Monday, July 03, 2006

Catatan Harian

Day - 272

Akhirnya beres juga. Tinggal yang “kecil-kecil”. Saya sudah beberapa kali pindah rumah. Ini kali kepindahan “terbesar” dan “terberat”. Capek lahir batin. Untung ada teman yang benar-benar care dan ngebantu all out. Kalau saya kerjakan sendiri, ga sanggup deh. Tengkiu sobat. Tengkiu. Jujur, perpisahan ini membawa saya pada satu kesadaran, bahwa saya tuh ga “sendirian”. Selama ini saya kerap berpikir, ga punya “teman”. Alone. Tapi ternyata saya salah. Sayalah yang terlalu menutup diri. Mungkin karena saya “termakan” keyakinan saya sendiri bahwa, menjadi pendeta berarti harus siap “sendirian”.

Saya dapat SMS ini. Asli saya kutip. “Selamat jalan Pdt (......) *satu kata ini ga saya kutip, sebab rasanya koq berlebihan*. Bagi semua lintasan masyarakat Indonesia terutama orang2 kecil yang selalu dapat perhatian Pdt. Terima kasih atas kebaikanmu.” Tadinya saya ga tahu SMS itu dari mana. Saya balas, bilang terima kasih dan tanya ini siapa. Ternyata yang kirim itu salah seorang Satpam gereja. Ia bukan Kristen. Ia kirim lagi SMS, katanya waktu acara peneguhan saya, ia ga sempet nyalami.

Mungkin sih itu cuma ungkapan “celetukan”. Ga mewakili kenyataan yang sebenarnya. Toh rasanya saya ga pernah melakukan sesuatu yang “istimewa” terhadap ia. Kecuali menganggap dan memperlakukannya sebagai teman. Saya selalu meyakini keberhasilan sebuah gereja, ga hanya ditentukan oleh para “elite-nya” (pendeta, penatua, pengurus), tapi juga oleh orang-orang “kecil” (satpam, tukang parkir, karyawan). Di mata Tuhan mereka sama berharganya. Peran mereka ga kalah besarnya. Karena itu bagi saya, mereka juga adalah rekan sekerja.

Malamnya perpisahan dengan pengurus wilayah Kelapa Gading BCS dan sekitarnya bersama keluarga di Pronto Restoran Sport Mall. Akrab. Penuh canda dan tawa. Ga “berjarak”. Berada di tengah Jemaat selalu memunculkan rasa haru dalam diri saya. Saya dapat hadiah PDA. Wow. Saya tuh sudah lama berencana beli PDA, supaya saya bisa “menulis” di mana pun dan kapan pun. Cuma setiap mau beli, ada saja yang harus didahulukan. Eh, ga disangka-sangka dikasih. Thx, rekans. Tapi saya sadar, dibalik setiap “berkat” ada tanggung jawab. Semoga dengan PDA ini saya bisa lebih produktif menulis. Kelak salah satu buku saya yang terbit akan saya persembahkan khusus buat wilayah Kelapa Gading BCS dan sekitarnya.

1 comment:

Anonymous said...

salut....memang kita harus menghargai "manusia" ciptaan Tuhan yang tanpa embel2 "religi"...