Wednesday, August 30, 2006

Catatan Harian

Day - 215

Selasa, 29 Agustus 2006 -- Hari ini ultah pekawinan kami yang ke-8. Ga ada acara khusus. Kegiataan berjalan rutin seperti biasa. Pagi saya “ngantor”. Tapi setengah hari. Karena Dewi ada acara Komisi Wanita. Saya gantian tungguin anak-anak pulang sekolah. Nemenin mereka makan dan tidur siang. Seperti biasa sambil ngetik.

Sore sekeluarga makan di Penang Place. Restoran Malaysia di daerah Jurong. Sudah lama saya pengen ngajak Dewi dan anak-anak makan di situ. Beberapa minggu lalu saya pernah makan di restoran itu bareng teman-teman Pendeta dan Preacher GPBB. Makanannya oke. Saya berjanji dalam hati, suatu hari akan ajak Dewi dan anak-anak di situ. Kesampaian juga hari ini :). Sesekalilah makan di restoran “mahal”. Hehehe.

Malam beberapa teman dari "bidang musik" main ke rumah. Kita ngobrol tentang banyak hal. Terutama seputar pelayanan musik di gereja. Saya banyak belajar dari mereka. Sebuah kebaktian akan terasa “indah” kalau semua unsur berperan seperti dalam sebuah orkestra. Jadi satu kesatuan gitu. Pemimpin liturgi, pemandu nyanyian, Jemaat, dan Pendeta ga "bermain" sendiri-sendiri. Untuk itu dari sisi "rasional", diperlukan persiapan. Tidak bisa asal dan dadakan. Dan dari sisi "spritual", setiap unsur itu perlu memiliki relasi yang khusus dan khusuk dengan Tuhan. Sisi spiritual ini kerap agak terabaikan. Sehingga sebuah nyanyian atau khotbah bisa saja bagus, tapi terasa "ga ada roh". Kering.

Selama ini tanpa sadar ga sedikit orang hanya jadi penonton (spectator) dalam kebaktian. Bukan "pemain". Mereka mungkin tahu; oh musiknya bagus, nyanyiannya oke. Tapi so what gitu loh? Hanya kulit. Ga tembus ke dasar hati. Dalam bahasa filsafat, meminjam kata-kata Gabriel Marcel, filsuf Perancis, cuma “berada” tapi ga “hadir”. Sebabnya bisa bersumber dari motivasi dan pemahaman mereka sendiri, bisa juga dari “spirit” orang-orang yang terlibat dalam penyelenggaraan ibadah; entah ga serius, entah juga “melayani” sekadar rutinitas atau ga ada kerjaan lain. Jadi ga didukung aspek spiritual-nya.

No comments: