Jumat, 3 November 2006 -- Siang berdua Dewi ke Mount Elizabeth Hospital. Melawat teman pendeta dari Surabaya yang dirawat di sini. Teman saya tuh ke Singapore beberapa minggu lalu buat nganter istrinya check up. Istrinya ternyata membaik, ia-nya sendiri malah yang dindikasikan ada "kelainan" pada jantungnnya. Dan segera ditangani. Jadi alih-alih temenin istri berobat, malah jadi ditemani istri berobat.
Waktu ia ke sini beberapa minggu lalu saya juga sempet nengok. Waktu itu saya tahunya dari milis pendeta GKI. Berita dari milis kesannya tuh "gawat darurat". Sampai-sampai beberapa teman nitip doa yang "serem-serem" :). Ketika kita ketemu eh ia malah "segar-bugar". Kita malah ngobrol dan gurau-gurau. Berita kalau dari "mulut ke mulut" bisa bias tuh. Apalagi kalau sudah ditambah "penyakit" suka melebih-lebihkan. Mungkin emang begitu kali ya kecenderungan manusia, senang berita bombastis.
Orchard road sudah dihias-hias menyambut Natal. Di mal-mal juga begitu. Kata teman, Natal di Singapore emang meriah, walau kekristenan di Singapore sendiri sebetulnya ga "semeriah" kayak di Indonesia. Natal memang sudah menjadi "komoditi", semacam "barang" yang laku dijual. Jadi yang dipentingin bukan lagi maknanya, tapi bisnisnya. Repotnya, kita orang-orang Kristen sendiri kerap terbawa arus ikut-ikutan "dalam bisnis Natal".
Dari Mount Elizabeth saya terus ke gereja. Dewi pulang. Kan harus tunggu anak-anak pulang sekolah. Saya ada acara Komisi Wanita. Ada acara Talk Show yang menampilkan beberapa suami sebagai narasumber. Saya dan teman jadi moderator juga. Di Kayu Putih dulu saya kerap jadi moderator acara. Tapi baru kali ini dalam sebuah acara yang singkat moderatornya dua orang:). Tapi tadi diskusinya seru juga. Hidup gitu. Narasumbernya juga oke. Pendengar juga merespon aktif.
Waktu ia ke sini beberapa minggu lalu saya juga sempet nengok. Waktu itu saya tahunya dari milis pendeta GKI. Berita dari milis kesannya tuh "gawat darurat". Sampai-sampai beberapa teman nitip doa yang "serem-serem" :). Ketika kita ketemu eh ia malah "segar-bugar". Kita malah ngobrol dan gurau-gurau. Berita kalau dari "mulut ke mulut" bisa bias tuh. Apalagi kalau sudah ditambah "penyakit" suka melebih-lebihkan. Mungkin emang begitu kali ya kecenderungan manusia, senang berita bombastis.
Orchard road sudah dihias-hias menyambut Natal. Di mal-mal juga begitu. Kata teman, Natal di Singapore emang meriah, walau kekristenan di Singapore sendiri sebetulnya ga "semeriah" kayak di Indonesia. Natal memang sudah menjadi "komoditi", semacam "barang" yang laku dijual. Jadi yang dipentingin bukan lagi maknanya, tapi bisnisnya. Repotnya, kita orang-orang Kristen sendiri kerap terbawa arus ikut-ikutan "dalam bisnis Natal".
Dari Mount Elizabeth saya terus ke gereja. Dewi pulang. Kan harus tunggu anak-anak pulang sekolah. Saya ada acara Komisi Wanita. Ada acara Talk Show yang menampilkan beberapa suami sebagai narasumber. Saya dan teman jadi moderator juga. Di Kayu Putih dulu saya kerap jadi moderator acara. Tapi baru kali ini dalam sebuah acara yang singkat moderatornya dua orang:). Tapi tadi diskusinya seru juga. Hidup gitu. Narasumbernya juga oke. Pendengar juga merespon aktif.
No comments:
Post a Comment