkan ke dalam 30 bahasa di Papua.
Tadi Pak Roger ngasih kesaksian. Tiga tahap yang membawanya ke pelayanan yang sekarang. Pertama, ia mutusin untuk nyerahin hidupnya kepada Tuhan. Intinya ia mau melakukan apa saja untuk Tuhan. Kedua, setelah ada komitmen itu, lalu aktif mencari apa yang bisa diperbuat. Sampai akhirnya ia merasa Tuhan menunjukkan ke Papua. Ketiga, karena yakin itu kehendak Tuhan, ia pun lantas mau menjalaninya. Dengan iman, Tuhan pasti menolong.
Yang "menakutkan" katanya, waktu mikirin sebelum berangkatnya. Nanti gimana kalau begini dan begitu. Tapi setelah ngejalani ternyata bisa. Apa yang dikuatirkan ga terjadi. Tuhan selalu punya cara untuk menolong dan memperlengkapi. Jadi kalau kita yakin sesuatu itu panggilan Tuhan, just do it. Saya setuju. Dan dalam situasi demikian dukungan keluarga istri atau suami dan anak-anak sangat penting. Ibarat minyak bagi suluh jiwa. Salut saya buat Pak Roger dan Bu Suzanne Doriot.
No comments:
Post a Comment