Indonesia Plus
Penemuan
Setiap malam hari, seorang nelayan berusia 45 tahun meninggalkan rumahnya. Ia pergi untuk menengok jaringnya yang direntangkan dengan bantuan belle (kaleng). Sudah 10 tahun ia menggeluti pekerjaannya. Baru enam bulan terakhir ia beralih menjadi perentang jala. Berharap ikan tersangkut dijaringnya tanpa perlu pergi melaut. Penghasilannya tidak menentu. Ia membawa pulang Rp. 20.000 sampai Rp. 30.000 per hari. Atau sekedar ikan untuk dimakan bersama keluarganya. Hidupnya berubah ketika pada Selasa, 9 Januari 2007 yang lalu, pada pukul 03.00 subuh, saat ia melihat jaringnya. Ia memang tidak menemukan ikan. Tapi ia menemukan sebuah benda asing. Yang bikin tambah istimewa adalah karena ternyata benda itu adalah benda paling dicari. Tidak kurang dari sebuah kapal berperalatan canggih dari Amerika, USS Mary Sears, pesawat Kanada King Air-200, pesawat Foker 50 milik Singapura, serta armada TNI AL mengubek-ubek Laut dan darat mencari petunjuk. Tapi, justru seorang nelayan dari Kabupaten Barru bernama Bakri-lah yang menemukan benda yang terakhir diketahui adalah tail horizontal stabilizer. Milik Adam Air KI 574 yang hilang dalam perjalanan Surabaya-Manado. Untuk “jasanya” tersebut, Bakri menerima 50 juta dari Wapres Jusuf Kalla, 2,5 juta dari Adam Air, dan 1 juta dari Kapolwil Pare-Pare. Bakri kini bersiap membeli perahu baru. (ditulis ulang dari berbagai berita di Media Indonesia Online)
Ayah’s Plus Point :
Kalau sesuatu itu memang bagian kita, akan kita peroleh. Sebaliknya jika sesuatu itu bukan bagian kita, maka sekeras apapun kita berusaha, tidak akan kita dapatkan. Tugas kita lakukan bagian kita sebaik-baiknya, selebihnya serahkan kepada Tuhan.
Ayah’s Plus Point :
Kalau sesuatu itu memang bagian kita, akan kita peroleh. Sebaliknya jika sesuatu itu bukan bagian kita, maka sekeras apapun kita berusaha, tidak akan kita dapatkan. Tugas kita lakukan bagian kita sebaik-baiknya, selebihnya serahkan kepada Tuhan.
No comments:
Post a Comment