Sunday, May 21, 2006

Catatan Harian

Day - 315

Jam 8.30 khotbah di kebaktian remaja GKI Gading Indah. Temanya: Bergereja bukan sekadar ke gereja. Untuk remaja seusia SMP, tema itu terlalu “abstrak” deh. Musik pengiringnya oke. Good. Jam 11 khotbah di kebaktian remaja GKI Kayu Putih. Temanya: Tuhan tidak lupa.

Saya datang ngepas waktunya. Sampai diteleponin oleh penatua yang bertugas. Habis parkir mobil susah. Jauh. Salah satu masalah yang dihadapi banyak gereja di Jakarta adalah soal parkir. Lahan sempit mobil banyak. Ngeganggu warga sekitar. Bikin macet. Salah-salah jadi batu sandungan. Pernah terjadi dulu, ada pengunjung kebaktian yang parkir mobil sembarangan. Nutupin pintu pagar rumah warga. Pas waktu itu yang punya rumah mau ke pergi rumah sakit. Jadi “ramai” tuh.

Jam 13-an bawakan renungan di Persidangan Majelis Jemaat (PMJ). Ga ada tema. Saya pilih tema: Menjaga hati. Jujur, kadang saya mikir, buat apa gitu ada renungan di PMJ. Toh ga mengubah apa-apa. Kesannya just formalitas. Dulu pernah ada. Terus ga ada. Ada lagi. Ga ada lagi. Lalu ada lagi. Sampai sekarang. Dan ternyata, ada ga ada renungan sama saja tuh. Sayang waktu persiapannya kan. Lebih baik dipakai untuk lebih berguna. Husss! Ga boleh loh berpikir begitu. Iya. Iya. Maaf. Maaf. Maaf.

Saya minta ijin ga ikut PMJ sampai akhir. Pulang. Siapin khotbah. Sempet tidur bentar. Capek banget. Bangun lumayan seger. Pimpin kebaktian umum jam 17 dan 19 di GKI Kayu Putih. Temanya: Hidup ini fana. Malam selesai kebaktian, teman dari GKI Bekasi Timur bersama keluarganya ngajak makan. Ia tahu saya suka kepiting. Katanya ada tempat makan kepiting yang enak. Cari waktu lain susah. Jadi malam ini saja. Sampai di sana kepitingnya habis :)).

4 comments:

Anonymous said...

jangan gitu ah pak, tiap rapat camp saya bawa sedikit "renungan" atau sharing dan menurut saya itu berguna. Setidaknya suasana rapat ga terlalu tegang...

Anonymous said...

Barangkali mas Ayub itu bener, pak Hedge! Kalau tema renungan sama tema rapatnya sama, barangkali baru berguna: supaya rapat itu akan jadi lebih baik. Tapi kalau cuma formalitas, kenapa ga dihilangkan saja supaya rapat lekas beres? Toh itu hari Minggu, bukannya udah dapet renungan dari khotbah di kebaktian? Nanti gara - gara udah ada renungan di rapat, eh ada malah ada peserta rapat yang belum kebaktian malahan ga kebaktian, gara - gara udah dengerin khotbah di rapat. Gawat kan?

salam,

pram

ayub yahya said...

ya emang sih ga bisa dipukul rata semua renungan di awal rapat "ga berguna"; tergantung banyak hal :)) kadang saja saya tergoda untuk mikir begitu hehehe

Anonymous said...

yah semua hal dalam hidup kan cuma formalitas. hidup itu cuma formalitas menunda kematian