Sunday, August 27, 2006

Catatan Harian

Day - 217

Minggu, 27 Agustus 2006 --Pelayanan khotbah di GKI Kutisari, Surabaya. Dalam rangka pertukaran mimbar HUT GKI ke-18. Dulunya GKI tuh ada tiga sinode; Jabar, Jateng, dan Jatim. 18 tahun lalu tiga sinode itu resmi gabung jadi satu. Pimpin tiga kali kebaktian. Plus satu pembinaan. Kebaktian umum 1 jam 7 pagi. Banyak jemaat yang hadir orang tua. Seperti kebanyakan kebaktian pagi di gereja yang saya kenal :). Kebaktian Pemuda jam 9. Walau namanya kebaktian pemuda, tapi yang hadir banyak juga jemaat umum. Terus pembinaan remaja jam 11.30. Dan sorenya jam 5 kebaktian umum 2.

GKI Kutisari bisa dibilang bukan jemaat besar. Pengunjungnya banyak mahasiswa. Lokasi memang dekat dengan Universitas Kristen Petra. Kebaktian Pemuda tadi juga sekaligus acara penyambutan mahasiswa baru. Acaranya dibuat gaya KKR. Lengkap dengan altar calling, dedication service dan follow-up konseling oleh para konselor yang sudah disiapkan. Mirip dengan acara Welcome Fresies yang dilaksanakan di GPBB cuma beda “content” saja.

Ketemu teman lama, suami isteri. Saya kenalnya waktu di Perth. Saya pernah pelayanan di WPC, Perth. Dua minggu. Waktu saya pimpin persekutuan keluarga suaminya jadi MC. Ga nyangka bisa ketemu di Kutisari. Ia ngajar di Universitas Kristen Petra. Dunia tuh “sempit” ya :). Kita ngobrol tentang Perth. Saya suka kota itu. Tenang. Bersih. Teratur. Ga hiruk pikuk. Hidup di sana ga “tergesa-gesa”. Kotanya modern, tapi suasananya “ndesa”.

Siang sempat tidur bentar. Nyenyak. Bangun-bangun segar. Tidur bukan kuantitas, tapi kualitas kan. Malamnya sama teman nonton Grand Prix F1 di televisi. Sebetulnya saya ga suka F1. Apa menariknya nonton balap mobil. Tapi ketika teman saya cerita tentang fakta dan kisah di balik lomba F1, ternyata menarik juga. Banyak yang unik dan bisa menjadi pembelajaran. Selama ini saya ga tertarik, karena ga tahu :). F1 tuh olahraga beresiko tinggi, tapi sekaligus paling “aman”. Banyak sekali standar dan prosedur guna melindungi si pembalap. F1 adalah olahraga yang ga hanya tergantung pada kemampuan “atlitnya”, tapi juga tergantung pada “team” di belakang layar; pit-crew, engineering, dan mekanik. Selain juga, kecanggihan teknologi. Di F1 kita bisa melihat, betapa waktu sepersekian detik pun bisa menentukan segalanya.

No comments: