Bahasa
Pagi ke Mount Alvernia Hospital nengok Pak Andreas Yewangoe, Ketua PGI, yang mau operasi di sana. Ada "urat kejepit" di punggungnya. Minggu ini rupanya lagi banyak orang Indonesia yang ke sini untuk urusan kesehatan; medical check up, berobat atau operasi. Dari Senin, Selasa, Rabu, Kamis ada terus.
Pas saya datang, Pak Yewangoe sudah mau dibawa ke ruang operasi. Seperti biasa suster nanya ini itu dulu. Karena ngomongnya singlish, Pak Yewangoe kesulitan ngertiin -- Tempo hari teman yang orang Amerika juga kesulitan dengan bahasa Inggris sini. Habis laen, katanya -- Jadilah saya penerjemah dadakan :).
Bukan karena saya bisa, tapi lebih karena biasa. Saya sudah beberapa kali nengok orang yang mau operasi. Jadi sudah ga asinglah dengan pertanyaannya. Lagian dari bahasa tubuh si suster bisa “kebaca” artinya. Ngerti hasil nebak dan nembak. Hehehe. Bahasa kan ga melulu soal skill, tapi juga soal kebiasaan.
Pas saya datang, Pak Yewangoe sudah mau dibawa ke ruang operasi. Seperti biasa suster nanya ini itu dulu. Karena ngomongnya singlish, Pak Yewangoe kesulitan ngertiin -- Tempo hari teman yang orang Amerika juga kesulitan dengan bahasa Inggris sini. Habis laen, katanya -- Jadilah saya penerjemah dadakan :).
Bukan karena saya bisa, tapi lebih karena biasa. Saya sudah beberapa kali nengok orang yang mau operasi. Jadi sudah ga asinglah dengan pertanyaannya. Lagian dari bahasa tubuh si suster bisa “kebaca” artinya. Ngerti hasil nebak dan nembak. Hehehe. Bahasa kan ga melulu soal skill, tapi juga soal kebiasaan.
Pulang dari rumah sakit terus ke gereja. Naik taxi. Sopirnya ibu-ibu. Sempat ngobrol. Sopir taxi di sini kadang asyik diajak ngobrol. Tapi kadang nyebelin juga. Sudah mukanya "masem", ga ramah, malah ga jarang galakan ia dari kita. Malam ada rapat evaluasi tim Mission Trip Kalimantan di rumah.