Minggu,5 Nopember 2006 -- Hari ini khotbah tiga kali. Di GPBB dan GPO. Saya ke gereja pagi-pagi. Dewi bersama Kezia dan Karen agak siangan. Sekolah Minggu di sini memang agak siang. Dewi sekaligus ikut kebaktian kedua. Waktu naik bis tadi ada seorang ibu negur dengan ramah, “Are you a pastor?” Mungkin karena ia melihat dari pakaian saya. Terus ia cerita, ia dari juga jemaat Gereja Presbiteryan. Dari konggregasi bahasa Mandarin di mana gitu, saya lupa. Yang pasti bukan dari Bukit Batok.
Selama saya di sini, inilah sapaan ramah pertama kali saya dapat terima dari orang Singapore. Hehehe. Mungkin ciri khas kota besar atau negara maju begitu. Orang saking sibuknya dengan kerjaan. Tergesa-gesa dengan urusan masing-masing. Akibatnya seolah nggak punya waktu untuk sekadar beramah tamah dengan orang lain. Di lingkungan gereja juga kadang seperti itu tuh. Cuek gitu. Karena beda konggregasi juga sih, jadi nggak saling kenal. Mungkin ada baiknya juga dibikin acara keakraban lintas konggregasi.
Khotbah seperti biasa yang pertama agak “belepotan”. Ada saja yang “kelewat” dari yang dipersiapkan. Yang kedua dan ketiga sih “relatif” lebih siap. Selesai kebaktian dua sudah rutin kita lunch di food court seberang. Ramai-ramai. Bagusnya dekat gereja ada food court, bisa jadi sarana keakraban. Ada baiknya juga kalau di gereja tuh ada “kantin” gitu ya. Bisa jadi tempat sarana “kongkow”. Jadi sesudah kebaktian jemaat ga terus pulang. Di Bandung mungkin kayak GKI Taman Cibunut. Di sana makanannya enak-enak tuh.
Di GPO tadi sempet ada jemaat yang minta ketemu khusus. Ia tengah berobat di sini. Sekilas ia biasa saja. Ga kelihatan sakit. Tapi katanya, kanker sudah menyebar dalam tubuhnya. Kita berdoa bersama. Pulang naik bis. Sempet salah bis. Teman kasih tau bis nomor 171 lewat jalan rumah saya. Ternyata ga. Bukan ia bohong. Masalahnya ia ga tau rumah saya tepatnya dimana. Taunya nama jalannya doang :). Sampai rumah jam 7.30-an pm. Kezia dan Karen ngajak ke library. Ada buku yang harus dicari. Dewi juga sekalian mau beli susu-nya anak-anak.
Selama saya di sini, inilah sapaan ramah pertama kali saya dapat terima dari orang Singapore. Hehehe. Mungkin ciri khas kota besar atau negara maju begitu. Orang saking sibuknya dengan kerjaan. Tergesa-gesa dengan urusan masing-masing. Akibatnya seolah nggak punya waktu untuk sekadar beramah tamah dengan orang lain. Di lingkungan gereja juga kadang seperti itu tuh. Cuek gitu. Karena beda konggregasi juga sih, jadi nggak saling kenal. Mungkin ada baiknya juga dibikin acara keakraban lintas konggregasi.
Khotbah seperti biasa yang pertama agak “belepotan”. Ada saja yang “kelewat” dari yang dipersiapkan. Yang kedua dan ketiga sih “relatif” lebih siap. Selesai kebaktian dua sudah rutin kita lunch di food court seberang. Ramai-ramai. Bagusnya dekat gereja ada food court, bisa jadi sarana keakraban. Ada baiknya juga kalau di gereja tuh ada “kantin” gitu ya. Bisa jadi tempat sarana “kongkow”. Jadi sesudah kebaktian jemaat ga terus pulang. Di Bandung mungkin kayak GKI Taman Cibunut. Di sana makanannya enak-enak tuh.
Di GPO tadi sempet ada jemaat yang minta ketemu khusus. Ia tengah berobat di sini. Sekilas ia biasa saja. Ga kelihatan sakit. Tapi katanya, kanker sudah menyebar dalam tubuhnya. Kita berdoa bersama. Pulang naik bis. Sempet salah bis. Teman kasih tau bis nomor 171 lewat jalan rumah saya. Ternyata ga. Bukan ia bohong. Masalahnya ia ga tau rumah saya tepatnya dimana. Taunya nama jalannya doang :). Sampai rumah jam 7.30-an pm. Kezia dan Karen ngajak ke library. Ada buku yang harus dicari. Dewi juga sekalian mau beli susu-nya anak-anak.
No comments:
Post a Comment