Sunday, August 20, 2006

Catatan Harian

Day - 225

Sabtu, 19 Agustus 2006
-- Hari yang padat. Bersama beberapa teman memandu acara apresiasi aktivis. Saya pimpin kebaktiannya. Ada Perjamuan Kudus. Terus bawakan juga satu sessi untuk para usher atau penyambut tamu dalam kebaktian. Plus games. Peran usher atau penyambut tamu tuh kerap ga dipandang “sebelah mata”. Padahal sebetulnya penting. Ibarat dalam sebuah pesta. Yang berada " di garis depan" untuk berinteraksi dengan para undangan adalah para penyambut tamu. Sebuah pesta boleh memiliki acara yang megah, makanan yang mewah. Tapi kalau para penyambut tamunya judes, ga ramah, ga sopan, pasti akan mengurangi nilai pesta itu kan?

Kebaktian seumpama sebuah “pesta”. Yang punya pesta tuh Tuhan sendiri. Para penyambut tamu mendapat peran penting untuk membuat para undangan (baca jemaat) merasa disambut “sang Tuan rumah” dengan ramah. Merasa di-welcome-in gitulah. Caranya bagaimana? Dengan SMILE. Simpati. Murah senyum. Inisiatif. Lapang dada. Empati.

Saya sangat mendukung acara apresiasi aktivis ini. Dulu di sebuah gereja di Jakarta, acara seperti ini ditentang. Alasannya melayani Tuhan kan ga usah mengharapkan apresiasi manusia. Alasan ini ga salah. Tapi ga sepenuhnya betul. Sebab pada sisi lain, ga salah kan kalau Majelis Jemaat mau mengungkapkan rasa terima kasih atas peran serta para aktivis? Benar mereka ga berharap penghargaan itu. Tapi alangkah baiknya, kita belajar menghargai upaya dan karya orang. Sekecil apa pun. Apresiasi aktivis menurut saya, adalah sebentuk rasa terima kasih Majelis Jemaat kepada orang-orang yang sudah mau memberikan waktu dan tenaga, bahkan mungkin perasaannya, untuk pelayanan di gereja. Pada acara ini kepada para aktivis diberikan kenang-kenangan. Foto mereka. Juga buku-buku saya :).

Malam pimpin persekutuan keluarga senior. Tentang hidup yang memuliakan Tuhan. Intinya, hidup harus ada tujuan. Betapa hampa dan hambarnya hidup tanpa tujuan. Seumpama orang bepergian tanpa tujuan. Tuhan menciptakan kita pasti bukan tanpa sengaja. Tujuan hidup paling luhur adalah memuliakan Tuhan. Segala yang ada pada kita adalah dari DIA, miliki DIA, maka betapa indahnya kalau kita juga "mengembalikan" untuk kemuliaan DIA. Caranya? Dengan menjadikan hidup kita sebagai ibadah. Sebagai persembahan kepada-Nya. Ga "serupa" dengan dunia. Bersyukur dengan yang ada. Pulang ke rumah jam 23 lebih. Mesti persiapan khotbah buat besok nih.

No comments: